²©²ÊÍøÕ¾

Berat! Prabowo-Gibran Punya PR Besar Gairahkan Investasi Migas RI

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
16 July 2024 12:55
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) menilai Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029 memiliki pekerjaan rumah (PR) besar di sektor industri hulu minyak dan gas bumi (migas).

Sekretaris Jenderal Aspermigas Elan Biantoro mengatakan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun mendatang, industri minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia akan cukup berat. Namun begitu, dia menilai bahwa masih ada harapan peningkatan produksi migas dalam negeri. Seperti diketahui, produksi migas dalam negeri terus menurun setiap tahunnya.

"Terkait dengan bagaimana industri migas Indonesia prospeknya 5 tahun ke depan, secara umum bisa disampaikan bahwa ini (sektor migas) adalah cukup berat, namun kita punya harapan," ungkap Elan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ dalam program Energy Corner, Selasa (16/7/2024).

Elan mengungkapkan bahwa hal utama yang harus dilakukan oleh pemerintahan selanjutnya adalah mempertahankan kebijakan yang dinilai sudah baik dijalankan oleh pemerintahan saat ini.

"Jadi dalam hal ini bahwa kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintahan (Presiden RI) Pak Jokowi 5 tahun terakhir ini, saran kami atau pendapat kami dari Aspermigas mengatakan bahwa pertahankan dan teruskan kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah yang bagus di periode sekarang," jelasnya.

Namun demikian, dia juga menilai, pemerintah berikutnya juga tetap perlu mengevaluasi kebijakan yang kontraproduktif. Hal itu diharapkan bisa digantikan dengan kebijakan yang lebih baik untuk bisa mendorong sektor migas di dalam negeri.

"Karena beberapa tahun terakhir banyak kebijakan yang bagus ditandai dengan ada discovery-discovery yang cukup besar namun discovery saja tidak cukup. Penemuan saja tidak cukup tapi perlu ada langkah-langkah agar penemuan tersebut bisa dikembangkan menjadi lapangan baru," ungkapnya.

Lebih lanjut, Elan mengatakan bahwa salah satu sebab dari menurunnya produksi migas dalam negeri lantaran tidak adanya pengelolaan lebih lanjut dari penemuan sumber migas baru di dalam negeri yang berpotensi menghasilkan cadangan jumbo.

"Penurunan produksi yang selama ini terjadi akibat tidak adanya penemuan lapangan besar yang baru. Ada juga pengelolaan lapangan yang tidak efektif dan efisien. Yang disebabkan karena lapangan-lapangan kita itu yang besar-besar yang dulu pernah menjadi raksasa, dulu adalah giant field sekarang sudah tua semua," tambahnya.

Dengan begitu, dia menilai bahwa pemerintahan yang akan datang perlu mengimplementasikan pengelolaan lebih lanjut dari sumber migas yang sudah ditemukan dalam negeri. Hal itu dinilai bisa menyumbang capaian produksi migas agar kembali meningkat.

"Nah inilah yang harus kita kerjakan di lima tahun ke depan bagaimana mengimplementasikan capaian-capaian yang sudah ada untuk dijadikan lapangan-lapangan signifikan dan besar untuk mengkontribusi tambahan minyak yang berikutnya," tandasnya.


(wia) Next Article Produksi Migas Pertamina Tumbuh 8% di 2023, Lebih dari 1 Juta Barel!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular