²©²ÊÍøÕ¾

Produksi Minyak RI Kian Anjlok, Ahli Ungkap Biang Keroknya

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
14 May 2024 18:10
Minyak Bumi
Foto: Reuters

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Andang Bachtiar mengungkapkan bahwa produksi migas di Indonesia yang saat ini terpantau terus turun disebabkan oleh aktivitas eksplorasi yang kurang masif dalam kurun waktu 5-10 tahun belakangan.

Andang mengungkapkan walaupun begitu, investasi sektor migas terpantau terus merangkak naik. Andang menyebutkan investasi yang terus naik tersebut harusnya diikuti oleh peningkatan kegiatan eksplorasi.

"Tetapi kalau itu sumur-sumur lama dan dari lapangan lama yang dalam hal ini yang terjadi di Indonesia ya tetap aja gak akan berpengaruh. Jadi gak akan berpengaruh (terhadap produksi)," jelasnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾ dalam program Energy Corner, Selasa (14/5/2024).

Selain itu, rendahnya produksi minyak dalam negeri juga disebabkan oleh kurang masifnya eksplorasi cadangan minyak baru di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 tahun yang lalu.

"Jadi kalau 5 atau 10 tahun sebelumnya tidak ada eksplorasi masif, ya kita enggak bisa meningkatkan produksi. Kita mau harga minyak naik atau harga minyak turun dan sebagainya," tambahnya.

Andang menilai, tingkat produksi minyak mentah dalam negeri juga dipengaruhi oleh investasi yang masuk. Dia mengatakan, hasil dari investasi tersebut baru akan terasa dalam kurun waktu hingga 10 tahun setelahnya.

"Jadi kalau kaitannya dengan harga minyak itu adalah kemauan orang untuk melakukan investasi migas. Nah itu hubungannya 1 banding 1. Begitu harga minyak naik, itu orang mau investasi terus. Tapi hasil investasi kan baru akan terasa 2, 3, 4, 5 sampai 10 tahun mendatang," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur TIS Petroleum Tumbur Parlindungan mengungkapkan, untuk bisa meningkatkan produksi minyak dalam negeri diperlukan investasi yang cukup masif setidaknya mencapai 150 sumur minyak per tahunnya.

"Ya kalau ngeliat size Indonesia, investasi di Indonesia itu biasanya dulu waktu yang cukup masif itu at least 100-150 well exploration dibor per tahunnya. Nah kalau sekarang jauh di bawah itu mungkin di bawah 30 well yang dilakukan exploration well-nya," jelas Tumbur.

Dengan masifnya eksplorasi dalam negeri, setidaknya tingkat kesuksesan bisa mencapai 10% untuk produksi dalam waktu 5-10 tahun ke depan.

"Nah dari hasil exploration well tadi mungkin sekitar 10% yang berhasil dan itu yang dikembangkan jadi untuk peningkatan produksi pada 5-10 tahun ke depan. Jadi yang kita mau itu investasi yang masif untuk eksplorasi, untuk menemukan cadangan-cadangan baru," imbuhnya.

Dengan begitu, dia menilai Indonesia masih memiliki banyak cadangan minyak dan harus ditemukan penemuan besarnya.

"Mengenai resources, Indonesia masih banyak resources ya. Maksudnya masih ketemu giant-giant discovery sampai sekarang," tandasnya.

Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak 2023 "hanya" mencapai 605,723 ribu barel per hari (bph) atau 91,78% dari target 660 ribu bph. Jumlah produksi terangkut ini juga menurun dibandingkan 2022 yang mencapai 612,3 ribu bph.

Adapun, untuk 2024 ini target lifting minyak ditetapkan sebesar 635 ribu bph, sesuai dengan target dalam APBN 2024.


(wia) Next Article Komitmen Eksplorasi Migas RI Tembus Rp 15 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular