
Sanksi ke Rusia Jadi Bumerang, Industri Jerman Kian Merana

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia menjadi senjata makan tuan. Pasalnya, balasan yang dijatuhkan Moskow kepada Benua Biru membuat industri di wilayah itu merana.
Salah satu negara yang terkena dampak balasan Putin adalah Jerman. Sanksi terhadap Rusia mendorong pelemahan dalam industri Jerman, membuat salah satu negara paling kuat di UE rentan terhadap kenaikan harga energi dan inflasi yang tinggi.
"Jerman berada di jalur kejatuhan ekonomi dan deindustrialisasi yang stabil sebagai akibat dari kebijakan dan sanksi anti-Rusia Eropa," kata anggota parlemen Jerman Uwe Schulz, anggota partai sayap kanan AfD, dikutip dari Al Mayadeen, Rabu (16/8/2023).
Schulz menambahkan bahwa langkah-langkah hukuman terhadap Rusia telah gagal dan justru memukul perekonomian Jerman. Ini menurutnya berdampak pada posisi Rusia yang naik ke peringkat kelima ekonomi dunia, menggusur negaranya.
"Sanksi terhadap Rusia dan langkah-langkah ekonomi oleh Koalisi Lampu Lalu Lintas yang berkuasa (Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas) mengarahkan Jerman dan aktivitas ekonominya langsung ke de-industrialisasi."
Adapun Rusia berada di peringkat lima besar ekonomi terbesar dunia pada akhir 2022. Negara itu melampaui semua rekan Eropanya dalam hal paritas daya beli (PPP).
Sementara itu, Presiden Ifo Institute, Clemens Fuest, mengatakan situasi ekonomi Jerman semakin gelap. Lembaganya memprediksi PDB Jerman akan turun lagi selama kuartal saat ini.
Pada bulan Juni, zona euro secara resmi mengumumkan telah memasuki resesi. Di antara faktor utama krisis keuangan ini adalah penurunan ekonomi terbesar blok tersebut, di atasnya adalah Jerman.
Menyusul peristiwa ini, data resmi yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa output industri Jerman mengalami penurunan signifikan di bulan Juni. Kelas berat industri penting Jerman, sektor otomotif, mengalami penurunan signifikan sebesar 3,5%.
Kementerian Ekonomi Jerman memperingatkan pandangan pesimistis untuk ekonomi menghubungkan kemerosotan harga energi melonjak dan suku bunga tinggi yang telah berdampak negatif terhadap berbagai sektor industri.
Lebih lanjut, perkiraan yang mengerikan tentang ekonomi Jerman juga disampaikan kepala Federasi Asosiasi Pengusaha Jerman di Industri Teknik Logam dan Listrik (Gesamtmetall), Stefan Wolf. Ia mengatakan awal pekan ini bahwa produk Jerman tidak lagi kompetitif di pasar.
"(Jerman) telah menjadi orang sakit Eropa," tambahnya.
Ungkapan "orang sakit Eropa" digunakan oleh pers pada akhir 1990-an untuk menggambarkan keadaan ekonomi Jerman yang mengerikan. Saat itu, Jerman terjebak dalam utang besar dan menghadapi biaya tinggi untuk membangun kembali industri produksinya yang rapuh.
(luc/luc) Next Article Eropa Makin Beringas, Siap Hukum Negara 'Pembantu' Rusia
