²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Senjata Makan Tuan! Perang Dagang Jilid 2 Trump Makan Korban Warga AS

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
28 November 2024 21:40
Presiden Joe Biden bertemu dengan Presiden terpilih Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih, Rabu, 13 November 2024, di Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: Presiden terpilih AS Donald Trump (AP/Evan Vucci)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rencana kebijakan tarif pada masa kepemimpinan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sepertinya menjadi "senjata makan tuan". Ini telah mengancam masyarakat di Negeri Paman Sam itu sendiri.

Di bawah ancaman tarif, tidak sedikit pedagang grosir AS memperingatkan bahwa pelanggan akan membayar harga tinggi untuk kebijakan tersebut. Salah satunya Melquiades Flores yang berusia 58 tahun, pendiri M&M Tomatoes and Chile Company, pedagang grosir yang ia dirikan pada tahun 2019.

Untuk bisnisnya, ia mendapatkan sejumlah produk bahan pokok dari Meksiko. Mulai dari tomat dan cabai yang ditujukan untuk rumah, hotel, dan dapur restoran di seluruh kota.

"Orang-orang harus membayar harga yang lebih tinggi," kata Flores di Pasar Grosir Hasil Bumi Los Angeles, seperti dikutip Reuters, Kamis (28/11/2024).

"Berapa pun yang mereka tetapkan kepada kami, akan kami teruskan kepada konsumen," tambahnya.

Apa pun yang terjadi pada Januari, saat Trump dilantik, Flores mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan. Ia terus akan mengimpor hasil bumi dari Meksiko, terutama di musim dingin.

Ia menyebut musim tanam cabai di California berlangsung selama empat bulan, dari Agustus hingga November. Sisa tahun itu, ia memperoleh hasil bumi dari negara bagian Meksiko, yaitu Sinaloa, Baja California, dan Sonora.

"Setiap tarif adalah pajak tambahan yang berdampak pada kita semua, termasuk mereka yang membeli satu pon, dua pon, atau seribu atau 10.000 pon," kata Flores, yang telah tinggal di Los Angeles selama 40 tahun dan berasal dari negara bagian Morelos, Meksiko.

"Presiden seharusnya melihat terlebih dahulu seberapa besar dampak ini terhadap semua orang sebelum berbicara," tambahnya.

Trump sebelumnya telah berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada semua impor dari Meksiko dan Kanada saat ia menjabat pada tanggal 20 Januari 2025. Ini juga akan berlaku ke China, di mana bakal ada tarif tambahan baru sebesar 10% pada barang-barang NegeriÌýTirai Bambu.

Trump telah menyatakan kecintaannya pada tarif, mungkin untuk meningkatkan pendapatan dan melindungi industri AS dari impor. Tetapi ia menghindari berbicara tentang dampak inflasi atau dampak pembalasan potensial dari tiga mitra dagang utama AS.

400.000 Lapangan Kerja AS Hilang?

Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menegaskan bahwa Meksiko akan melakukan tindakan balasan jikaÌý Trump melanjutkan rencana penerapan tarif 25% secara menyeluruh.ÌýDilansir Reuters, selain menaikkan harga, langkah ini diperkirakan dapat menghilangkan 400.000 lapangan kerja di AS.

"Jika ada tarif dari AS, Meksiko juga akan menaikkan tarifnya," kata Sheinbaum dalam konferensi pers, menunjukkan kesiapan negaranya untuk menghadapi dampak kebijakan tersebut.

Menteri Ekonomi Meksiko Marcelo Ebrard, juga mengkritik kebijakan tarif tersebut. Ia menilai langkah itu kontraproduktif.

"Ini seperti menembak kaki sendiri," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa langkah ini melanggar perjanjian perdagangan USMCA antara Meksiko, Kanada, dan AS. USMCAÌýsendiri akan ditinjau kembali 2026 nanti.

Lebih lanjut, kataÌýEbrard, tarif tersebut akan sangat berdampak pada industri otomotif, terutama produsen utama seperti Ford, General Motors, dan Stellantis.Ìý
Perlu diketahui, sebanyak 88% truk pikap yang dijual di AS diproduksi di Meksiko.

Tarif baru ini dapat menaikkan harga kendaraan hingga US$3.000 per unit. Ini bia memukul konsumen di wilayah pedesaan AS yang mayoritas mendukung Trump.

"Kami bisa saja terpecah belah dengan tarif, tapi Meksiko ingin membangun wilayah yang lebih kuat," ujarnyaÌýmenekankan pentingnya integrasi regional.Ìý

Ìý


(sef/sef) Next Article Perang Dagang Global Makin Mengerikan, IMF Ketar-Ketir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular