²©²ÊÍøÕ¾

Jokowi Ungkap Alasan RI Masih Jauh dari Resesi

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
29 February 2024 10:12
Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam Rapat Pimpinan TNI-POLRI pada Rabu, (28/2/2024). (Tangkapan Layar Youtube Kemnhan RI)
Foto: Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam Rapat Pimpinan TNI-POLRI pada Rabu, (28/2/2024). (Tangkapan Layar Youtube Kemnhan RI)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakini Indonesia jauh dari jurang resesi ekonomi yang telah memakan korban, yakni Jepang dan Inggris. Hal ini terukur dari persentase kemungkinan resesi.

Menurut Jokowi, presentasi Indonesia mengalami resesi terbilang rendah, yakni hanya 1,5%. Sayangnya, Jokowi tidak mengungkapkan dari mana data tersebut diambil.

Sementara itu, negara-negara maju lainnya, seperti Jerman, Amerika Serikat dan Uni Eropa memiliki probablitas yang lebih tinggi.

"Inggris dan Jepang sudah masuk resesi dan probabilitas resesi melanda negara-negara besar. Jerman (probabilitas) 72%, kemungkinan bisa masuk resesi. Uni Eropa 60%, Amerika Serikat (AS) 40%," ungkap Jokowi dalam Rapat Pimpinan TNI/Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dikutip Kamis (29/2/2024).

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki probabilitas terjadi krisis hanya sebesar 1,5%. Jokowi meminta semua pihak untuk bersyukur dan menjaga kondisi ekonomi Indonesia.

"Kita patut syukuri Indonesia masih di angka 1,5%. Ini harus terus kita jaga," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan tren kondisi perekonomian Indonesia pada 2024 yang berbeda dibandingkan negara lain.

Menurut Sri Mulyani, kinerja perekonomian Indonesia dan APBN yang masih menunjukkan tren positif. Indonesia terbukti mampu tumbuh di atas 5% pada 2023, yakni tepatnya 5,05%.

Pada Januari 2024, pendapatan negara sudah terkumpul Rp215,5 triliun atau 7,7 persen target, belanja negara Rp184,2 triliun atau 5,5 persen pagu, dan APBN masih surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, pada bulan yang sama, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terjaga di 125; Mandiri Spending Index (MSI) 40,0; Indeks Penjualan Riil (IPR) 3,7 persen yoy; dan PMI Manufaktur Indonesia konsisten ekspansi selama 29 bulan berturut-turut.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan lembaganya memproyeksikan ekonomi Indonesia memang akan mengalami pelambatan di 2024. Namun, pelambatan itu akan sangat kecil. Dia menyebut pertumbuhan ekonomi RI diproyeksikan mencapai 4,9% pada 2024.

"Kami memproyeksikan terjadi pelambatan yang sangat-sangat kecil dari 5% menjadi 4,9%," kata Satu di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa, (27/2/2024).

Satu mengatakan proyeksi World Bank itu masih sangat awal dan mungkin berubah. Menurut dia, lembaganya melihat kemungkinan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi di tahun ini.


(haa/haa) Next Article Jepang & Inggris Resesi, Jokowi Siapkan Rencana 'Antisipasi Krisis'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular