²©²ÊÍøÕ¾

Ternyata Sudah Menahun Penjualan Mobil RI Stagnan, Ini Biang Keroknya

Damiana, ²©²ÊÍøÕ¾
10 July 2024 08:30
Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15-25 Februari. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15-25 Februari. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penjualan mobil nasional belum mampu menunjukkan pertumbuhan signifikan di bulan Juni 2024. Tercatat, penjualan mobil bulan Juni 2024 hanya naik sekitar 2,28% dibandingkan Mei 2024.

Mengacu data yang dirilis PT Astra International Tbk (Astra), penjualan mobil bulan Juni 2024 hanya bertambah 1.630 unit menjadi 72.936 unit. Pertumbuhan ini dibandingkan capaian bulan Mei 2024 yang mencapai 71.306 unit.

Secara akumulasi, penjualan mobil nasional di semester pertama tahun 2024 mencapai 408.012 unit. Angka ini lebih rendah dibandingkan capaian semester I-2023 yang tercatat mencapai 506.427 unit. Artinya ada penurunan sekitar 19,43% secara tahunan, atau setara 98.415 unit.

Ternyata, penjualan mobil yang tak lagi cemerlang bukan hal yang baru terjadi. LPEM FEB UI mencatat, penjualan mobil nasional sebenarnya sudah stagnan sejak tahun 2015. Setelah mencapai puncak di angka 1,23 juta unit pada tahun 2013.

LPEM FEB UI menganalisis data penjualan mobil nasional yang dirilis Gaikindo. Pada tahun 2011-2013, penjualan selalu melampaui produksi. Namun, sejak tahun 2014 hingga saat ini, produksi melampaui penjualan.

Bahkan, gap antara kelebihan produksi terhadap penjualan semakin lama semakin bertambah tiap tahunnya.

Meski begitu, ada kabar baik di baliknya.

Kinerja ekspor mobil nasional terus meningkat sejak tahun 2011. Setelah anjlok di tahun 2020, yaitu ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia, mobil RI saat ini sudah berbalik tumbuh dan terus naik.

Lalu apa pemicu pasar mobil RI stagnan hingga saat ini? Dan, dengan capaian yang tak sampai 410 ribu unit di semester I ini, sepertinya akan sulit penjualan mobil menembus 1 juta unit hingga akhir tahun 2024 nanti.

Tahun 2023, penjualan mobil nasional tercatat di angka 1,006 juta unit. Turun dari tahun 2022 yang tercatat sebanyak 1.048 juta unit.

Hasil analisis LPEM FEB UI menunjukkan, secara kumulatif sepanjang tahun 2013-2022, penurunan pangsa pasar terjadi di pulau Jawa dan Bali. Dengan kontraksi sebesar 33%.

Sementara di luar pulau Jawa, terutama di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah, mengalami peningkatan pangsa pasar.

Apa penyebabnya?

Ternyata faktor pendapatan menjadi pemberat. Ditambah adanya faktor harga mobil dan aspek makro ekonomi seperti nilai tukar dan segi bunga.

LPEM FEB UI menyebut, penjualan mobil di Indonesia selama 1 dekade terakhir terbilang stagnan. Yang disebabkan penurunan daya beli, di mana peningkatan pendapatan per kapita tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru.

Untuk mengatasi tren penurunan alias stagnasi pasar mobil nasional tersebut, LPEM FEB UI pun merekomendasikan langkah-langkah harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penjualan mobil baru.

"Peningkatan pasar mobil baru dapat dilakukan melalui kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan mempengaruhi penurunan harga mobil," tulis Peneliti Senior LPEM FEB UI Riyanto dalam dokumen diterima ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Rabu (10/7/2024).

Untuk jangka panjang, perlu meningkatkan nilai tambah dalam perekonomian dan pertumbuhan ekonomi minimal 6%. Yakni, bisa dilakukan dengan re-industrialisasi agar porsi sektor manufaktur terhadap PDB bisa mencapai 25-30%. Atau, memacu pendapatan per kapita kelompok upper middle naik ke kelas affluent.

Untuk jangka pendek, Riyanto menambahkan, baik pemerintah maupun produsen bisa mengambil langkah-langkah tertentu.

"Dari sisi pemerintah adalah stimulus fiskal agar kelompok upper middle yang hampir masuk kategori makmur (affluent) saat ini, dapat membeli mobil baru, misalnya insentif pajak bagi kendaraan LCGC dan 4x2 low," sebutnya.

"Pada saat yang sama perlu dirancang program "mobil murah", yakni penyegaran program KBH2 (LCGC). Sementara dari produsen bisa dengan meningkatkan efisiensi biaya produksi dan pemberian diskon harga," tulis Riyanto.


(dce/dce) Next Article Penjualan Mobil Anjlok: Ekonomi Lesu, Rupiah Lemah, Bunga Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular