
Menteri Era SBY Sebut Subsidi Mobil Listrik Tak Tepat, Ini Alasannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2009-2011 Darwin Zahedy Saleh menyebut program pemerintah terkait pemberian bantuan subsidi untuk pembelian mobil listrik tidak tepat.
Darwin menilai, skema pemberian subsidi untuk pembelian kendaraan listrik perlu dilakukan secara hati-hati supaya tepat sasaran. Apalagi, pengguna dari mobil listrik sendiri rata-rata berasal dari keluarga menengah ke atas.
"Yang pantas diberi subsidi adalah mereka yang menurut UU energi kita itu adalah mereka yang kaum duafa dan bagi mereka yang membeli kendaraan listrik itu jelas mereka dengan pendapatan menengah ke atas," kata dia dalam acara Energy Corner ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (13/2/2024).
Sementara, 85% atau mayoritas dari penduduk Indonesia saat ini adalah penduduk berpendapatan menengah ke bawah. Karena itu, pemberian subsidi untuk pembelian mobil listrik menurutnya menjadi program yang salah arah.
Alih-alih memberikan bantuan berupa subsidi untuk pembelian mobil listrik, ia lebih sepakat pemerintah memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik roda 2. Meskipun, lanjutnya, dalam implementasinya juga tidak mudah membuat masyarakat beralih dari motor berbahan bakar BBM ke motor listrik.
"Sebaliknya buat subsidi motor listrik itu boleh jadi tepat, tetapi tidak mudah sehingga tidak efektif untuk bisa punya pengaruh signifikan dalam penurunan emisi karbon. Saya kira kebijakan insentif ke arah sana dalam rangka itu tidak tepat," kata dia.
Dia pun menilai, jika tujuan pemerintah menggencarkan kendaraan listrik untuk menekan emisi, maka cara yang lebih tepat seharusnya yaitu menggalakkan penggunaan transportasi publik.
"Jadi mestinya kalau ingin menekan emisi karbon dari sisi transportasinya, kebijakan transportasinya yang harus digarisbawahi arahnya apa itu, khususnya ke transportasi massa," ucapnya.
"Jadi saya kira ini keprihatinan kita bersama untuk menekan emisi karbon," imbuhnya.
(wia) Next Article Thailand Mau Pangkas Subsidi Mobil Listrik, RI Perlu Tiru?
