Kurangi Polusi Udara: Jepang Pilih Nuklir, Eropa Tenaga Angin

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Polusi udara menjadi pembicaraan hangat masyarakat akhir-akhir ini. Tidak sedikit kemudian yang mengusulkan berbagai upaya untuk menekan polusi, salah satunya adalah dengan beralih ke energi hijau.
Penggunaan energi hijau bisa membuat penggunaan energi fosil seperti batu bara dan bahan bakar minyak (BBM) berkurang. Sebagai catatan, pembangkit batu bara ataupun BBM merupakan salah satu polutan terbesar di dunia.
Sayangnya, transisi energi masih menjadi ambisi yang harus diwujudkan di banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Dalam rangka mendorong target net zero emission maka serangkaian kebijakan tentu diterapkan masing-masing negara untuk mendorong transisi energi di negaranya.
Secara umum, kebijakan transisi energi menuju pemanfaatan energi bersih yang lebih luas didorong oleh concern global terhadap isu perubahan iklim. Penggunaan energi fosil yang berlebih selama telah mendorong peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) jauh melebihi batas aman yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Kebijakan net zero emission ini banyak dicanangkan berbagai negara saat ini merupakan salah satu wujud kebijakan yang dilakukan untuk mencapai target penurunan laju emisi tersebut. Terkait dengan net zero emission, bagaimana kebijakan negara-negara di dunia?
Di Indonesia sendiri, kebijakan saat ini berfokus pada Implementasi Kerja Sama Transisi Enegri yang Adil atau JETP. Ini merupakan sebuah komitmen pendanaan transisi energi senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun yang didapat Indonesia dari sejumlah negara maju yang dicetuskan pada KTT G20 tahun lalu.
Indonesia menyatakan komitmennya untuk mendukung Persetujuan Paris, melalui Nationally Determined Contribution (NDC) pertamanya yang menyatakan bahwa Indonesia akan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan upaya sendiri sebesar 29%, dan dengan bantuan internasional, Indonesia dapat menambah penurunan emisi GRK sebesar 12% lagi menjadi total 41%.
Ìý
Sektor energi di dalam NDC Indonesia yang pertama, ditargetkan dapat menurunkan sekitar 314-446 juta2 ton CO2-ek pada tahun 2030, melalui upaya-upaya pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, konversi energi, dan penerapan teknologi energi bersih.
Untuk melaksanakan hal ini, Indonesia mulai memperhitungkan untuk melakukan early retirement dari beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Indonesia, yang berasal dari batu bara.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)