²©²ÊÍøÕ¾

Polling ²©²ÊÍøÕ¾

Konsensus: Neraca Dagang April Diramal Surplus US$ 672 Juta

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
14 May 2018 15:23
Namun, surplus diperkirakan lebih kecil ketimbang bulan sebelumnya.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indonesia diperkirakan masih akan mengalami surplus perdagangan pada periode April 2018. Namun, surplus diperkirakan lebih kecil ketimbang bulan sebelumnya.Ìý

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional pada esok hari. Konsensus pasar yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ memperkirakan ekspor April 2018 tumbuh 12% year-on-year (YoY) dan impor tumbuh 19,09% YoY. Meski impor tumbuh lebih cepat, tetapi neraca perdagangan diramalkan masih bisa mencatat surplus US$ 672 juta.Ìý

Sebagai informasi, pertumbuhan ekspor pada bulan sebelumnya adalah 6,14% YoY dan impor tumbuh 9,07%. Neraca perdagangan membukukan surplus US$ 1,09 miliar.
Ìý
InstitusiPertumbuhan Ekspor (% YoY)Pertumbuhan Impor (% YoY)Neraca Perdagangan (US$ Juta)
ING7.811.21,025
ANZ9.214.9781.9
Danareksa12.5818.15835.6
CIMB Niaga1219660
Moody's--920
Maybank11.0219.42478
Standard Chartered17.725.8601
BCA12.319.2184
Bank Permata11.5819.09591
Bank Danamon13.520.5684
MEDIAN1219.09672
Ìý
"Neraca perdagangan Indonesia sepertinya masih akan surplus, yang bisa terjadi berarti sudah dua bulan beruntun. Namun kami memperkirakan surplus ini akan mengecil," sebut riset Moody's Analytics.ÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌýÌý

Namun, Moody's memberi catatan ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia perlu diwaspadai. Pasalnya, ekspor komoditas ini terpukul kala India menerapkan bea masuk sehingga mempengaruhi permintaan. Padahal CPO adalah salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia, selain batu bara.Ìý

Kinerja perdagangan April membawa harapan transaksi berjalan (current account) akan membaik pada kuartal II-2018. Pasalnya, transaksi berjalan mengalami defisit yang lumayan dalam pada kuartal sebelumnya.Ìý

Transaksi berjalan pada kuartal I-2018 mencatat defisit sebesar US$ 5,5 miliar, melebar lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Apabila ditinjau dalam rentang waktu yang lebih panjang, transaksi berjalan pada tiga bulan awal tahun ini adalah yang terparah sejak kuartal I-2013.Ìý

Pelebaran defisit transaksi berjalan ini utamanya disebabkan oleh anjloknya surplus neraca perdagangan barang, mencapai lebih dari 50%, dari semula US$ 5,63 miliar pada kuartal I-2017 menjadi US$ 2,36 miliar pada kuartal I-2018. Ekspor barang memang meningkat 8,95%, tetapi impor tumbuh jauh lebih cepat yakni di kisaran 20%.Ìý

RupiahÌý

Salah satu penyebab lonjakan pertumbuhan impor adalah depresiasi nilai tukar rupiah. Sepanjang April, rupiah melemah 1,13% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).Ìý

Konsensus: Neraca Dagang April Diramal Surplus US$ 600 JutaReuters
Ìý
Selain menekan neraca perdagangan, pelemahan rupiah juga melahirkan tekanan inflasi. Depresiasi nilai tukar membuat harga barang impor naik, sehingga mempengaruhi inflasi. Ìý

Indeks harga impor Indonesia pada Maret tercatat 143,78. Secara bulanan, terjadi kenaikan 0,42% sementara secara tahunan naik sampai 7,77%.Ìý

Konsensus: Neraca Dagang April Diramal Surplus US$ 600 JutaBPS

Oleh karena itu, pelaku pasar masih perlu mencermati perkembangan di sisi impor. Sebab perubahan nilai tukar relatif lebih berdampak langsung terhadap impor ketimbang dampaknya kepada ekspor.

Sebab, ekspor Indonesia masih didominasi komoditas yang tidak terlalu terpengaruh oleh kurs. Komoditas lebih dipengaruhi oleh perkembangan harga internasional dan permintaan.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

(aji/aji)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation