²©²ÊÍøÕ¾

Belajar dari SQ321, Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
25 May 2024 08:00
A view of the Business Class cabin during Singapore Airlines' media preview of their new Boeing 737-8 cabin products, at Changi Airport in Singapore November 16, 2021. REUTERS/Caroline Chia
Foto: REUTERS/CAROLINE CHIA

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Maskapai Singapore Airlines (SIA) menyatakan pihaknya telah mengubah peraturan sabuk pengaman dan melakukan uji coba setidaknya dalam satu rute penerbangan dengan pendekatan yang hati-hati. Perubahan aturan ini dilakukan setelah insiden turbulensi ekstrem yang menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya.

Melansir Al Jazeera, seorang pria Inggris berusia 73 tahun meninggal karena dugaan serangan jantung, dan puluhan penumpang terluka pada hari Selasa ketika penerbangan mereka dari London ke Singapura diterpa turbulensi ekstrem, sehingga memaksa pendaratan darurat di Bangkok.

"Menyusul insiden tersebut, maskapai penerbangan Singapore Airlines telah mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola turbulensi dalam penerbangan," kata SIA kepada Al Jazeera dalam sebuah pernyataan, dikutip Sabtu (25/5/2024).

SIA mengatakan, setelah insiden yang terjadi kemarin pihaknya telah merevisi kebijakan, yang mana layanan makanan tidak lagi disediakan ketika tanda sabuk pengaman menyala.

Singapore Airlines juga menyatakan bahwa awak kabin akan terus mengamankan semua barang dan perlengkapan yang hilang selama kondisi cuaca buruk, dan terus mengimbau penumpang untuk kembali ke tempat duduknya serta mengamankan sabuk pengaman.

"Pilot dan awak kabin sadar akan bahaya yang terkait dengan turbulensi. Mereka juga dilatih untuk membantu pelanggan dan memastikan keselamatan kabin selama penerbangan," kata juru bicara SIA.

"SIA akan terus meninjau proses kami karena keselamatan penumpang dan awak kami adalah hal yang paling penting."

Selain itu, SIA menyatakan pihaknya akan menghindari terbang di atas wilayah Myanmar di mana turbulensi terjadi, ketika melakukan perjalanan antara London dan Singapura, dan sebaliknya, terbang di atas Teluk Benggala, menurut data rute di situs pelacakan penerbangan Flightradar24.

Dalam insiden hari Selasa kemarin, penumpang terbanting ke langit-langit pesawat dan barang-barang pribadi serta makanan terlempar ke sekitar kabin.

Sebanyak 46 penumpang dan dua awak, termasuk warga negara Inggris, Australia, Malaysia dan Filipina, dirawat di rumah sakit di Bangkok hingga Kamis malam.

Adinun Kittiratanapaibool, Direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin Bangkok mengatakan kepada wartawan, bahwa lebih dari 20 orang di antaranya berada dalam perawatan intensif karena cedera tulang belakang, otak, dan tengkorak.


(haa/haa) Next Article Breaking: Singapore Airlines Mendarat Darurat, 1 Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular