
Harga Sembako Mahal, Begini Kondisi Petani Saat Ini di Indonesia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar petani (NTP) naik pada Mei 2024. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan NTP nasional Juni 2024 sebesar 118,77 atau naik 1,77 persen dibanding NTP bulan sebelumnya 116,71.
Kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 1,85% lebih tinggi dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik 0,08%.
"Komoditas yang dominan pengaruhi indeks yang diterima petani secara nasional adalah gabah, kakao atau biji coklat, kopi, dan karet," kata Imam saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (1/7/2024).
Peningkatan NTP tertinggi terjadi untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,68%. Diikuti subsektor hortikultura 1,27% dan tanaman pangan naik 1,5%.
Adapun penurunan terdalam terjadi untuk subsektor pembudidayaan ikan, yang anjlok sebesar 0,42%. Diikuti subsektor nelayan yang turun 0,11%.
"Komoditas yang dominan pengaruhi penurunan indeks harga yang diterima di sini adalah rumput laut, ikan mas atau ikan karper tawar, ikan nila tawar, dan juga udang payau," ungkap Imam.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,6%. Sedangkan penurunan terdalam terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 0,62%.
Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga naik. NTUP naik 1,65% ditopang oleh indeks harga yang diterima petani naik 1,85%, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahanan barang modal naiknya hanya 0,20%.
Komoditas penyumbang kenaikan indeks harga yang diterima petani ialah gabah, kakao, kopi, dan karet. Sedangkan yang menyumbang kenaikan biaya produksi ialah bakalan sapi, upah pemanenan, bibit sapi, dan upah penanaman.
NTUP dengan kenaikan tertinggi juga terjadi di Bangka Belitung 4,46%, sedangkan penurunan terdalam masih terjadi di Kalimantan Selatan dengan kontraksi sebesar 0,61%.
(arm/mij) Next Article Harga Beras Naik 16% Lebih, Apa Iya Petani RI Untung?