²©²ÊÍøÕ¾

Timpang! Jumlah Korban Jiwa Israel Hanya 7% dari Palestina

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
28 October 2023 17:30
Pria Palestina Mohammed al-Akhras berduka atas jenazah putrinya Jana ketika jenazah istrinya terbaring di tanah setelah mereka terbunuh oleh serangan Israel, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 26 Oktober 2023. (REUTERS/Mohammed Salem)
Foto: Pria Palestina Mohammed al-Akhras berduka atas jenazah putrinya Jana ketika jenazah istrinya terbaring di tanah setelah mereka terbunuh oleh serangan Israel, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 26 Oktober 2023. (REUTERS/MOHAMMED SALEM)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Israel makin menggila, pasukan darat Israel memperluas operasi Gaza. Terjadi bencana-bencana baru bagi warga Palestina, yang terbaru Gaza menghadapi pemadaman komunikasi total, sehingga warga Palestina yang terkepung terputus dari dunia luar dan satu sama lain.

Pemadaman komunikasi memicu kepanikan di Gaza, koresponden AJ Safwat Kahlout dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Jalur Gaza utara, mengatakan orang-orang di wilayah Palestina "panik" karena terputusnya komunikasi dan semakin intensifnya pemboman Israel.

Beberapa kelompok bantuan internasional termasuk badan-badan terkemuka PBB, mengatakan mereka tidak dapat menjangkau tim mereka di lapangan.

Israel telah meningkatkan pemboman di Jalur Gaza ketika militernya mengatakan pihaknya "memperluas" operasi darat di Gaza. Pertempuran di sepanjang pemisahan antara Gaza dan Israel telah meningkat di setidaknya tiga lokasi.

Serangan darat besar-besaran Israel ke Jalur Gaza tampaknya masih mungkin terjadi, namun kelompok-kelompok kemanusiaan telah memperingatkan terhadap tindakan tersebut, dengan alasan kondisi yang semakin buruk bagi mereka yang terjebak di daerah kantong yang kekurangan sumber daya dan diblokade tersebut.

Akibat serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza, kini korban warga Palestina makin bertambah.

Berikut data yang dirangkum oleh tim riset CNCB Indonesia korban perang Israel-Palestina hingga tahun 2023.

Berdasarkan diagram di atas, menurut data United Nations OCHA sejak tahun 2008 hingga 2022 korban jiwa di Palestina telah memakan 6.180 korban, sedangkan untuk korban luka-luka di Palestina telah memakan hingga 144.052 korban.

Begitu juga di Israel, meskipun jumlah korbannya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Palestina. Korban jiwa akibat perang tersebut telah memakan 279 korban jiwa di Israel sejak tahun 2008 hingga 2022. Sedangkan untuk korban luka-luka di Israel mencapai 6.103.

Dan terbaru sepanjang tahun 2023, laporan korban menurut data Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa jumlah orang yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 5.087. Lebih dari 62% korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 15.273 orang terluka.

Sementara, pada tanggal 22 Oktober 2023 (angka yang dilaporkan oleh sumber-sumber Israel), jumlah total korban akibat serangan kelompok bersenjata pimpinan Hamas dari Gaza adalah sekitar 1.400 orang tewas dan setidaknya 4.932 orang terluka, sebagian besar selama serangan awal, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Sehingga total korban tewas Palestina hingga sejak tahun 2008 hingga tahun 2023 sebanyak 11.267 dan luka-luka sejumlah 159.289. Sedangkan korban tewas Israel sejak tahun 2008 hingga tahun 2023 sebanyak 1.679 dan luka-luka sejumlah 11.035

Upaya Perdamaian

Pada tahun 1979, Mesir dan Israel menandatangani perjanjian damai, mengakhiri permusuhan selama 30 tahun. Pada tahun 1993, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Arafat berjabat tangan mengenai Perjanjian Oslo mengenai otonomi terbatas Palestina. Pada tahun 1994, Israel menandatangani perjanjian damai dengan Yordania.

KTT Camp David tahun 2000 menyaksikan Presiden Bill Clinton, Perdana Menteri Israel Ehud Barak dan Arafat gagal mencapai kesepakatan perdamaian akhir.

Pada tahun 2002, Arab menawarkan Israel hubungan normal dengan semua negara Arab sebagai imbalan atas penarikan penuh dari wilayah yang mereka rebut dalam perang Timur Tengah tahun 1967, pembentukan negara Palestina dan "solusi yang adil" bagi pengungsi Palestina.

Upaya perdamaian terhenti sejak 2014, ketika perundingan antara Israel dan Palestina di Washington gagal.

Palestina kemudian memboikot hubungan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump karena pemerintahan tersebut membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade dengan menolak mendukung solusi dua negara, formula perdamaian yang membayangkan sebuah negara Palestina didirikan di wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967.

Kini, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berfokus pada upaya untuk mengamankan "tawar-menawar besar" di Timur Tengah yang mencakup normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, penjaga dua tempat suci umat Islam.

Perang terbaru ini secara diplomatis terasa canggung bagi Riyadh dan juga bagi negara-negara Arab lainnya, termasuk beberapa negara Teluk Arab yang bersebelahan dengan Arab Saudi, yang telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel.


²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation