
Biden Blak-blakan Ungkap Nasib Keanggotaan Ukraina di NATO

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut ada kemungkinan Ukraina tidak bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pernyataan ini disampaikannya dalan sebuah wawancara yang diterbitkan Selasa (4/6/2024).
Dalam wawancara dengan majalah Time, Biden mengisyaratkan visi perdamaian AS untuk Ukraina tidak berarti menjadi keanggotaan NATO, blok yang dipimpin Washington.
"Perdamaian berarti memastikan Rusia tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak akan pernah menduduki Ukraina. Seperti itulah perdamaian. Dan itu tidak berarti NATO, mereka adalah bagian dari NATO," kata Biden, ketika ditanya tentang tujuan akhir di Ukraina dalam wawancara tersebut, seperti dikutip Russia Today.
"Itu berarti kita memiliki hubungan dengan mereka seperti yang kita lakukan dengan negara lain, di mana kita memasok senjata sehingga mereka dapat mempertahankan diri di masa depan," tambahnya.
"Tetapi, jika Anda perhatikan, bukan saya yang mengatakan bahwa saya tidak siap untuk mendukung NATO-isasi Ukraina, seperti yang dilaporkan Time."
Biden kemudian berpendapat bahwa Barat "berada di lereng yang licin menuju perang jika kita tidak melakukan sesuatu terhadap Ukraina," dan bahwa jika Kyiv jatuh maka "Anda akan melihat Polandia pergi, dan Anda akan melihat semua negara di sepanjang perbatasan Rusia yang sebenarnya, dari Balkan dan Belarusia, semua itu, mereka akan membuat penyesuaian mereka sendiri."
Menurut Biden, dia menyetujui rilis intelijen tentang "invasi" Rusia ke Ukraina "untuk memberi tahu dunia bahwa kami masih bertanggung jawab. Kami masih tahu apa yang sedang terjadi."
"Kami adalah, kami adalah kekuatan dunia," kata Demokrat berusia 81 tahun itu kepada Time.
Sebagai bukti, ia menunjuk pada pertemuan puncak Juni 2021 dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Swiss, di mana pemimpin Rusia itu diduga mengatakan bahwa ia ingin melihat "Finlandiaisasi NATO."
"Saya katakan kepadanya, ia tidak akan mendapatkan Finlandiaisasi [NATO tetapi], NATO-isasi Finlandia. Dan semua orang berpikir, termasuk kalian, mengira saya gila," kata Biden. "Dan coba tebak? Saya melakukannya. Saya melakukannya. Dan sekarang kami adalah negara terkuat."
Pada Desember 2021, Rusia mengirim dua rancangan perjanjian keamanan kepada AS dan NATO, dengan tujuan meminta janji bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan blok yang dipimpin AS, di antara hal-hal lainnya.
Pada Januari 2022, Washington dan Brussels menolak usulan Moskow, dengan menegaskan bahwa NATO memiliki kebijakan "pintu terbuka" yang tidak tunduk pada veto pihak luar. Operasi militer Rusia di Ukraina dimulai sebulan kemudian.
(luc/luc) Next Article AS Lumpuhkan Rusia, Biden Lempar 500 'Bom' ke Arah Putin