²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

AS-Jepang Punya Sekutu Baru untuk Gebuk Ekonomi China, Siapa?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
30 January 2023 10:10
FILE PHOTO: Netherlands' Prime Minister Mark Rutte attends a joint news conference with Greek Prime Minister Kyriakos Mitsotakis at the Maximos Mansion, in Athens, Greece, November 9, 2021. REUTERS/Louiza Vradi/File Photo
Foto: Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte (REUTERS/Louiza Vradi)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Amerika Serikat (AS) akan mendapatkan sekutu untuk membatasi China kepada akses komponen yang digunakan untuk membuat chip komputer canggih. Hal ini diungkapkan oleh seorang sumber kepada Bloomberg yang dikutip Associated Press, Minggu (29/1/2023).

Sebelumnya, Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden Oktober memberlakukan kontrol ekspor untuk membatasi kemampuan China mengakses chip canggih. Menurut Washington, Beijing dapat menggunakan teknologi untuk membuat senjata, melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatkan kecepatan dan akurasi logistik militernya.

Serupa dengan AS, Jepang pada pertengahan bulan ini dikabarkan telah menjadi negara yang akan menjatuhkan kebijakan serupa terhadap China. Seorang analis industri mengatakan kepada Reuters bahwa strategi chip Tokyo bergerak sesuai dengan apa yang diinginkan Washington.

Terkait informasi tersebut, seorang sumber memaparkan bahwa Jepang akan secara resmi mengikuti ban ekspor chip ke China itu. Selain Jepang, Belanda juga akan menjatuhkan kebijakan serupa.

Adapun, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada Jumat bahwa pejabat Belanda dan Jepang berada di Washington untuk pembicaraan yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan. Mereka disebutkan berdiskusi terkait keamanan dan isu Ukraina.

"Kami bersyukur mereka bisa datang ke Washington DC untuk pembicaraan ini," kata Kirby.

Meski begitu, belum ada kesepakatan tentang kontrol ekspor yang lebih ketat pada teknologi semikonduktor. Bulan ini sebenarnya Biden telah bertemu secara terpisah dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte untuk mendorong kontrol ekspor yang lebih ketat.

Dalam konferensi pers minggu lalu, Rutte ditanya tentang pembicaraan tersebut dan mengatakan bahwa diskusi itu melibatkan "materi yang sangat sensitif, teknologi berkualitas tinggi yang menurut pemerintah Belanda perlu dikomunikasikan dengan sangat hati-hati dan dengan cara yang sangat terbatas."

ASML, perusahaan chip yang berbasis di Belanda, mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka tidak mengetahui detail apa pun tentang perjanjian tersebut atau bagaimana hal itu akan mempengaruhi bisnis ASML.

Sementara itu, menanggapi kebijakan ini, China mengaku kecewa dan memperingatkan pembatasan perdagangan itu akan mengganggu rantai pasokan dan pemulihan ekonomi global.

"Kami berharap negara-negara terkait akan melakukan hal yang benar dan bekerja sama untuk menegakkan rezim perdagangan multilateral dan menjaga stabilitas rantai industri dan pasokan global," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin awal bulan ini.

"Ini juga akan berfungsi untuk melindungi kepentingan jangka panjang mereka sendiri."


(luc/luc) Next Article Ikuti AS, Jepang Siap Batasi Ekspor Chip ke China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular