Nasib RI: 30 Tahun Berpendapatan Menengah, 20 Tahun Importir Minyak
Verda Nano Setiawan, 博彩网站
06 August 2024 17:30
Jakarta, 博彩网站 - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati mengungkapkan bahwa Indonesia sudah berada di posisi negara dengan kategori negara berpendapatan menengah bawah selama 30 tahun.
Menurut dia, pada saat krisis, Indonesia masuk pada kategori negara lower middle income (pendapatan menengah bawah). Namun pada saat membaik, Indonesia masuk pada upper middle income (pendapatan menengah atas).
"Oleh sebab itu banyak sekali upaya kita lakukan untuk melakukan sejumlah strategi transformasi utamanya transformasi ekonomi keluar dari posisi middle income trap ini," kata dia dalam Penandatanganan MoU antara Kementerian PPN/Bappenas dan WRI Indonesia serta Kick-Off Meeting Penyusunan Studi Indikator Transisi Energi Berkeadilan, Selasa (6/8/2024).
Di sisi lain, pembangunan di Indonesia selama ini juga masih bergantung pada penggunaan energi fosil. Hal tersebut tentunya memberikan dampak terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
Sementara, untuk menggenjot penggunaan listrik yang berbasis dari energi baru dan terbarukan (EBT) masih cukup berat. Terbukti, capaian bauran EBT RI masih belum sesuai target yang telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Sejalan dengan peningkatan emisi yang ada dan tentunya beban fiskal impor khususnya migas yang sebetulnya sudah mulai melandai kemudian naik kembali baik itu karena pengaruh dari harga migas di tingkat global dan tentunya juga supply dan demand di tingkat global," katanya.
Lebih lanjut, Vivi membeberkan Indonesia sendiri sudah menjadi net oil importer sejak tahun 2004. Artinya sudah 20 tahun berbagai defisit yang dihasilkan oleh impor migas ini akan membebani neraca transaksi berjalan.
"Kita kedepannya kalau kita tidak merubah atau bisnis as usual kemudian Indonesia juga saat ini dihadapkan pada tantangan yang disebut triple planetary crisis," tambahnya.
(pgr/pgr) Next Article Bappenas Beberkan Sederet Tantangan Penerapan ESG di Indonesia
Most Popular