
Strategi BRI Dorong Peran UMKM untuk Sustainable Economic Growth

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) senantiasa berkomitmen terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola terutama di sektor microfinance dalam mewujudkan sustainable economic growth.
Sektor mikro sudah melekat dengan nama BRI yang telah berdiri selama 128 tahun. Hingga 2023, BRI telah menyalurkan pinjaman mikro dan ultra mikro ke 51,66 juta peminjam.
Sektor mikro pun memiliki peran besar dalam urusan kredit BRI. Tercatat pada 2023, jumlah penyaluran kredit mikro setara dengan 48,3% dibandingkan total penyaluran kredit BRI atau mencapai 496,6 triliun.
Selain menyalurkan kredit ke sektor mikro, peran BRI jauh lebih besar. Diantaranya meningkatkan inklusi dan meningkatkan peranan sektor mikro terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
BRI pun menjalankan strategi keberlanjutan dengan tujuan besar pertumbuhan ekonomi Indonesia lewat sektor mikro. Strategi yang dilakukan adalah menjalankan prinsip ESG (environmental, social, governance).
BRI sendiri tidak hanya fokus pada pertumbuhan keuangan, tapi juga menumbuhkan nilai bersama bagi masyarakat dan lingkungan demi keberlanjutan.
Terobosannya adalah merumuskan strategi BRIVOLUTION 2.0 untuk mencapai visi "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion".
Strategi ini fokus pada 2 aspek utama yakni menjaga pertumbuhan keuangan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini adalah upaya BRI untuk menciptakan nilai ekonomi dan sosial pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan ekonomi keberlanjutan.
Adapun penerapan strategi BRI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di antaranya adalah:
1. Penyaluran Kredit UMKMÌýDorong Pengentasan Kemiskinan
Pada 2023, BRI telah menyalurkan Rp777,28 triliun pendanaan berkelanjutan. Sebesar Rp690,43 triliun disalurkan untuk UMKM.
Penyaluran kredit ke UMKM dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak lainnya yang penting adalah dapat mengurangi kemiskinan dan juga kesenjangan.
Korelasi kuat antara tinggi rendahnya penyaluran kredit ke UMKM dan tingkat kemiskinan di suatu Provinsi telah ditunjukkan oleh Studi LIPI (2014). Semakin rendah proporsi kredit UMKM, seperti di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, NTB dan NTT, maka semakin tinggi tingkat kemiskinan yang terjadi, atau sebaliknya.
Penyaluran kredit meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengembangkan bisnisnya. Sehingga ukuran perusahaan akan semakin membesar dan dapat merekrut pegawai. Selain dapat mensejahterakan pemilik, kondisi ini juga akan memberikan kesejahteraan kepada para pegawainya.
Mengurangi Kesenjangan Lewat Berbagai Peluang Usaha
BRI membuka peluang usaha bagi masyarakat lewat penyaluran kredit. Namun, ada peluang lainnya yakni membuka agen BRILink.
BRILink adalah mitra penting dalam menghadirkan layanan perbankan area yang mungkin sulit diakses melalui kantor layanan konvensional. Agen BRILink merupakan nasabah yang melakukan kerjasama dengan BRI dan mampu melayani masyarakat dengan kemudahan transaksi perbankan tanpa perlu datang ke kantor BRI.
Sebagai mitra independen BRI, Agen BRILink beroperasi di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelosok desa hingga perkotaan daerah.
Agen BRILink menerima biaya sharing sebesar setiap transaksi yang dilakukan, menghadirkan potensi pendapatan tambahan.
Per 2023 ada 740.818 agen BRILink terdaftar dengan total 1,1 miliar transaksi dan bernilai Rp1.427,6 triliun.
Kehadiran BRILink juga meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dengan mendekatkan layanan perbankan ke tingkat ultra mikro.
3. Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Hingga ke Pelosok
BRI memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan inklusi keuangan dan literasi keuangan, BRI secara aktif menyediakan layanan perbankan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Maka dari itu, BRI menciptakan program untuk mencapai tujuan literasi dan inklusi keuangan.
Adapun program tersebut adalah memperluas jaringan agar mudah dijangkau masyarakat, membuat program pinjaman-tabungan- produk asuransi yang menarik.
Selain itu BRI juga membuat Program pemberdayaan masyarakat dengan tujuannya untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan kawasan pedesaan yang berkelanjutan dan perlindungan kesejahteraan finansial pelanggan.
4. Kesetaraan Hak Pekerja
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, BRI mengedepankan pemenuhan Hak Asasi Manusia dengan menumbuhkan budaya kerja yang mengedepankan saling menghormati, serta bebas dari diskriminasi, pengucilan, intimidasi, pelecehan, dan berbagai bentuk kekerasan, baik mental dan fisik.
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kondusif, dan produktif untuk mendorong Keberlanjutan Perusahaan dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Salah satu program nyata dalam memberdayakan dan meningkatkan peran perempuan adalah kolaborasi antara kelompok perempuan seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Ikatan Wanita BRI (IWABRI) sebagai entitas pendukung.
Program yang dilakukan adalah BRInita yang dirancang untuk mengatasi kendala spasial di perkotaan dengan mendorong praktik pertanian perkotaan yang transformatif melalui pemanfaatan lahan strategis untuk menciptakan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Program ini telah diterapkan di 21 lokasi di Indonesia dengan melibatkan individu-individu sadar lingkungan yang disebut sebagai pahlawan lokal.
Internal BRI juga mendukung pemberdayaan dan peningkatan peran wanita dengan Mendukung pencapaian Kementerian dari target Badan Usaha Milik Negara yaitu memenuhi komposisi 25% perempuan di posisi kepemimpinan.
5. Berperan Aktif Terhadap Green Energy
BRI secara aktif mengelola emisi gas rumah kaca dan berupaya mengatasi perubahan iklim sebagai bagian dari upaya yang bertanggung jawab dan praktik bisnis yang sadar lingkungan.
Program BRI dalam mendukung green energy adalah dengan mendukung Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL). Pada 2023, BRI telah mendistribusikan kredit hingga Rp82,32 triliun.
Selain itu juga penerbitan obligasi hijau atau green bond yang meningkat pada 2023 senilai Rp6 triliun dari Rp5 triliun pada 2022.
6. Digitalisasi Perbankan
Potensi ekonomi digital Indonesia yang besar membuat perbankan beradaptasi dengan kondisi terkini, termasuk BRI.
BRI membangun ekosistem untuk menawarkan produk dan layanan melampaui bisnis inti untuk memanfaatkan likuiditas baru, peluang baru, dan sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Salah satunya lewat aplikasi BRIMO yang saat ini memiliki 31,6 juta pengguna dan menjadi aplikasi perbankan yang memiliki jumlah pengguna terbesar di Indonesia. Selain itu nilai transaksi mencapai Rp4.158,8 triliun.
Digitalisasi juga menjadi jalan bagi BRI untuk menyentuh masyarakat baik nasabah maupun non-nasabah yang tersebar di Indonesia dengan lebih efisien. Selain itu didorong oleh BRILink yang merupakan e-channel.
²©²ÊÍøÕ¾ÌýINDONESIA RESEARCH
Ìý
(ras/ras)