²©²ÊÍøÕ¾

Sri Mulyani Bongkar 'Celengan' Rp151 T Tutup Defisit, Sisa Berapa?

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
09 July 2024 21:20
FILE PHOTO: An Indonesia Rupiah note is seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saldo Anggaran Lebih atau SAL yang telah terkumpul hingga 2023 akan dipakai oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga sisa akhir tahun ini sebesar Rp 151 triliun.

Terdiri dari rencana penggunaan SAL yang tertuang dalam APBN 2024 sebesar Rp 51,4 triliun, dan tambahan Rp 100 triliun untuk menutupi kebutuhan pembiayaan defisit APBN hingga akhir tahun yang akan membengkak sekitar Rp 80,8 triliun, dari Rp 522,8 triliun menjadi Rp 609,7 triliun.

Meski SAL atau tabungan negara dari 2023 akan digunakan Rp 151 triliun, tapi tidak akan membuat kas negara kosong pada 2025 atau tahun menjabatnya Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Sebab, berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2023 total SAL yang dimiliki pemerintah saat itu masih sebesar Rp 459,49 triliun. Artinya, bila dikurang Rp 151 triliun, SAL pemerintah masih tersisa Rp 308,49 triliun pada 2024.

"SAL sekarang masih ada sisa, berarti bisa digunakan 2025 sisanya," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto saat ditemui di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Suminto menekankan, pemerintah pada tahun ini juga bisa mempertimbangkan untuk membentuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran atau SiLPA pada tahun ini untuk memperkuat bantalan atau buffer APBN 2025. Dengan demikian, SAL juga bisa saja bertambah lagi pada akhir tahun nanti.

"2025 nanti kita akan lihat akhir tahun apakah kita perlu bentuk SiLPA. Kalau bentuk SiLPA berarti akan nambahin lagi SAL nya, jadi tentu akan kita lihat situasinya ketika kita melihat semacam di kuartal IV kondisinya seperti apa," tegas Suminto.

"Jadi kalau mengelola APBN tetap kita ada buffer-buffer termasuk SAL pada jumlah atau size yang reasonable," ungkapnya.

Meski begitu, perlu diketahui bahwa penerimaan negara tahun ini masih lebih kecil dibanding belanja negara yang akan berpotensi membengkak hingga akhir tahun, sehingga APBN 2024 berpotensi mengalami pembengkakan defisit. Jadi, potensi SiLPA untuk menambah SAL juga tentu tak signifikan.

Pada keseluruhan tahun ini, pendapatan negara masih akan tetap sesuai target semula sebesar Rp 2.802,5 triliun, namun belanja negara terkerek naik 2,6% dari target sebelum awal sebesar Rp 3.325,1 triliun menjadi Rp 3.412,2 triliun.

"Dalam konteks pengelolaan APBN tentu buffer itu kita siapkan, cuma kan levelnya berapa, jumlahnya berapa yang tentu kita enggak ngomong banyak saat ini, tapi kalau buffer disiapkan pasti. Karena APBN pasti akan hadapi dinamika, kalau APBN hadapi dinamika tentu ada buffer-buffernya," tutur Suminto.


(arm/mij) Next Article Wow! Sri Mulyani Bilang Sisa Kas Negara Capai Rp 454 T di Akhir 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular