Dulu Ada Timor-Esemka, Hilirisasi Nikel Harusnya Bikin RI Punya Mobnas
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Besarnya cadangan sumber daya alam yang dimiliki seperti nikel seharusnya menjadi modal bagi Indonesia untuk membangun mobil nasional (mobnas), bukan hanya memberikan sumber daya alamnya kepada brand-brand asing, menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar.Â
"Indonesia perlu mempertimbangkan memiliki mobil nasional sendiri, karena kita memiliki tambang nikel sehingga kita perlu memiliki RnDÂ (research and development, riset dan pengembangan) industri EV," kata CEO Maju Motor Group Alvin Kennedy dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Selama puluhan tahun, RI hanya menjadi pasar bagi banyak brand luar utamanya Jepang dan beberapa negara Eropa. Belakangan, brand dari negara lain seperti China dan Korsel juga sudah mulai masuk ke pasar otomotif dalam negeri.
RI sebenarnya sempat memiliki mobnas dengan merek lokal, yakni Timor dan Esemka, namun kiprahnya tidak jelas dan seperti kandas di tengah jalan. Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik maka perlu didukung kepastian hukum dan regulasi. Apalagi sektor otomotif Indonesia menghadapi persaingan ketat dengan Thailand, Malaysia, dan Vietnam untuk basis ekspor di negara Asia dan Asean.
"Otomotif market di Indonesia tidak baik-baik saja, maka kami sebagai pelaku bisnis di bidang ini mengharapkan dukungan pemerintah seperti insentif LCGC, insentif untuk EV, penambahan insentif untuk PHEV, dan regulasi genap ganjil dan mobil bekas di kota-kota besar, dan penambahan infrastruktur jalan, salah satu perlambatan sektor otomotif itu kemacetan, dan terakhir regulasi dan pemasangan SPKLU di Indonesia," kata Alvin.
Adanya insentif yang berlangsung saat ini bisa menjadi penarik dan daya tarik bagi industri otomotif, terutama di kendaraan listrik.
"Sebenarnya saya sedikit berpendapat, menurut saya insentif ini menarik, tapi ini teknologi baru, perlu waktu untuk masyarakat menerima dan kalau kita lihat penetrasi EV hampir 60% itu di DKI, di daerah-daerah lain itu terutama semakin jauh dari ibu kota semakin butuh waktu," sebut Alvin.
(dce)