
AS Sukses Acak-Acak 'NATO Tandingan' Versi Rusia, Sekutu 'Membelot'

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Amerika Serikat (AS) akan segera mengirimkan penasehat untuk Kementerian Pertahanan Armenia. Hal ini mendapatkan persetujuan Yerevan meski negara itu merupakan anggota dari pakta pertahanan pimpinan Rusia, CSTO.
Dalam sebuah pernyataan, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia, Uzra Zeya, mengatakan hal ini telah mendapatkan sambutan yang baik.
"Kami menyambut baik peningkatan kerja sama pertahanan dan keamanan sipil antara AS dan Armenia. Ini adalah bagian dari semangat yang terkandung dalam peningkatan bersejarah hubungan AS-Armenia menuju kemitraan strategis," ujarnya kepada kantor berita Armenia Hetq yang dikutip Newsweek, Kamis (18/7/2024).
Armenia adalah bagian dari CSTO, sebuah aliansi keamanan yang didukung oleh Rusia yang mencakup Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Aliansi ini dijuluki sebagai 'NATO mini' karena memiliki sistem yang hampir sama dengan NATO yang dipatroni oleh Washington.
Namun bulan lalu, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan dia ingin menarik negaranya keluar dari CSTO. Ia menuding pakta itu telah melakukan wanprestasi lantaran tidak membantu Yerevan saat sedang berperang dengan tetangganya, Azerbaijan.
Pada bulan September 2023, Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan, menyebabkan banyak etnis Armenia meninggalkan wilayah tersebut. Pihak berwenang yang didukung Armenia telah memerintah wilayah tersebut selama beberapa dekade, secara internasional wilayah itu dikenal menjadi bagian Azerbaijan.
Mengenai keanggotaan Armenia di CSTO, Zeya mengatakan hal adalah sesuatu yang hanya dapat diputuskan oleh pemerintah Armenia. Meski begitu, ia memberikan indikasi bahwa Moskow tidak berhasil membawa wilayah Kaukasus ke dalam stabilitas.
"Namun Washington tidak melihat adanya indikasi bahwa kehadiran militer Rusia berkontribusi terhadap kawasan Kaukasus Selatan yang lebih damai dan stabil," tambahnya.
Pada bulan April, Kristina Kvien, duta besar AS untuk Armenia, mengatakan kepada Radio Free Europe bahwa diskusi keamanan dan pertahanan antara Washington dan Armenia telah berkembang 'secara signifikan' pada tahun lalu.
Ia mengatakan pada saat itu bahwa AS akan memperkenalkan seorang penasehat untuk bekerja dengan Kementerian Pertahanan Armenia dalam membantu negara itu "untuk membangun kapasitas."
Awal pekan ini, latihan militer gabungan AS-Armenia dimulai di ibu kota Yerevan. Hal ini digembar-gemborkan oleh Komando AS di Eropa sebagai unjuk kerja sama yang meningkat antara kedua negara.
"Saat saya melihat ke lapangan parade ini dan banyaknya tentara AS dan Armenia yang berdiri bahu-membahu dalam formasi, sangat jelas betapa besarnya pertumbuhan kerja sama bilateral kita," kata Kvien saat upacara pembukaan latihan yang dinamai Eagle Partner 24 itu.
Pada bulan September 2023, latihan gabungan antara Armenia dan AS menuai kecaman dari Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkan latihan tersebut sebagai hal yang disesalkan.
"Kami melihat sedikit manfaat dari negara NATO yang agresif yang mencoba menyusup ke Kaukasus Selatan. Saya rasa ini tidak baik bagi siapa pun, termasuk Armenia sendiri," pungkasnya.
(luc/luc) Next Article Senggol AS, Putin: Dunia Tidak Adil