²©²ÊÍøÕ¾

Harga Batu Bara Sudah Terbang 5%, China & Vietnam Ramai-Ramai Borong

Muhammad Reza Ilham Taufani, ²©²ÊÍøÕ¾
28 March 2024 07:20
Stock Pile batu bara PT Kaltim Prima Coal, Tanjung Bara, Kalimantan Timur. (²©²ÊÍøÕ¾/Firda Dwi Muliawati)
Foto: (²©²ÊÍøÕ¾/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara melanjutkan penguatan selama tiga hari perdagangan beruntun. Kenaikan harga batu bara terjadi seiring dengan tingkat impor China dari Australia yang melonjak,Ìý

Menurut data yang diperoleh dari Refinitiv, pada perdagangan Rabu (27/3/2024), harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak April ditutup pada level US$ 131,1 per ton atau mengalami penguatan sebesar 2%.ÌýPenguatan ini memperpanjang tren positif pasir hitam menjadi tiga hari beruntun dengan penguatan sebesar 5,3%.

Penguatan harga batu bara terjadi seiring dengan permintaan China yang lebih terfokus dari Australia yang memiliki karakteristik kalori tinggi. Melansir HellenicShipping News, terdapat lonjakan volume ekspor batu bara Australia ke China dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama terlihat pada periode Januari hingga Maret.

Pada kuartal pertama tahun ini, peningkatan impor dari Australia terjadi seiring China yang mengurangi jumlah impor batu bara dari Rusia.

Sementara itu, tragedi runtuhnya Jembatan Baltimore telah menimbulkan gelombang kekhawatiran logistik atas aliran ekspor batu bara AS ke pasar utama seperti India, China, dan Eropa. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan logistik dan dampaknya terhadap kenaikan harga batu bara.

Melansir MontelNews, setiap hari pelabuhan =ditutup, pasar global akan kehilangan sekitar 75.000 ton batubara, dimana sekitar 50.000 ton merupakan batubara termal.

Alexis Ellender, analis utama curah kering di Kpler, mengatakan kemungkinan besar tidak akan ada dampak signifikan terhadap harga batu bara termal, mengingat ekspor batu bara termal di pelabuhan tersebut hanya menyumbang sebagian kecil dari perdagangan global.

"Pasar [global] dipenuhi dengan bahan-bahan dari Australia, Indonesia, Kolombia dan Afrika Selatan," kata Alexis Ellender yang dikutip dari MontelNews. "Dengan berakhirnya musim dingin di belahan bumi utara, kita juga memasuki masa tenang permintaan musiman di pasar," lanjutnya.

Penguatan harga juga dipengaruhi oleh tingkat Impor batu bara Vietnam yang melonjak hampir dua kali lipat pada awal tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Melansir Reuters, peningkatan pembelian batu bara oleh negara konsumen batu bara terbesar ke-10 di dunia ini menandakan kemungkinan akan terjadi peningkatan emisi dari pembangkit listrik batu bara dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini mengancam upaya global untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan memerangi polusi.

Data menunjukkan bahwa total emisi CO2 dari pembangkit listrik batu bara Vietnam pada Januari mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah untuk selama Januari. Peningkatan ini mencapai hampir 70% dibandingkan dengan jumlah emisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, produksi listrik dari batu bara juga mencapai level tertinggi sejak Juli sebelumnya, berkontribusi 55% dari total produksi listrik Vietnam.

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation