
Manufaktur Jeblok, Begini Peluang Prabowo Bawa Ekonomi RI Terbang 8%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Terpilih Prabowo Subianto memiliki target ambisius untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% selama dirinya menjabat. Padahal, dalam beberapa waktu terakhir pertumbuhan RI stagnan hanya di kisaran 5%. Pemerintah pun mulai memberi bocoran upaya untuk mencapainya melalui langkah yang bertahap melalui dua skema.
"Presiden yang terpilih ini mengatakan harus 8% di tahap 5 tahun pertama. Jadi, kita bertahap 5,7% di 2025, 6,4% di 2026, lalu 7% setahun berselang, kemudian 7,5% di 2028 dan, 8% di 2029," kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti dalam seminar nasional di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Skema lainnya lebih ambisius, yakni mencapai pertumbuhan ekonomi 8% di 2027 atau 2028 mendatang. Artinya mulai tahun 2025 pertumbuhan harus di angka 6,8% lalu 7,5% pada tahun 2026, setahun berselang sudah tembus 8,3%, kemudian turun 8% pada 2028, dan 7,8% pada 2029.
Sayangnya sektor penggerak ekonomi dari industri justru cenderung jeblos. Sebagai gambaran kontribusi manufaktur terhadap PDB di 2022 sebesar 32 persen, kemudian di 2023 turun hingga 18,67 persen.
"Ini tanda terjadinya deindustrialisasi dini. Pertumbuhan sektor manufaktur itu harus lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Saat ini pertumbuhan sektor manufaktur hanya empat persen atau di bawah persen yang sebesar lima persen," sebut Amalia.
Ekonom senior dari Center of Reform on Economics (Core Indonesia) Hendri Saparini menyatakan, penurunan di sektor industri bahkan deindustrialisasi bisa menjadi salah hambatan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Tren pertumbuhan ekonomi kita semakin lama semakin rendah. Pertumbuhan ekonomi kita sangat medioker dan eksklusif. Padahal kita perlu pertumbuhan ekonomi tinggi dan inklusif untuk mencapai target delapan persen," ungkap Hendri.
(dce) Next Article Cela di Balik Pertumbuhan Ekonomi 5% Jokowi
