վ

Polling վ

Konsensus: Ekonomi RI Kuartal I-2018 Diramal Tumbuh 5,18%

Hidayat Setiaji & Chandra Gian Asmara, վ
04 May 2018 09:34
Konsensus: Ekonomi RI Kuartal I-2018 Diramal Tumbuh 5,18%
Foto: վ/Muhammad Sabki
Jakarta, վ - Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018 sepertinya menunjukkan performa yang membaik. Namun pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan masih mepet dengan 5%.

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi pada awal pekan depan. Konsensus pasar yang dihimpun վ memperkirakan ekonomi secara year-on-year (YoY) tumbuh 5,18%.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 adalah 5,01%. Jika proyeksi pasar terwujud, maka pencapaian 2018 akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

InstitusiPertumbuhan Ekonomi QtQ (%)Pertumbuhan Ekonomi YoY (%)Pertumbuhan Ekonomi 2018 (% YoY)
BCA-0.325.165.2
ING-5.2-
Maybank-0.395.135.3
CIMB Niaga-0.45.15.2
UOB-5.35.3
Danareksa-0.35.185.27
Bank Permata-0.385.15.2
Mirae Asset-0.35.185.3
Bank Danamon-0.295.195.27
BTN-0.35.185.3
Standard Chartered-0.285.2-
Moody's Analytics-5.1-
Mandiri Sekuritas-5.1-
MEDIAN-0.35.185.27


Damhuri Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, mengatakan konsumsi (baik masyarakat maupun pemerintah) nampaknya sudah pulih dibandingkan 2017. Kontribusi kedua komponen ini memang kurang optimal tahun lalu.

Pada kuartal I-2017, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%. Sedangkan konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,71%.

"Ekspor dan investasi juga masih tumbuh baik," ujar Damhuri.

Salah satu indikator investasi yang masih tumbuh baik adalah rilis data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada kuartal I-2018, realisasi investasi tercatat Rp 185,3 triliun atau setara dengan 24% dari target tahun ini yang sebesar Rp 765 triliun. Bila dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi peningkatan 11,8%.

Investasi yang kencang juga terihat dari impor bahan baku/penolong dan barang modal. Selama Januari-Maret 2018, impor bahan baku/penolong naik 18,35% dan barang modal tumbuh 27,72%.

Moody's Analytics dalam risetnya menyebutkan ekonomi Indonesia masih bergerak moderat pada awal tahun. Konsumsi masyarakat masih belum tumbuh signifikan, terlihat dari penjualan ritel yang melambat.

Survei penjualan ritel yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang Februari tumbuh sebesar 1,5% YoY.Memang membaik dari capaian Januari yang sebesar -1,8% YoY, tetapi pertumbuhannya masih kalah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,7% YoY.

Bahkan jika dilihat secara MoM, penjualan barang-barang ritel pada bulan Februari turun 1,7%. Ini artinya, sepanjang dua bulan pertama tahun ini, penjualan barang-barang ritel tak pernah tumbuh positif secara bulanan. Sepertinya pelemahan daya beli yang terjadi sepanjang tahun lalu masih berlanjut.


"Sementara ekspor juga terhambat, salah satunya karena pengenaan bea masuk terhadap minyak sawit di India," sebut Moody's.
Juniman, Ekonom Maybank, menyampaikan hal yang patut digarisbawahi dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 adalah konsumsi pemerintah. Peningkatan konsumsi pemerintah didorong oleh pembangunan infrastruktur dan persiapan Pilkada serentak 2018.

“Konsumsi rumah tangga juga meningkat karena peningkatan daya beli masyarakat. Ini seiring dengan kenaikan harga komoditas,” sebut Juniman.

Tahun lalu, konsumsi masyarakat memang tertekan akibat rendahnya harga komoditas. Faktor ini sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat di daerah-daerah yang mengadalkan komoditas sebagai motor perekonomian, seperti Sumatera atau Kalimantan.

Pada kuartal I-2017, pertumbuhan ekonomi Sumatera adalah 4,05% dan Kalimantan 4,92%. Keduanya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan perekonomian global yang semakin membaik, maka ekspor dan impor pun akan membaik. Oleh karena itu, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 ada di 5,3%, lebih baik dibandingkan 2017,” kata Juniman.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama 2018 ada di 5,2%. Sementara untuk keseluruhan 2018 berada di kisaran 5,22-5,41%.

“Kisaran kami tidak terlalu lebar,” ujarnya.

Kemudian Agus DW Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menyebutkan proyeki 5,11% untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I. Untuk sepanjang 2018, BI tetap pada target 5,1-5,5%.

“Ekonomi 2018 akan lebih cepat recovery sehingga 2018 pertumbuhan ekonomi akan ada di antara 5,1-5,5%, itu akan masih tetap konsisten. Pada kuartal I-2018, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,11%,” tutur Agus.

TIM RISET վ INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular