
Situs Vatikan Diretas Usai 'Diamuk' Rusia Gegara Ucapan Paus

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Situs web resmi Vatikan diretas sehingga tidak bisa berfungsi. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh pihak Takhta Suci.
"Penyelidikan teknis sedang berlangsung karena upaya abnormal untuk mengakses situs tersebut," kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni, tanpa memberikan informasi lebih lanjut, dikutip Reuters, Kamis (1/12/2022).
Adapun, peretasan tersebut terjadi sehari setelah Rusia marah atas pernyataan Paus Fransiskus yang dianggap rasis.
Rusia mengecam deskripsi Paus Fransiskus tentang Chechnya dan Buryat dan menyebutnya sebagai penyimpangan. Kecaman muncul setelah kepala Gereja Katolik Roma itu melakukan wawancara dengan majalah bulanan Kristen, America.
"Orang-orang Chechen, Buryat, dan lainnya yang berasal dari Rusia tetapi bukan dari tradisi Rusia bertindak dengan kekejaman di Ukraina," kata Paus dalam wawancara yang diterbitkan Senin (28/11/2022), dikutip Russia Today.
"Orang-orang Ukraina sedang mati syahid," tambah Paus. "Umumnya, yang paling kejam mungkin adalah mereka yang berasal dari Rusia tetapi bukan dari tradisi Rusia, seperti Chechen, Buryati, dan seterusnya. Pastinya yang menginvasi adalah negara Rusia. Ini sangat jelas."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kata-kata seperti itu disebut sebagai phobia terhadap negaranya. Berbicara di meja bundar di Senat Rusia pada Senin, Zakharova menyebut komentar yang dibuat oleh Paus Francis di luar batas.
"Kami adalah satu keluarga dengan Buryat, Chechnya, dan perwakilan lain dari negara multinasional dan multi-agama kami," tambah Zakharova. "Dan bersama-sama kita pasti akan berdoa untuk Takhta Suci, masing-masing dengan cara mereka sendiri - berharap mereka bebas dari pencobaan."
Chechen yang mayoritas muslim tinggal di Pegunungan Kaukasus, sedangkan Buryat yang umumnya beragama Buddha adalah penduduk asli Siberia Tenggara. Menurut Zakharova, propaganda yang datang dari pemerintah di Kyiv menggambarkan orang Ukraina sebagai Slavia sejati yang diancam oleh gerombolan Rusia Asiatik.
"Mendengar Paus menuduh kekejaman Chechen dan Buryat yang melindungi warga sipil Donbas adalah aneh," kata kepala Buryatia Alexey Tsidenov tentang wawancara Paus.
(luc/luc) Next Article Paus Fransiskus Dukung Perempuan Jadi Pejabat Vatikan
