²©²ÊÍøÕ¾

Ini Fakta dan Penyebab IHSG dan Rupiah Anjlok

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
01 April 2024 14:04
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi memanas seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi dalam hari ini, Senin (1/4/2024).

Diketahui perkara perselisihan hasil Pemilu 2024 telah dimulai sejak masa pengajuan permohonan pemohon pada 21 hingga 23 Maret 2024, termasuk dalam pencatatan permohonan pemohon dalam e-BP3 dan penerbitan dan penyampaian AP3.

Hal ini berlanjut hingga tahap persidangan yang dimulai pada 27 Maret 2024 hingga 18 April 2024 mendatang, dan keputusan MK akan diputuskan pada 22 April 2024.

Sejak perselisihan tersebut dimulai, pergerakan pasar keuangan Indonesia baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah justru bergerak negatif alias anjlok.

Pergerakan IHSG sejak 21 Maret hingga perdagangan sesi pertama hari ini Senin (1/4/2024) tercatat turun 2,31% atau 169,63 poin di level 7.161,50.

Sementara pergerakan IHSG pada hari ini Senin (1/4/2024) hingga sesi pertama ditutup melemah 1,75% di level 7.161,5. Penurunan hari ini didorong dari anjloknya semua sektor.

Secara sektor, sentimen juga muncul seiring dengan penurunan kinerja signifikan, khususnya dari emiten pertambangan batu bara. PT Bumi Resources Tbk. menorehkan laba Rp169 miliar, turun 97,94% secara tahunan (yoy). Kemudian ADRO, PTBA, ITMG, dan BYAN mengalami koreksi laba sekitar 35% hingga58% secara tahunan. 

Begitu juga dengan pergerakan rupiah sejak 21 Maret hingga perdagangan sesi pertama hari ini Senin (1/14/2024) tercatat melemah 1,27% atau 200 poin di level Rp15.910/US$1.

Perselisihan pemilu dalam sidang MK tentu memberi dampak negatif bagi pasar keuangan RI. Dimana permintaan seragam dari kubu 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) dan 03 (Ganjar Pranowo-Mahfud MD), agar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka didiskualifikasi sebagai peserta Pilpres 2024.

Hal ini tercermin dari data transaksi Bank Indonesia (BI) pada 25–27 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,36 triliun terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,74 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2024, berdasarkan data penyelesaian transakai hingga 27 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp33,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp20,05 triliun di SRBI.

Selain itu, kelanjutan turunnya IHSG dan rupiah hari ini juga didorong dari beberapa sentimen domestik lainnya.

Inflasi Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan inflasi menjadi 3,05% secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2024 dibandingkan dengan periode Februari 2024 sebesar 2,75%. Sementara, inflasi bulanan terealisasi 0,52%.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara bulanan dari 105,58 menjadi 106,13.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.

Kemudian, laju inflasi komoditas adalah sebesar 1,42% secara bulanan dan memberikan andil inflasi sebesar 0,41%.

Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09%. Diikuti, daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09%, beras 0,09%, cabe rawit 0,02%, serta bawang putih 0,02%.

Namun, penurunan IHSG masih dibatasi oleh sentimen positif dari kenaikan aktivitas manufaktur Indonesia melesat pada Maret 2024.

PMI Manufaktur Indonesia

Aktivitas manufaktur Indonesia melesat pada Maret 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Senin (1/4/2024) menunjukkan aktivitas manufaktur terbang karena meningkatnya permintaan.

PMI manufaktur Indonesia melesat ke angka 54,2 pada Maret 2024, dibandingkan periode Februari 2024 sebesar 52,7. Indeks ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau dalam 29 bulan terakhir.

Dengan demikian, PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 31 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Data Maret menunjukkan kenaikan pesanan yang diterima perusahaan lebih ditopang oleh pasar domestik. Sebaliknya, penjualan internasional mengalami kontraksi setelah stagnan pada Februari.

Lonjakan permintaan domestik bisa dipahami mengingat Umat Islam Indonesia akan merayakan Lebaran pada 10-11 April 2024.

Sebagai catatan, Lebaran merupakan puncak konsumsi masyarakat Indonesia karena melambungnya permintaan akan barang dan jasa.

Perusahaan biasanya akan menggenjot produksi pada Ramadhan. Seperti diketahui, Ramadhan 2024 berlangsung pada 12 Maret dan kemungkinan berakhir pada 9 April 2024.

²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation