²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

'Perang Dagang' Baru AS-China Mulai di WTO, Kenapa Xi Jinping-Biden?

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
27 March 2024 16:30
US President Joe Biden (R) and China's President Xi Jinping (L) meet on the sidelines of the G20 Summit in Nusa Dua on the Indonesian resort island of Bali on November 14, 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Foto: Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden (AFP/SAUL LOEB)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - "Perang dagang" baru dimulai antara Amerika Serikat (AS) dan China di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pemerintah Beijing diketahui memulai proses gugatan terkait perlakuan diskriminatif Washington ke WTO, Selasa waktu setempat.

Gugatan ini terkait subsidi ke mobil listrik. Ini merujuk Undang-Undang Pengurangan Inflasi 2022 AS.



Di mana pembeli mobil AS tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak jika komponen baterai tertentu dibuat oleh pabrikan China, Rusia, Korea Utara (Korut) atau Iran. Pinjaman ini mulai dari US$3.750 (Rp59,4 juta) hingga US$7.500 (Rp118,9 juta)

"Kebijakan tersebut berkedok sebagai respons terhadap perubahan iklim," menurut Misi Tetap China di WTO, Rabu (27/3/2024).

"Namun pada kenyataannya bergantung pada pembelian dan penggunaan barang dari Amerika Serikat, atau diimpor dari wilayah tertentu," tambahnya.

Juru bicara Kementerian Perdagangan China juga mempertegas itu. Beijing mendesak Washington untuk segera memperbaiki kebijakan industrinya, yang disebut diskriminatif.

Dalam pernyataan online, Kementerian Perdagangan mengatakan pembatasan subsidi itu tak hanya berdampak ke produk China tetapi juga rantai pasokan global. Termasuk persaingan sehat di pasar kendaraan listrik.

Diketahui China melampaui Jepang pada awal tahun ini sebagai eksportir kendaraan terkemuka. Data biro bea cukai menunjukkan pada tahun 2023, pihaknya mengekspor 5,22 juta mobil, sekitar sepertiganya adalah kendaraan listrik.

Sebelumnya, UU AS tersebut berlaku pada 1 Januari ini. UU itu hanya membuat 13 dari lebih dari 50 kendaraan listrik yang dijual di AS memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak.

Menurut The Associated Press, ini berdampak ke para pembuat mobil listrik di mana mereka berupaya mencari suku cadang yang akan membuat kendaraan mereka memenuhi syarat. 

China dan AS memang berselisih di banyak hal. Baru-baru ini kedua negara juga panas mengenai tarif dan rancangan undang-undang AS untuk mendivestasi aplikasi media sosial (medsos) populer TikTok dari perusahaan induknya di Beijing karena masalah keamanan nasional.


(sef/sef) Next Article Video: China 'Jegal' Industri EV AS Lewat WTO, Perang Dagang Meradang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular