
Terungkap Taktik Putin dan Arena Perang Rusia, Bikin Pening Ukraina

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga usai. Dalam laporan teranyar, negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu telah membuka front baru dalam invasinya ke Ukraina.
Moskow dilaporkan telah meluncurkan serangan mendadak di wilayah timur laut Kharkiv setelah memfokuskan sebagian besar pasukan mereka tahun ini di wilayah timur.
Serangan yang dimulai awal bulan ini, melibatkan ribuan tentara Rusia yang menerobos perbatasan utara. Situasi ini memaksa Ukraina untuk memindahkan pasukan dari daerah lain guna mempertahankan posisi.
Ini adalah contoh bagaimana Rusia telah mengeksploitasi kelemahan utama Ukraina: tenaga manusia yang tidak mencukupi, kekurangan artileri, pertahanan udara yang terbatas, dan benteng pertahanan yang tidak memadai.
Berikut tiga pertempuran yang telah diluncurkan Rusia untuk mengalahkan Ukraina, sebagaimana dikutip dari CNN International, Selasa (4/6/2024).
Garis Depan Kharkiv
Serangan lintas batas tersebut membuat Rusia dengan cepat menguasai beberapa desa. Sejak saat itu, Rusia telah meningkatkan serangannya di daerah tersebut karena mencoba menguasai permukiman utama Vovchansk dan Lypsti.
Lyptsi, yang terletak sekitar 30 kilometer di utara Kharkiv, berada di bawah pemboman besar-besaran Rusia. Merebut desa besar tersebut akan memungkinkan pasukan Rusia untuk menempatkan artileri dalam jangkauan kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang sudah rentan terhadap serangan rudal.
Serangan tersebut juga memungkinkan Rusia untuk mengalihkan sumber daya Ukraina yang sudah terbatas dari garis depan lainnya, dan untuk menciptakan zona penyangga dari serangan Ukraina di wilayah perbatasan Rusia. Kota Belgorod di Rusia, misalnya, semakin sering diserang Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Wilayah Timur: Avdiivka dan Bakhmut
Sebelum serangan Kharkiv, Rusia sebagian besar memfokuskan kemampuan ofensifnya di timur, tempat mereka terus maju sejak Oktober 2023 saat serangan balik Ukraina yang gagal pada musim panas lalu.
Merebut pusat industri timur Ukraina - yang dikenal sebagai Donbas - tetap menjadi tujuan utama Kremlin.
Pada Februari, pasukan Moskow menorehkan keberhasilan besar di sepanjang garis depan ini saat mereka merebut kota Avdiivka. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa keputusan untuk mundur dibuat untuk "menyelamatkan nyawa tentara kita" dan dilakukan saat menghadapi pemboman Rusia yang terus-menerus dan berat serta kerugian sepuluh banding satu dari tembakan artileri.
Sejak saat itu, pasukan Rusia telah membuat kemajuan yang stabil ke arah barat menuju Pokrovsk, yang berfungsi sebagai pusat militer penting dalam upaya perang Ukraina.
Beberapa puluh kilometer ke utara, kota Bakhmut di timur direbut kembali oleh Rusia pada musim semi tahun lalu setelah pertempuran sengit selama sembilan bulan. Sekarang, pasukan Rusia bergerak ke barat menuju Chasiv Yar. Menguasai dataran tinggi tempat kota itu berada akan menempatkan pasukan Putin lebih dekat ke kota strategis Kramatorsk.
Pertempuran untuk Robotyne
Lebih jauh ke selatan, pasukan Ukraina mendapat tekanan di tenggara Zaporizhzhia, salah satu dari sedikit daerah tempat mereka meraih keberhasilan, meskipun dalam skala kecil dalam serangan balik musim panas lalu.
Baik blogger militer Rusia maupun DeepStateMap Ukraina melaporkan kemajuan kecil Rusia ke kantong wilayah Ukraina yang direbut kembali.
Robotyne, sebuah desa kecil yang sekarang hancur total, telah berpindah tangan beberapa kali selama perang. Desa itu pertama kali direbut oleh pasukan Rusia pada awal Maret 2022 dan Moskow kembali mengklaim kendali atasnya awal bulan ini, sesuatu yang dibantah oleh Ukraina.
Pertempuran untuk Robotyne menyoroti kelancaran medan perang dan merupakan ilustrasi nyata tentang sifat pertempuran, dengan perang diputuskan dalam pertempuran brutal untuk desa-desa yang sering kali ditinggalkan.
(luc/luc) Next Article Putin Hajar Ukraina di Kharkiv, Rusia Makin Dekat dengan Kemenangan