
Kenang Jonggol, Calon Ibu Kota yang Batal Usai Soeharto Turun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾-Dua dekade sebelum Presiden Joko Widodo melontarkan ide memindahkan Ibu Kota, Presiden Soeharto lebih dulu punya ide serupa. Bukan Kalimantan, Soeharto pernah berencana memindahkan ibu kota RI dari Jakarta ke Jonggol, sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebelum benar-benar dipindahkan, penguasa era Orde Baru itu ingin membuat Jonggol menjadi kota terlebih dahulu. Caranya, dengan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 1/1997 tertanggal 15 Januari 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri.
Melalui Kepres itu, Soeharto ingin menyulap Jonggol menjadi kawasan metropolitan dengan menyiapkan daerah pemukiman, industri, kawasan perdagangan, kawasan pendidikan, pusat kota dan pemerintahan. Di sekitarnya akan ada kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, waduk dan bendungan.
Tim Pengarah Pengembangan dan Badan Pengendali Kawasan Jonggol dibentuk untuk melaksanakan rencana ini. Pemerintah Provinsi Jawa barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor akan dilibatkan untuk membangun kawasan Kota Mandiri.
Jonggol dekat dengan kawasan Jabotabek yang sudah sangat berkembang pada masa Orde Baru. Daerah Jonggol bisa diakses dari Jakarta lewat jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi). Beberapa perumahan sudah muncul di sekitar Cibubur kala itu.
Pembangunan kawasan seluas 30 hektar tersebut akan diserahkan kepada pihak swasta. Pihak swasta yang kemudian digandeng adalah PT Bukit Jonggol Asri, yang terkait dengan Bambang Trihatmodjo, anak ketiga daripada Presiden Soeharto.
"Di proyek Bukit Jonggol Asri City Mandiri, ada keterlibatan putra presiden dan kehadiran satu perusahaan milik Grup Salim yang bertindak sebagai salah satu pemegang saham," tulis Haryo Winarso dan An An Kartiwa dalam buku Perjuangan Keadilan Agraria (2019:152).
Ribuan hektar tanah di sana tidak memakai izin lokasi berkat rekomendasi Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional pada 1998. Hingga 1997, PT Bukit Jonggol Asri telah berhasil menempati areal seluas 12.818 hektar dengan rincian 8.918 hektar hutan, 2.100 hektar perkebunan, dan 1.800 hektar lahan rakyat di Bogor.
Pengembang kawakan macam Ciputra sempat hanyut dalam riuh wacana pindah ibu kota dua dekade lalu. Direktur Independen Ciputra Development, Tulus Santoso Brotosiswojo mengakui bahwa perseroan membeli tanah di Jonggol dalam rangka persiapan ibu kota pindah. Namun, karena ibu kota batal pindah ke Jonggol, kini lahan tersebut jadi proyek perumahan menengah bawah Citra Indah, yang lokasinya di Jalan Raya Jonggol.
Ketika proyek pindah ibu kota mulai berjalan krisis moneter menghantam Indonesia pada 1997. Krisis diikuti oleh gerakan reformasi yang akhirnya mendepak Soeharto dari kursi Presiden. Rencana menjadikan Jonggol sebagai ibu kota kandas bersamaan dengan bergantinya kekuasaan di Indonesia.
(mij/mij) Next Article Jonggol Hampir Jadi Ibu Kota, Pengusaha Besar Sampai Tertipu