²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

'Kiamat' Muncul karena 'Demam Emas' di Sini, Terancam Tenggelam

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
21 March 2025 03:30
Pemandangan dari atas
Foto: Bolivia (AFP/AIZAR RALDES)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Muncul sebuah 'kiamat' di Bolivia, salah satu negara di Amerika Selatan. Sebuah desa di bagian barat Bolivia dilaporkan tenggelam akibat masifnya pertambangan emas.

Melansir AFP pada Kamis (20/3/2025), penambangan emas di desa Tipuani telah mengikis tepian sungai yang mengalir melalui kotamadya berpenduduk 7.500 jiwa itu. Para ahli mengatakan bahwa hal itu, ditambah dengan hujan yang tidak biasa yang disebabkan oleh perubahan iklim, menjadi penyebab banjir.

Wilayah ini memang tidak asing dengan banjir. Beberapa jalan di Tipuani telah terendam lumpur hijau selama lebih dari setahun, campuran air sungai, hujan, dan luapan dari sistem drainase yang runtuh.

Selama tiga tahun terakhir, wilayah ini telah dilanda banjir setiap musim hujan. Ini berlangsung dari November hingga April.

Pemerintah kota mengatakan 92% penduduk mencari nafkah dari pertambangan. Namun, industri yang menjadi tumpuan desa tersebut juga disalahkan atas kehancurannya.

"Demam emas", dengan harga yang meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam dekade terakhir, telah menyebabkan peningkatan ekstraksi mekanis logam mulia di Bolivia.

"Dengan mesin-mesin mereka, koperasi pertambangan menyingkirkan lahan yang tidak seharusnya disingkirkan dan membuang limbah mereka ke sungai, mengubah alirannya dan "menyebabkan banjir," kata seorang peneliti di Pusat Studi Tenaga Kerja dan Pengembangan Pertanian (Cedla), Alfredo Zaconeta, seperti dikutip AFP, Kamis (20/3/2025).

Sementara Rolando Vargas, presiden Koperasi Chima, salah satu dari 14 yang mengekstraksi emas dari dasar sungai Tipuani, mengatakan ini bukan hal baru. Fakta ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

"Semua limbah dibuang ke sungai," katanya.

"Praktik itu dihentikan dua tahun lalu," tambah Vargas mengaku agak merasa bertanggung jawab atas berbagai masalah yang menimpa komunitas tersebut.

Menurut Indeks Risiko Iklim Global 2021 yang disusun oleh kelompok advokasi Germanwatch, Bolivia adalah salah satu dari sepuluh negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia. Aliansi untuk Adaptasi Air Global, sebuah LSM yang memberi nasihat tentang kebijakan, mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu bahwa "perubahan iklim memperparah kerentanan air Bolivia".

Ini meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan banjir. Hujan yang turun di Tipuani adalah yang paling deras selama sebulan di bulan Januari sejak 2012.

"Ini benar-benar anomali untuk periode yang ditandai oleh fenomena cuaca La Nina yang biasanya membawa lebih sedikit curah hujan, bukan lebih banyak," kata kepala prakiraan di Senamhi, Lucia Walper.

"Kebakaran hutan yang memecahkan rekor tahun lalu di timur Bolivia juga telah mengubah pola curah hujan, dengan lebih sedikit vegetasi untuk menahan kelembapan di atas Amazon yang berarti lebih banyak hujan turun lebih jauh ke barat di dataran tinggi," jelasnya.


(sef/sef) Next Article Ngeri! Eks Presiden Bolivia Ditembak, 14 Peluru Tembus Mobil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular