Pabrik Bata Tutup: Orang Lebih Pentingkan Perut dari Beli Sepatu

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan penutupan pabriknya yang berada di Purwakarta, Jawa Barat. Produsen sepatu ini mengaku berat menjalankan operasional buntut kerugian yang terus membengkak.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie pun angkat bicara. Menurut dia, kondisi dunia usaha sepatu di 2024 belum sepenuhnya pulih, efek pandemi COVID-19 masih terasa bagi para pengusaha sepatu terutama dari sisi konsumsi.
Dia pun bilang produsen sepatu Indonesia tengah babak belur karena lesunya pasar domestik. Momen Natal, Pemilu hingga Lebaran belum mampu mengerek penjualan produk sepatu dan sandal lokal.
"Ini kemudian berlanjut ketika preparation untuk Lebaran. Kita juga menyampaikan ada potensi penurunan. Tapi ternyata pasca-Pemilu kita dikejutkan dengan kenaikan over inflasi di sektor pangan ya. Nah ini kan untuk market medium low sangat sensitif dengan kondisi ekonomi, terutama yang terkait dengan kebutuhan pokok, kita harus bersaing dengan kebutuhan pokok," ungkap Firman dalam Evening Up, Selasa (14/5/2024).
![]() Produk Bata di toko Bata jalan Merdeka Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/5/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Martyasari Rizky) |
Dia menilai hal ini bikin kondisi makin parah terutama pabrik-pabrik sepatu yang orientasinya pasar lokal, seperti Bata.
"Kalau kita bicara Bata itu kita bicara industri yang kemudian dia orientasi nya pasar domestik, sementara kalau kita bicara investasi, sebagian besar investasi kita untuk alas kaki itu umumnya adalah relokasi mungkin dari China, Vietnam, atau mungkin dari negara-negara lain masuk ke Indonesia mereka bangun pabrik, itu hampir 100% itu adalah untuk yang orientasi ekspor," bebernya.
Sedangkan dari sisi teknologi dan inovasi katanya tidak terlalu berdampak besar. Pasar lokal menurutnya tidak terlalu menuntut produk yang high technology.
"Ini kan saya rasa nggak apple to apple kalau dikomparasi dengan startup baru yang mungkin masih di pasar online, nah ini sementara Bata sudah sangat kuat di offline, mereka punya rantai distribusi marketing atau channel marketing yang nilainya juga sangat banyak," ucapnya.
Selain lesunya pasar lokal, ada sejumlah penyebab yang bikin produsen sepatu di Indonesia kini tengah babak belur. Misalnya upah minimum yang cukup tinggi, sulit dan mahalnya mendapatkan bahan baku impor, hingga yang impor ilegal yang makin marak.
"Nah apa yang dilakukan pemerintah ini dengan adanya impor ilegal justru membuat demokrasi baru yang justru menyulitkan pelaku-pelaku yang selama ini jujur, taat aturan dan hukum. Nah kalau yang taat aturan dan hukum ini semakin sulit, apalagi kalau nanti ternyata impor ilegal masih banyak, saya rasa ya akan jadi beban yang sangat berat untuk pelaku usaha kita yang jujur," sebutnya.
(wur/wur) Next Article Bukan Cuma Covid, Ini 'Bom' yang Bikin Pabrik Bata Tutup
