
Putin Sadis, Rusia Kirim Malapetaka ke Kota Ini sampai Habis

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Serangan Rusia masih terus terjadi di Ukraina. Terbaru, serangan dilaporkan menggempur kota Bakhmut di Ukraina timur dan membuatnya menjadi "reruntuhan yang terbakar".
Hal ini dikatakan Presiden Volodymyr Zelensky akhir pekan kemarin. Ia menerangkan saat menjelaskan bagaimana situasi di Ukraina "tetap sangat sulit" terutama di beberapa kota garis depan provinsi, terutama Donetsk dan Luhansk.
"Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna," katanya dikutip dari Al-Jazeera, Senin (11/12/2022).
"Untuk waktu yang lama, tidak ada tempat tinggal tersisa di tanah di daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api, "tambahnya seraya menyebut kota-kota masihdi bawah serangan Rusia yang berkelanjutan.
Ia pun kemudian spesifik menyebut Bakhmut. Menegaskan bagaimana Bakhmut kini benar-benar hancur.
"Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lain yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar," tegasnya.
Sementara itu, Zelenskyy juga mengatakan bagaimana lebih dari 1,5 juta orang kini hidup tanpa listrik di kota Odesa, Ukraina selatan. Ini terjadi setelah serangan drone di malam hari oleh Rusia.
"Setelah serangan malam oleh drone Iran, Odesa dan kota-kota lain serta desa-desa di kawasan itu berada dalam kegelapan," kata Zelenskyy.
"Sampai sekarang, lebih dari satu setengah juta orang di wilayah Odesa tanpa listrik," ujarnya.
Hal sama juga dikatakan juru bicara Staf Umum Ukraina, Oleksandr Shtupun. Ia mengatakan pertempuran paling aktif terjadi di distrik Bakhmut, di mana lebih dari 20 tempat berpenduduk berada di bawah tembakan Rusia.
Rusia telah menghantam Bakhmut dengan roket selama lebih dari setengah tahun. Tetapi beberapa analis mempertanyakan logika strategis Rusia dalam pengejaran tanpa henti untuk merebut Bakhmut dan daerah sekitarnya yang juga mengalami serangan hebat dalam beberapa minggu terakhir, di mana para pejabat Ukraina melaporkan bahwa beberapa penduduk yang tinggal di daerah itu tinggal di ruang bawah tanah.
"Biaya yang terkait dengan pertempuran brutal, 'penggilingan', dan gesekan selama enam bulan di sekitar Bakhmut jauh lebih besar daripada keuntungan operasional apa pun yang dapat diperoleh Rusia dari mengambil Bakhmut," ujar Institute for the Study of War, sebuah wadah pemikir di Washington, Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, sekitar 20 serangan udara dan lebih dari 60 serangan roket menghantam sasaran di seluruh Ukraina antara Jumat dan Sabtu. Wakil kepala kantor Zelenskyy, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan dua warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka dalam serandan puluhan mortir, roket, dan artileri pada hari sebelumnya.
"Daerah perumahan, rumah sakit, pertokoan, gudang dan infrastruktur penting di wilayah Kherson rusak," katanya.
(sef/sef) Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri