²©²ÊÍøÕ¾

Bos PHE Blak-blakan Kendala Utama Ngebor Minyak di Darat

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
27 March 2024 19:30
Pompa Angguk, Wilayah Kerja (Blok) Rokan, Riau, yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai alat untuk mengangkat kapasitas minyak tersimpan. (Dok: Pratama Guitarra)
Foto: Pompa Angguk, Wilayah Kerja (Blok) Rokan, Riau, yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai alat untuk mengangkat kapasitas minyak tersimpan. (Dok: Pratama Guitarra)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), membeberkan kendala utama yang dihadapi oleh perusahaan dalam memproduksi minyak di dalam negeri, khususnya pada pengeboran darat.

Direktur Utama PHE Chalid Said Salim menyebut, setidaknya terdapat tiga kendala bagi perusahaan untuk bisa memaksimalkan produksi minyak dan gas bumi di dalam negeri.

Pertama, dia mengatakan, pihaknya terkendala pembebasan lahan untuk bisa melakukan pengeboran.

"Untuk pekerjaan pemboran, terutama masih terhambat terkait pembebasan lahan," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Kedua, terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Oleh karena itu, menurutnya diperlukan dukungan peningkatan kapasitas nasional untuk pemenuhan kebutuhan material dalam kegiatan hulu migas.

Terakhir, hal yang menjadi hambatan perusahaan yaitu terkait persetujuan perizinan lingkungan.

"Kemudian, peningkatan kapasitas nasional untuk pemenuhan kebutuhan material dan terakhir percepatan persetujuan perizinan lingkungan," bebernya.

Dengan begitu, dia mengharapkan bahwa ke depannya jika dukungan yang dibutuhkan perusahaan dipenuhi, maka dia menilai nantinya dukungan tersebut akan berpengaruh pada kondisi produksi perusahaan.

"Mudah-mudahan ini kalau bisa ada sebagian sudah disetujui tapi tetap saja rencana kerja 2024 dan jangka panjang sangat berpengaruh kondisi ini," tandasnya.

Sebagai informasi, PHE menargetkan produksi minyak dan gas bumi (migas) dari lapangan di dalam negeri pada 2024 ini mencapai 742 ribu barel setara minyak per hari (boepd), naik dari 728 ribu boepd pada 2023 lalu.

Dari sisi minyaknya saja, produksi minyak dari dalam negeri pada 2024 ini ditargetkan naik menjadi 420 ribu bph dari 415 ribu bph pada 2023 lalu.

Sementara dari sisi penyaluran (lifting) gas, lifting gas pada 2024 ini ditargetkan naik menjadi 1,86 miliar kaki kubik per hari (bcfd) dari 1,8 bcfd pada 2023 lalu.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan sederet kendala operasional di sektor hulu migas, sehingga kondisi tersebut berdampak pada pencapaian produksi migas pada 2023.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto membeberkan beberapa kendala usaha hulu migas di Tanah Air antara lain kendala pengadaan lahan, perizinan dan finansial. Misalnya seperti kendala pembebasan lahan di wilayah PPKH oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Lalu, mengenai ketersediaan rig atau alat pengeboran di lapangan. Kemudian, banyaknya gangguan operasional atau unplanned shutdown di beberapa lapangan migas.

Tak ketinggalan, isu tumpang tindih lahan dengan wilayah hutan konservasi juga turut menjadi kendala operasional pemboran migas di lapangan.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak nasional pada 2023 tercatat sebesar 605,723 ribu barel per hari (bph) atau 91,78% dari target 660 ribu bph. Adapun, untuk 2024 ini target lifting minyak ditetapkan sebesar 635 ribu bph.


(wia) Next Article PHE Targetkan Eksplorasi Blok East Natuna Tahun 2026

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular