²©²ÊÍøÕ¾

Sectoral Insight

Ekspor Batu Bara RI ke China Melonjak, ke Kamboja Naik 600%

mae, ²©²ÊÍøÕ¾
18 July 2023 15:25
Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)
Foto: Batu Bara Black Diamond (Dok: Black Diamond Resources)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekspor batu bara Indonesia ke China melonjak tajam sepanjang tahun ini. China menjadi penyelamat ekspor batu bara Indonesia di tengah longsornya permintaan akan pasir hitam.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pasar ekspor batu bara masih didominasi oleh negara di Asia. Dari 16 besar pasar batu bara Indonesia, hanya Italia yang merupakan negara kawasan  di luar Asia.
Besarnya permintaan dari Asia disebabkan oleh tiga faktor. Di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lain, terutama Vietnam dan Filipina.
Faktor lainnya adalah gelombang panas yang menerjang Asia pada Mei-Juni serta masih besarnya ketergantungan Asia terhadap energi fosil.



Total volume ekspor batu bara pada Juni 2023 tercatat 28,60 juta ton. Jumlah tersebut anjlok 9,54% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) dan jeblok 16,2% (year on year/yoy).

India masih menjadi tujuan utama ekspor dengan volume mencapai 6,11 juta ton. Jumlah tersebut anjlok 27,66% (mtm). China ada di urutan kedua dengan jumlah 4,74 ton. Jumlah tersebut memang turun 37% (mtm) tetapi melonjak 26,4% secara tahunan.

Yang menarik, ekspor batu bara ke sejumlah negara melonjak hingga ratusan persen pada Juni tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Lonjakan terkait erat dengan panasnya suhu di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara.

Murahnya harga batu bara pada tahun ini juga memungkinkan negara Asia untuk memborong pasir hitam. Sebagai catatan, harga batu bara terbang pada tahun lalu setelah perang Rusia-Ukraina meletus.

Ekspor ke Vietnam tercatat 3,62 juta ton pada Juni 2023 atau terbang 205,4% (yoy) sementara ekspor ke Bangladesh melonjak 234,6% menjadi 714 ribu ton.
Pengiriman ke Kamboja melesat 686,3% menjadi 531,2 ribu ton pada Juni tahun ini. Sementara itu, ekspor ke Italia masih melonjak 156,9% menjadi 196,2 ribu ton.

Lonjakan

Dilihat dari nilai, Jepang merupakan penyumbang devisa terbesar dari batu bara pada Juni.
Nilai ekspor batu bara ke Jepang mencapai US$ 413,2 juta. Nilai tersebut melonjak 14,6% (mtm) tetapi anjlok 20,6% (yoy).

Di bawah Jepang ada India dengan nilai ekspor menyentuh US$ 406,3 juta. Nilai tersebut jeblok 29,8% (mtm) dan anjok 72,1% (yoy).
Secara keseluruhan, total ekspor batu bara pada Januari-Juni 2023 atau semester I tahun ini mencapai 181,57 juta ton. Volume tersebut naik 6,44% dibandingkan periode yang sama.
Kenaikan volume pada tahun ini bisa dipahami mengingat Indonesia sempat melarang ekspor batu bara pada Januari 2022 sehingga volume ekspor pada semester I-2022 jauh lebih rendah.

Ekspor ke China melonjak 61,23% pada semester I-2023 dengan total 40,83 juta ton. Ekspor ke China melonjak drastis pada tahun ini karena gelombang panas yang melanda Tiongkok.
Gelombang panas menghantam china sejak Mei dan semakin meluas pada bulan ini.
Pada pertengahan Juni lalu, bu kota China, Beijing, 'dipanggang' suhu panas ekstrem dan tembus rekor 39,4 derajat Celsius. Gelombang panas masih berlanjut pada bulan ini.
Otoritas China pada Senin (17/7/2023) menyebut adanya cuaca 'neraka', di mana suhu telah mencapai rekor 52,2 derajat Celcius (126 derajat Fahrenheit) di barat laut negara itu selama akhir pekan. Ini menjadi rekor tertinggi untuk pertengahan Juli.

Namun, China bukanlah tujuan terbesar ekspor batu bara pada tahun ini. India masih menjadi pasar terbesar untuk pasir hitam Indonesia.
Ekspor batu bara Indonesia ke India mencapai 48,97 juta ton pada Januari-Juni 2023. Jumlah tersebut jeblok 20,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ekspor ke India terutama karena peningkatan produksi dalam negeri mereka.
Produksi batu bara India bahkan naik 8,4% (yoy) pada April-Juni 2023 menjadi 222,93 juta ton. India mengimpor batu bara dalam jumlah besar pada tahun lalu karena ada krisis energi.

Secara nilai, ekspor batu bara pada tercatat US$ 19,11 miliar pada semester I-2023. Nilai tersebut anjlok 9,8% dibandingkan pada tahun lalu.
Penyumbang devisa terbesar dari ekspor batu bara adalah China dengan nilai mencapai US$ 3,81 miliar. Nilai tersebut melonjak 26,11%.
Di bawah China ada India, Jepang, dan Vietnam.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation