
Bunga Kredit Bank Tinggi, OJK Mau Atur Lewat Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) industri perbankan kian menggemuk, bahkan di tengah era suku bunga tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM bank per Juni 2023 berada di level 4,80%, naik dari sebulan sebelumnya dan sepanjang tahun ini.
Menyikapi hal ini, otoritas mengatakan akan terus mendorong upaya digitalisasi di sektor perbankan dalam memperluas jangkauan layanannya kepada Masyarakat. Sehingga suku bunga kredit menjadi lebih kompetitif melalui mekanisme pasar.
Di sisi lain, pemanfaatan data yang antara lain dapat bersumber dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai upaya untuk mengurangi asimetris informasi antara bank kepada debitur.
"Sesuai dengan amanat UU P2SK, OJK sedang mengkaji dan menerbitkan kebijakan yang mendorong transparansi informasi terkait suku bunga kredit oleh perbankan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (7/8/2023).
Ia menjelaskan prinsip-prinsip yang akan diatur dalam kebijakan itu, antara lain komponen dasar pembentuk suku bunga dan aspek transparansi ke publik terkait suku bunga dasar kredit. Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengendalikan NIM perbankan saat ini.
Sebagai catatan, NIMÂ digunakan untuk mengukur perbedaan antara pendapatan bunga yang diterima bank dari kredit yang disalurkan dan bunga yang dibayarkan kepada nasabah yang menyimpan uang di bank.
NIM juga menjadi indikator untuk menakar tingkat profitabilitas bank. Umumnya, NIM yang lebar mengindikasikan kemampuan bank mencetak laba juga tinggi.
Adapun NIMÂ yang lebar juga menjadi indikasi bahwa suku bunga kredit terpaut jauh dengan suku bunga deposito.Â
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada awal tahun ini juga sempat menyoroti tingkat NIMÂ perbankan di Tanah Air yang dinilai kelewat tinggi.
Strategi Perbankan
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA mencatatkan kenaikan NIM pada level 5,6% per semester I-2023. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan peningkatan volume kredit dan pergerakan suku bunga pasar.
"Komposisi aktiva produktif BCA bergeser ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Secara kuartalan (QoQ) NIM turun tipis seiring dengan sedikit lebih tingginya cost of funds, namun tetap di kisaran yang masih relatif terjaga," ujarnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, beberapa waktu lalu.
Sementara untuk tingkat suku bunga kredit, BCAÂ mengaku secara umum belum menaikkan suku bunga.
Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatat kenaikan NIM menjadi 4,61% per semester I-2023. Presiden Direktur BNGA Lani Darmawan menyebut bila dibandingkan secara tahunan, angka tersebut naik dikarenakan rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang lebih tinggi, serta naiknya porsi pinjaman dengan imbal balik yang lebih tinggi.
Lani menyampaikan bahwa corporate guidance CIMB Niaga terhadap NIMÂ sekitar 4,6%Â hingga 4,8%.
"Jadi relatif tidak akan bergerak terlalu jauh," ujarnya saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾ baru-baru ini.
Kemudian PT Bank Permata Tbk. (BNLI) atau PermataBank mencatatkan NIM pada level sekitar 4%, tidak jauh dari tahun 2022 lalu. Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli mengatakan proyeksi NIM bank pada tahun 2023 mempertimbangkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 5,75% sampai dengan akhir tahun 2023.
"Di mana diperkirakan dampak kenaikan beban bunga deposit dan persaingan suku bunga kredit akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2023 yang akan menyebabkan tekanan marjin suku bunga dan berdampak pada penurunan NIM," ujarnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ belum lama ini.
Maka dari itu, Meliza memaparkan upaya PermataBank untuk mendorong pertumbuhan NIM, yakni dengan peningkatan imbal hasil atas aset produktif dan meningkatkan komposisi pembiayaan berimbal hasil tinggi.
Kemudian, optimalisasi biaya CASA untuk menjaga biaya dana tetap efisien dan memastikan kelangsungan sumber dana yang stabil sesuai dengan strategi bank.
Adapun Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Bank Sentral kemudian menahan level BI Rate hingga rapat terakhir Juli 2023.
(mkh/mkh) Next Article Suku Bunga Naik & Dolar Perkasa, Pengusaha Respons Begini