
Jokowi Panggil Sederet Menteri Bahas Pabrik Tekstil Tutup-PHK Massal

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Guna menjalankan rapat internal mengenai industri tekstil. Diketahui industri ini tengah terpuruk.
Dari pantauan ²©²ÊÍøÕ¾, rapat itu dihadiri Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menaker Ida Fauziyah sudah tiba di kawasan Istana.
Sebelumnya para menteri itu juga ikut membahas kelanjutan perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement IUE-CEPA.
"Abis itu yang penting soal tekstil dan produk tekstil," ungkap Zulhas kepada wartawan.
Diketahui Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) banyak terjadi di sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), yang disebabkan banyaknya pabrik yang tutup hingga serbuan produk impor. Kenaikan PHK terlihat di awal hingga pertengahan tahun 2024, angkanya lebih besar dibandingkan tahun lalu.
![]() Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki) |
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan penyebab banyak pabrik tutup adalah serbuan tekstil impor. Redma mengatakan serbuan tekstil impor ini tak terlepas dari relaksasi impor yang dilakukan pemerintah. Dia juga menyoroti kinerja Bea Cukai yang dianggap buruk dalam pengawasan.
"Kinerja buruk dari Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kementerian Keuangan adalah salah satu penyebab utama badai PHK dan penutupan sejumlah perusahaan dalam 2 tahun terakhir," kata dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾ beberapa waktu lalu.
"Hal ini dapat terlihat jelas dari data trade map. Di mana gap impor yang tidak tercatat dari China terus meningkat. Yaitu US$2,7 miliar di tahun 2021 menjadi US$2,9 miliar di tahun 2022. Dan diperkirakan mencapai US$4 miliar di tahun 2023," ujar Redma.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, penurunan pesanan hingga sama sekali tak ada order membuat pabrik-pabrik tekstil tersebut tutup. Akibatnya, setidaknya ada 13.800 orang pekerja pabrik TPT yang jadi korban PHK sejak awal tahun 2024.
Berikut daftar pabrik tekstil yang tutup sejak awal 2024:
1. PT S. Dupantex, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
2. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700-an orang
3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK 500-an orang
4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400-an orang
5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK 8.000-an orang.
(emy/wur) Next Article Kiamat Pabrik Tekstil di RI Makin Dekat, Jumlah PHK Naik Nyaris 67%