
Cerita Sri Mulyani: RI Bangkit dari Krisis & Bikin Kaget Dunia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menyangka perekonomian Indonesia bisa pulih lebih cepat dari krisis akibat pandemi covid-19. Hal ini juga membuat kaget banyak negara lain di dunia.
"Well, saya salah, karena (pemulihan) ini tak membutuhkan waktu 3 tahun, tapi hanya 2 tahun," kata Sri Mulyani di acara Fitch on Indonesia, di Jakarta, Rabu, (15/5/2024).
Sri Mulyani mengawali ceritanya dengan menggambarkan betapa gawatnya kondisi pandemi ketika itu. Dia mengatakan pemerintah harus mencari cara untuk mencegah penyebaran penyakit, merawat masyarakat yang sakit, mempercepat vaksinasi dan membantu masyarakat yang ekonominya terpukul oleh pandemi.
"Peran APBN sangat penting di masa ini," kata dia.
Karena kebutuhan anggaran yang amat besar itu, pemerintah memutuskan untuk pertama kalinya memperlebar defisit APBN hingga di atas 3%. Kebijakan tersebut dilakukan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020.
Dalam Pasal 2 Perppu No.1/2020 tersebut, pemerintah menetapkan batasan defisit anggaran melampaui 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pelebaran defisit itu dilakukan paling lama hingga Tahun Anggaran 2022 berakhir. "Kami mempersiapkan 3 tahun pelonggaran," kata dia.
Sri Mulyani bercerita, ketika aturan itu berlaku dirinya mendapatkan pertanyaan dari lembaga pemeringkat kredit. Bagaimana Sri Mulyani memperkirakan bahwa dampak pandemi hanya terjadi selama 3 tahun.
"Saya jawab, tidak ada yang tahu, tapi saya katakan kami hanya mengizinkan kebijakan countercyclical dalam 3 tahun akan cukup untuk menopang kebutuhan ekonomi dan sosial, di saat yang sama juga memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat," kata dia.
"Ternyata saya keliru, karena tidak dibutuhkan 3 tahun, melainkan 2 tahun," katanya.
Sri Mulyani mengatakan dalam waktu singkat itu ternyata defisit APBN sudah bisa kembali normal. Buktinya, kata dia, pada tahun 2023 defisit Indonesia telah kembali ke 1,65%. "Kalian bisa tanya, berapa negara yang bisa mencapai konsolidasi fiskal begitu cepat, tanpa mengorbankan pertumbuhannya," kata dia.
Dia mengatakan Indonesia adalah segelintir negara yang bisa melakukan itu. Bahkan, kata dia, pada 2024 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah bisa mencapai 5,11%.
"Indonesia adalah segelintir negara yang memiliki kemampuan untuk pulih dari pandemi dan melanjutkan momentum pertumbuhannya," kata dia.
(rsa/mij) Next Article Realisasi APBN 2023 Tembus Rp3.121 T, Defisit Rp347,6 T