
Geger Skandal Properti Guncang Vietnam, Nilainya 3% PDB

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Vietnam geger. Skandal properti bernilai fantastis muncul di negeri itu.
Hal ini terkait perusahaan properti besar Van Thinh Phat. Di mana ketua pengembang properti itu, Truong My Lan, akan diadili di Pengadilan Rakyat Kota Ho Chi Min atas tuduhan menggelapkan US$12,5 miliar (sekitar Rp 193 triliun).
Mengutip AFP, Lan dituntut karena penggelapan, penyuapan, dan pelanggaran peraturan perbankan. Ia menggunakan dana dari bank "untuk tujuan pribadi" bersama kaki tangannya.
Lan dituduh membuat permohonan pinjaman palsu untuk menarik uang dari Saigon Commercial Bank. Ia sendiri memegang lebih dari 90% saham bank tersebut, menurut situs web pemerintah.
"Dari 9 Februari 2018 hingga 7 Oktober 2022, Truong My Lan memberi perintah untuk menyiapkan 916 permohonan pinjaman palsu, dan mengalokasikan lebih dari 304 triliun dong (US$12,5 miliar) dari SCB," muat media Prancis itu, Senin (18/12/2023).
Bukan hanya Lan, sebanyak 85 orang lainnya, juga akan diadili di pengadilan di Kota Ho Chi Minh. Salah satunya mantan pejabat di Bank Negara Vietnam yang menerima suap US$5,2 juta,
Perlu diketahui Van Thinh Phat didirikan pada tahun 1992. Perusahaan memiliki hotel kelas atas, restoran dan apartemen mewah, dan juga berinvestasi di bidang jasa keuangan.
Nilai dugaan perampasan aset yang dilakukan Lan setara dengan sekitar tiga persen total PDB Vietnam pada tahun 2022. Vietnam telah menyaksikan tindakan keras pemerintah terhadap pejabat korup dan anggota elit bisnis negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Pengungkapan kasus Lan, didorong kebijakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong, yang bulan lalu yang menuntut "pembersihan" dilakukan. Ia meminta itu dilaksanakan ebih cepat dan dengan cara yang lebih efisien.
Sebelumnya, lebih dari 3.500 orang telah didakwa dalam lebih dari 1.300 kasus korupsi sejak tahun 2021.
Pada bulan November, jaksa mengumumkan dakwaan terhadap Truong Quy Thanh, pimpinan Tan Hiep Phat Group, yang membuat beberapa minuman ringan paling populer di negara itu, karena mengalokasikan US$31,5 juta bersama kedua putrinya.
Do Anh Dung, ketua pengembang properti Tan Hoang Minh Group, akan dituntut karena memperoleh US$355 juta secara ilegal dalam penjualan obligasi kepada lebih dari 6.500 investor.
(sef/sef) Next Article Video: Jaga Pasokan, RI Siap Tambah Impor Beras 1 Juta Ton