
Panas! Xi Jinping Warning Putin, Ada Apa China-Rusia?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden China Xi Jinping tiba-tiba memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini terjadi Maret lalu, sebagaimana dimuat Financial Times (FT), mengutip ²©²ÊÍøÕ¾ International, Kamis (6/7/2023).
Xi mewanti-wanti sekutunya itu agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Sumber laporan mengutip pejabat China dan Barat.
"Pejabat China secara pribadi memuji Kremlin yang mundur dari ancaman terselubung kekuatan nuklir yang diungkapkan sebelumnya dalam konflik," kata sumber tersebut.
Secara rinci, dikatakan bagaimana Xi me-warning Putin secara pribadi saat tatap muka, selama kunjungannya ke Moskow tiga bulan lalu. Seorang pejabat penasihat senior pemerintah China menyebut, menghalangi Putin menggunakan senjata nuklir telah jadi "kampanye China".
"China dipuji karena mengirim pesan di setiap tingkatan," ujar pejabat senior pemerintah AS sebagaimana ditulis FT.
Belum ada komentar China terkait pemberitaan ini. Rusia pun belum bersuara.
Perang Rusia ke Ukraina membuat Moskow diasingkan Barat dari hubungan dan ekonomi global. Namun China tetap menjadi sekutu dekat selama ini dengan menahan diri mengkritik kebijakan Kremlin.
Di 2022, perdagangan bilateral China dengan Rusia mencapai rekor US$190 miliar. Tirai Bambu menggenjot pembelian energi Rusia dan memungkinkannya mengimpor teknologi penting termasuk microchip.
Serangan ke PLTN Nuklir Terbesar Eropa
Sementara itu, Rusia dan Ukraina saling tuduh soal rencana serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar Eropa, Zaporizhzhia, yang kini dikuasai Moskow. PLTN ini telah lama menjadi bahan tudingan dan kecurigaan kedua negara.
Selasa waktu setempat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut telah memberitahu Pemimpin Prancis Emmanuel Macron tentang provokasi berbahaya Rusia di PLTN yang berada di tenggara Ukraina. Dia juga mengatakan dirinya dan Macron telah setuju menjaga situasi di bawah kendali maksimum bersama dengan badan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Pasukan pendudukan (Rusia) sedang mempersiapkan provokasi berbahaya di Zaporizhzhia (pabrik nuklir)," cuitnya, seperti dikutip Reuters.
Rusia juga menuduh Ukraina melakukan hal yang sama. Penasihat kepala Rosenergoatom, Renat Karchaa, yang mengoperasikan jaringan nuklir Rusia, mengatakan Kyiv berencana untuk menjatuhkan amunisi yang dicampur dengan limbah nuklir yang diangkut dari salah satu dari lima stasiun nuklir Ukraina di pabrik itu.
"Di bawah kegelapan malam pada 5 Juli, militer Ukraina akan mencoba menyerang stasiun Zaporizhzhia menggunakan peralatan presisi jarak jauh dan drone serangan kamikaze," kata kantor berita Rusia mengutip Karchaa.
Karchaa tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya. Zelensky dan militer Ukraina pun juga tidak memberikan bukti atas pernyataan mereka.
(sef/sef) Next Article China Atur Kunjungan ke Rusia Bawa Misi Damai
