²©²ÊÍøÕ¾

RI Berpotensi Gagal Jadi Negara Maju, Ini Jawaban Bappenas!

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
20 November 2023 14:59
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam acara Indonesia Emas 2045, Kamis (15/6/2023). (Tangkapan layar Youtube  Bappenas RI)
Foto: Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam acara Indonesia Emas 2045, Kamis (15/6/2023). (Tangkapan layar Youtube Bappenas RI)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa merespons kajian LPEM FEB UI yang mengungkapkan Indonesia berpotensi besar gagal menjadi negara maju pada 2045.

Suharso mengatakan, sudah membaca kajian LPEM FEB UI itu yang tertuang dalam white paper berjudul Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029. Menurutnya, kajian itu bisa saja betul terjadi jika ekonomi bergerak linear atau gitu-gitu saja.

"Dengan perhitungan sederhana saja menggunakan rule of thumb angka 72 kalah kita mau dua kali lipat dari sekarang saja kalau mau tumbuh lebih 5% berapa lama dan seterusnya," kata Suharso dalam acara peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2023).

"Dan ya memang kalau disederhanakan begitu saya sedikit percaya mengenai kemungkinan kita akan belum akan mencapai masuk di high economy pada 2045, kalau pertumbuhannya seperti ini," ungkap Suharso.

Suharso mengakui, permasalahan berat untuk merealisasikan Indonesia Emas 2045, atau menjadi negara maju pada 100 tahun kemerdekaan adalah pertumbuhan ekonomi yang stagnan di level 5%, padahal untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap pada 2045 atau lebih cepat harus tumbuh di level 6% ke atas.

Permasalahan utamanya, menurut dia adalah Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau biaya modal untuk menghasilkan satu unit output ekonomi masih terlalu tinggi, yakni di level 6,25. Maka, ke depan, ia menekankan, ICOR itu harus dilaksanakan dengan mengembalikan desain pembangunan sesuai RPJPN 2025-2045.

"ICOR kita yang relatif sangat tinggi. Kalau itu bisa ditekan saja maka dengan rasio investasi kita sekarang sebenarnya kita bisa terbang tumbuh di atas 5%, bisa sampai 6%," ujarnya.

Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebut Indonesia memiliki potensi gagal menjadi negara maju pada 2045 jika perekonomiannya tetap tumbuh di kisaran 5%.

Potensi itu diungkapkan dalam White Paper bertajuk Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029. Dalam White Paper tersebut terungkap bahwa Indonesia belum memenuhi syarat cukup dan syarat perlu untuk menuju negara berpendapatan tinggi layaknya China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brazil, ketika mereka pertama kali masuk dalam kelompok negara berpendapatan tinggi.

LPEM FEB UI mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan dan tak pernah jauh di atas level kisaran 5%, pertumbuhan kredit per tahun pun tak pernah tembus 15%, rasio pajak terhadap PDB tak pernah melampaui 11% dan bahkan hanya 9,9% satu dekade terakhir, hingga kontribusi industri terhadap PDB yang terus merosot hingga kini di level 18% dan kemiskinan ekstrem yang persisten di level 1,7%.

Teguh Dartanto, Dekan FEB UI, yang menjadi salah satu penulis dalam white paper tersebut, dalam bab Menavigasi Jalan Indonesia Menuju 2045: Kesetaraan dan Mobilitas Ekonomi mengatakan, dibandingkan pemerintah Indonesia, termasuk para calon presiden dan calon wakil presiden ke depan fokus pada obsesi menjadi negara berpendapatan tinggi, sebaiknya fokus mengentaskan kemiskinan, menurunkan ketimpangan dan, membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif.

"Saya rasa ini catatan-catatan yang sangat kritis, apakah mimpi itu realistis atau bukan, atau kita perlu berpikir ulang Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas 2045," kata Teguh saat memberikan pidato kunci dalam acara peluncuran White Paper tersebut, Jumat (27/10/2023).

Kepala LPEM Chaikal Nuryakin menambahkan, kondisi perekonomian Indonesia yang terbilang stagnan itu seperti menandakan bahwa jalan Indonesia menuju 2045 saat ini seperti tengah membentur atap kaca di mana pun melangkah. Ia pun mengingatkan pentingnya strategi cadangan untuk menavigasi perekonomian Indonesia jika gagal menjadi negara maju 2045. "Kira-kira kalau tidak jadi negara maju apa yang harus kita lakukan?" ucap Chaikal dalam kesempatan yang sama.


(mij/mij) Next Article Syarat RI Jadi Negara Maju: Kantong Rakyat Harus Berisi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular