²©²ÊÍøÕ¾

Unilever, Sampoerna, TLKM-Media Bakal Ketiban Berkah Kampanye

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
28 November 2023 08:15
Tiga pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI resmi menandatangi Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024 di Kantor KPU RI, Senin (27/11/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Tiga pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI resmi menandatangi Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024 di Kantor KPU RI, Senin (27/11/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kampanye politik akhirnya resmi dimulai hari ini, Selasa (28/11/2023). Aksi tersebut digadang bakal menjadi akselerasi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta menguntungkan beberapa sektor yang terlibat.

Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto, meyakini perekonomian akan bertumbuh dan bergerak positif selama proses pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden (pilpres). Alasannya, efek dari besarnya anggaran pemilu yang mencapai Rp109,1 triliun.

Sebagai informasi, Pemilu pada 2024 mendatang akan diselenggarakan secara serentak meliputi pemilihan presiden(pilpres), pemilihan legislatif (pileg), serta pemilihan kepala daerah (pilkada).

Emiten retail, konsumer, dan media biasanya akan mendapatkan berkah di akhir tahun ini, selain karena ada kampanye politik, sejumlah emiten tersebut mendapatkan gairah dari seasonality natal dan tahun baru (nataru).

Sektor Retail & Konsumsi Dapat Berkah Kampanye

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyatakan optimisme sektor retail akhir tahun ini lantaran sejumlah indikator ekonomi yang positif serta pesta demokrasi yang berjalan ini akan meningkatkan konsumsi masyarakat.

"Pertumbuhan ritel saat ini kita masih ada optimisme, berkaitan sepanjang tahun ini kita ketahui inflasi terjaga, patokan-nya di inflasi bulan Oktober kemarin 2,56%, kita punya indeks penjualan riil, indeks kepercayaan konsumen masih terjaga dengan baik" Ungkap Roy kepada ²©²ÊÍøÕ¾.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan inflasi secara tahunan (yoy) per Oktober 2023 masih terjaga di 2,56%. Nilai tersebut sudah terjaga dalam rentang target Bank Indonesia (BI) di 2% - 4%.

Indikator ekonomi lain yang menunjukkan optimisme konsumsi masih terjaga dengan baik juga terlihat dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang nilainya masih di atas 100. Menurut data survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) per Oktober 2023, nilai IKK tetap terjaga di 124,3. Angka tersebut bahkan naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 121,7, serta masih terjaga dalam tren penguatan.

Lebih lanjut, Roy menjelaskan bahwa pesta demokrasi atau kampanye politik yang akan dimulai pada 28 November 2023 mendatang akan menggenjot ekstra konsumsi. Dimana, konsumsi tak hanya dari rumah tangga melainkan juga dari pemerintah.

Pesta demokrasi diyakini bisa memberikan peningkatan pada permintaan konsumsi seperti pada makanan, minuman, seragam, dan lain-lain. Apalagi, konsumsi rumah tangga ini berkontribusi lebih dari 50% terhadap produk domestik bruto (PDB) Tanah Air.

Porsi konsumsi rumah tangga yang besar serta prospek-nya yang akan meningkat di akhir tahun terutama menjelang pemilu ini juga semakin tercermin pada pertumbuhan laba beberapa emiten konsumer berikut yang selalu mencatatkan peningkatan pendapatan pada setiap tahun politik, mulai dari pemilu 2009,2014, dan 2019.

Dari grafik di atas terlihat, ada tiga emiten yang selalu mencatatkan peningkatan pendapatan pada tiga kali pemilu lalu yakni PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sementara PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan peningkatan pendapatan untuk dua tahun pemilu terakhir, sedangkan pada 2009 malah susut sekitar -4,27% secara tahunan (yoy) menjadi Rp37,14 triliun.

Sementara itu, untuk sektor retail ada beberapa emiten yang bisa dilirik dengan potensi adanya peningkatan pendapatan di kuartal IV tahun ini. ²©²ÊÍøÕ¾ Research melakukan olah data pendapatan secara agregat terhadap empat emiten yaitu PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Dari hasil perhitungan, kami menemukan pendapatan agregat emiten retail selalu meningkat tiap akhir tahun yakni dari kuartal III ke kuartal IV tiap tahunnya. Seperti terlihat pada grafik berikut sejak 2018 - 2022, pendapatan retail selalu meningkat, bahkan 2020 yang terdampak Covid-19, pada akhir tahun pendapatan masih melonjak.

Prospek Emiten Media di Musim Kampanye

Selanjutnya akan ada sektor media yang akan diuntungkan dari gelaran kampanye menjelang pemilu. hal ini lantaran perannya yang tak lepas sebagai sumber informasi dan sarana komunikasi bagi para kandidat partai politik dan masyarakat.

Biasanya emiten media akan diperlukan untuk pencitraan para calon pemimpin. Dengan begitu, ekspektasi pendapatan dari iklan potensi bisa meningkat dibandingkan hari biasanya.

Menilai dari sisi pendapatan terlebih dahulu, ada dua emiten media yang akan diulas yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Dalam tiga kali pemilu ke belakang dari dua emiten tersebut, MNCN menjadi emiten media yang selalu mencetak peningkatan laba, sementara SCMA pada 2009 pendapatannya sempat menyusut -6,38% secara tahunan (yoy) tetapi dua kali pemilu setelahnya pendapatan terpantau meningkat.



Kendati pendapatan meningkat, tetapi tak selalu berdampak positif pada bottom line. Dari grafik berikut terlihat bahwa hanya MNCN yang mencatatkan peningkatan laba inline dengan pendapatan, sementara SCMA hanya terjadi peningkatan pada pemilu 2009 dan 2014, sedangkan pada pemilu 2019 malah mencatatkan penyusutan laba sebesar -28,75% yoy menjadi Rp1,05 triliun.

Sektor lain yang bisa mendapat berkah kampanye adalah telekomunikasi. Penggunaan data dan traffic diperkirakan meningkat selama kampanye. PT Telkom Indonesia (TLKM), PT XL Axiata (EXCL), dan PT Indosat (ISAT) merupakan deretan perusahaan yang akan diuntungkan dari kenaikan traffic tersebut.

Perusahaan rokok juga akan diuntungkan oleh kegiatan kampanye karena konsumsi diperkirakan naik selama kampanye karena banyaknya acara berkumpul bersama serta kegiatan akbar. Secara historis, konsumsi rokok menjelang dan selama kampanye akan naik karena banyaknya kegiatan berkumpul bersama.

Merujuk data Bea dan Cukai, produksi rokok biasanya melonjak menjelang kampanye pemilu. Pada musim kampanye 2019 yang berlangsung pada September hingga April, rata-rata produksi rokok mencapai 29,6 miliar batang. Padahal, pada periode September 2017-April 2018 hanya tercatat 24,36 miliar batang.

Kenaikan konsumsi rokok ini akan menguntungkan emiten seperti  PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIMM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Hanjaya Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), dan PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC).

Saham konsumer sahamnya yang terkait dengan minuman juga akan cukup diuntungkan dari kampanye, diantara ada PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) 

Secara keseluruhan, sentimen pemilu serta gelaran kampanye yang sudah dimulai bisa memberikan peningkatan pada pendapatan yang juga berimplikasi positif ke bottom line atau laba bersih walau tidak selalu. Hal tersebut juga bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham yang bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk mendulang keuntungan.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation