
RI Punya Proyek Kilang Minyak dengan Rusia, Begini Kabar Terbarunya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, membeberkan kabar terbaru dari rencana kerja sama perusahaan dengan perusahaan kilang minyak asal Rusia, yakni Rosneft.
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengungkapkan saat ini progres dari proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Kilang Tuban di Jawa Timur ini masih dalam proses lelang untuk rekayasa teknis, pengadaan, dan konstruksi (EPC).
Proyek kilang baru ini nantinya ditargetkan mampu mengolah minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari (bph).
"Masih proses lelang," ungkap Taufik saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Sebelumnya, Taufik juga sampat membeberkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan lelang untuk paket engineering, procurement, and construction (EPC). Setidaknya, anggaran yang sudah dikeluarkan untuk proyek ini kurang lebih telah mencapai US$ 538 juta.
"Untuk FID tentunya paralel ya, paralel kita persiapkan untuk FID prosesnya, sambil nanti nunggu hasil daripada lelang EPC yang diharapkan sih bisa dalam tahun ini ya hasilnya untuk memastikan final numbers-nya di keekonomian itu seperti apa. Sehingga nanti harusnya di kuartal 1 lah, kuartal 1-2025 atau kuartal 4-2024 ini sudah bisa FID datanya," kata Taufik dalam acara Energy Corner ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Kamis (21/3/2024).
Taufik menyampaikan nilai investasi untuk Kilang Tuban sendiri totalnya mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Ini merupakan proyek patungan alias joint venture antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%).
"GRR Tuban itu lebih besar lagi US$ 21 miliar, jika tidak salah," kata Taufik.
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
(wia) Next Article Demi Keamanan, Pertamina Libatkan Warga Antisipasi Kejadian di Kilang
