
Produksi Minyak RI Makin Anjlok di Semester I 2023

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produksi terangkut (lifting) minyak dan gas RI pada semester I 2023 masih jauh dari target yang telah ditentukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Lifting minyak pada Semester I 2023 tercatat baru mencapai 615,5 ribu barel per hari (bph), atau 93% dari target dalam APBN 2023 yang sebesar 660 ribu bph.
Begitu juga dengan realisasi salur gas pada Semester I 2023 baru sebesar 5.308 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 86% dari target dalam APBN 2023 sebesar 6.160 MMSCFD.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf.
Nanang mengatakan, masih lebih rendahnya realisasi lifting minyak dan gas bumi pada semester I karena beberapa faktor, seperti adanya penghentian operasi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown), adanya penundaan pengeboran, dan lainnya.
"Ini PR bagi kami untuk akselerasi mencapai 100% dari sisi salur gas tahun ini 6.160 MMSCFD, target Semester I 5.322 MMSCFD, tapi realisasi Semester I 5.308 MMSCFD. Dibandingkan tahun lalu year on year 99,7%, dibandingkan target Semester I tahun ini juga 99,7%, kurang sedikit. Ini beberapa kaitannya dengan shut down," tuturnya dalam konferensi pers terkait 'Kinerja Industri Hulu Migas Semester I Tahun 2023', Selasa (18/07/2023).
Begitu juga dengan rasio penggantian cadangan (Reserves Replacement Ratio/ RRR) di mana pada Semester I 2023 ini baru mencapai 52,9% dari target harusnya sebesar 100%.
Adapun besaran realisasi biaya yang dikembalikan negara kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada Semester I 2023 sudah sebesar US$ 3,07 miliar atau 37% dari target tahun ini sebesar US$ 8,25 miliar.
(wia) Next Article Gawat Bu Sri Mulyani, Penerimaan Migas Tahun Ini Meleset!