²©²ÊÍøÕ¾

Jokowi Ungkap Sebentar Lagi RI Kuasai 61% Saham Freeport!

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
27 May 2024 18:55
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis, 1 September 2022. Di Grasberg, Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Museum Bunaken untuk mendapatkan penjelasan tentang sejarah pertambangan PTFI. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia sebentar lagi akan menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia menjadi 61% dari saat ini 51%.

Hal ini diungkapkan Jokowi dalam acara Pelantikan Pengurus GP Ansor 2024-2029 di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Senin (27/5/2024).

"Saya cerita sedikit mengenai Freeport. Karena dalam ambil alih Freeport menuju sekarang 51%, dari semula 9% ini memerlukan waktu 3,5 tahun dan kita bekerja diam-diam. Gak ada yang tahu. Tahu-tahu kita ambil alih dan sebentar lagi, insya Allah dalam bulan-bulan ke depan ini, kita akan tambah lagi 10% menjadi 61%," tuturnya di depan pengurus dan anggota GP Ansor di Jakarta, Senin (27/5/2024).

Presiden menyebut, dengan menguasai 61% saham Freeport, maka keuntungan Indonesia akan lebih besar lagi. Dia memperkirakan, 70%-80% keuntungan di Freeport akan masuk ke kas negara, bisa dalam bentuk royalti, Pajak Penghasilan (PPh) Badan, PPh Karyawan, bea keluar, dan lainnya.

"Dan kalau sudah 61%, perkiraan keuntungan yang ada di Freeport itu 70%-80% itu akan masuk ke kas negara kita, baik dalam bentuk royalti, PPh Badan, PPh Karyawan, dalam bentuk bea ekspor, bea keluar, semua kalau kita kumpulkan akan berada pada jumlah yang sangat besar," paparnya.

Dengan demikian, dia pun menegaskan bahwa PT Freeport Indonesia bukan lagi milik Amerika Serikat, melainkan Indonesia.

"Dan sekali lagi, kalau kita bicara Freeport itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah menjadi milik negara kita, Indonesia. Sudah menjadi milik kita dan itu pengambilalihannya saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pakai kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika, kita bayar ke Freeport," tuturnya.

Dia pun meyakini pada tahun ini uang untuk membayar akuisisi saham Freeport tersebut akan lunas.

"Dalam 4 tahun pasti akan sudah lunas dan insya Allah tahun ini sudah lunas," ucapnya.

Bisa cepatnya masa pelunasan pembiayaan akuisisi saham Freeport ini juga karena dipicu melonjaknya harga tembaga di pasar dunia.

Dia pun bersyukur Indonesia bisa mengambil alih saham Freeport ini lebih cepat.

"Dan harganya sekarang sudah 4 kali lipat dari harga waktu kita beli, karena harga tembaga dunia sekarang ini naik drastis. Artinya kita untung dan untung, untungnya saat itu pemiliknya mau melepas," tandasnya.

Dia pun bercerita saat Pemerintah Indonesia ingin menguasai 51% saham Freeport, dirinya diwanti-wanti banyak pihak, bahkan diancam Papua bisa bergejolak. Namun dirinya tak gentar dan tetap mengambil alih saham Freeport ini melalui cara bisnis.

"Karena kondisi goncangan ekonomi saat itu meskipun juga saya banyak ditakut takuti saat itu, waktu proses pengambialihan, Pak hati-hati, Papua bisa bergolak. Besoknya ada lagi, Pak hati-hati Papua bisa lepas dari Indonesia. Besoknya lagi memberitahu Pak hati-hati Indonesia akan bergejolak kalau Freeport diambil oleh negara. Tapi pengambilalihan itu tidak dengan menggunakan kekuatan power negara kok, dengan cara-cara bisnis," paparnya.

Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).

Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.

Namun demikian, biaya RI untuk mengakuisisi 41,87% saham Freeport McMoran (FCX) di PT Freeport Indonesia senilai US$ 3,85 miliar pada 2018 lalu diperkirakan akan balik modal pada 2024, lebih cepat dari perkiraan awal yakni pada 2025.


(wia) Next Article Freeport Ajukan Perpanjangan IUPK, Jokowi: Negosiasi Masih Alot!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular