²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Covid-19 Singapura Ngegas 25.000, Warga Ramai-Ramai Borong Masker

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
28 May 2024 06:07
In this March 14, 2020, photo, a couple wearing face masks walk past the Merlion statue in Singapore. As the virus outbreak spreads ever further, it's becoming clear that some strategies are more likely to succeed in containing it: pro-active efforts to track down and isolate cases, access to basic, affordable public health and clear, reassuring messaging from leaders. (AP Photo/Ee Ming Toh)
Foto: Ilustrasi Covid Singapura (AP/Ee Ming Toh)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gelombang virus Covid-19 kembali menerjang Singapura. Bahkan, jumlah kenaikan kasus diprediksi akan naik dua kali lipat.

Mengutip dua media Singapura, Channel News Asia (CNA) dan Straits Times, perkiraan kasus Covid-19 pada pekan 5-11 Mei naik menjadi 25.900 kasus dibandingkan 13.700 kasus pada pekan sebelumnya. Rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 juga akan meningkat menjadi sekitar 250, dari 181 pada minggu sebelumnya.

Secara genus, proporsi gabungan KP.1 dan KP.2 saat ini mencakup lebih dari dua pertiga kasus di Singapura. Per 3 Mei, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai varian dalam pemantauan meski belum terbukti memiliki penularan yang lebih masif dibandingkan varian Covid lainnya.

Untuk mengantisipasi penularan, Pemerintah Singapura mengatakan akan terus memperkuat vaksinasi. Dikatakan bahwa vaksin Covid-19 yang diperbarui terus diberikan secara gratis kepada semua penduduk yang memenuhi syarat.

Tim vaksinasi keliling tambahan juga akan dikerahkan ke lokasi-lokasi jantung tertentu dalam beberapa minggu mendatang, dalam upaya untuk menjangkau lebih banyak warga lanjut usia.

Selain itu, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan pesan SMS kepada individu yang belum menjalani vaksinasi Covid-19 dalam 12 bulan terakhir, untuk mengingatkan mereka agar selalu memperbarui vaksinasi. Meskipun penelitian mengenai efektivitas vaksin yang ada saat ini terhadap varian baru belum dilakukan, para ilmuwan mengatakan vaksinasi tetap merupakan pilihan terbaik, terutama terhadap penyakit parah.

"Kami sangat yakin bahwa (vaksin) masih efektif dalam mencegah penyakit parah seperti rawat inap dan kematian," kata Dr Leong Hoe Nam, pakar penyakit menular di Rophi Clinic di Singapura kepada CNA, dikutip Selasa (28/5/2024).

Meski terus ada himbauan vaksinasi, warga Singapura mulai berupaya untuk mendapatkan alat tes antigen Covid-19 secara mandiri. Direktur pelaksana Watsons di Singapura, Irene Lau, mengatakan Watsons melihat permintaan alat tes Covid-19 melonjak lebih dari 150% dalam seminggu terakhir.

"Toko kami memiliki persediaan yang cukup, dan kami telah menjadwalkan pengisian ulang. Kami terus mencari kolaborasi dengan mitra untuk segera mengatasi peningkatan permintaan lebih lanjut," paparnya kepada Straits Times.

Seorang juru bicara Guardian mengatakan pihaknya telah melihat peningkatan permintaan barang-barang terkait Covid-19. Ini seperti masker, alat tes, serta obat batuk dan pilek, sejalan dengan gelombang baru-baru ini.

"Meskipun terjadi peningkatan, tidak ada kejadian kekurangan stok selama dua minggu terakhir. Guardian secara proaktif mengelola inventaris kami dan bekerja sama dengan pemasok kami untuk memastikan bahwa kami mempertahankan tingkat stok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami selama periode ini," kata jaringan apotek itu.

Jaringan supermarket terbesar di Singapura, FairPrice, juga mengalami peningkatan permintaan yang hampir dua kali lipat. Hal itu terutama untuk alat tes cepat antigen dan masker dalam seminggu terakhir.

"Kami memprioritaskan kesejahteraan pelanggan kami dan berdedikasi untuk memastikan mereka memiliki akses terhadap produk yang mereka butuhkan," timpal Juru bicara FairPrice Group.

Mengenai hal ini, Dr Leong dari Rophi Clinic menyebut alat tes Covid-19 biasa akan mampu mendeteksi varian KP.1 dan KP.2. Pasalnya, mutasi varian KP terutama disebabkan oleh protein lonjakan.

"Alat tes Covid-19 menguji protein N. Namun mutasi varian KP terutama disebabkan oleh protein lonjakan. Faktanya, protein N secara konsisten stabil dengan hanya sedikit mutasi sejak awal," tambahnya.


(sef/sef) Next Article PDB Singapura Q1-2024 Tumbuh 2,7%, Efek Taylor Swift & Coldplay?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular