²©²ÊÍøÕ¾

5 Fakta Saat IHSG Ambruk: Asing Bawa Kabur Rp 2 T - Saham Bank Rontok

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
17 April 2024 08:40
Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024
Foto: Infografis/ Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024/ Ilham Restu

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk pada perdagangan Selasa (16/4/2024) kemarin, di tengah memburuknya sentimen pasar global beberapa hari terakhir saat IHSG libur panjang Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H.

IHSG ditutup ²¹³¾²ú°ù³Ü°ìÌý1,68% ke posisi 7.164,81. Bahkan pada awal sesi I kemarin, IHSG sempat anjlok hingga lebih dari 2,6%.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 23 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,8 juta kali. Sebanyak 165 saham naik, 457 saham turun, dan 175 saham stagnan.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) kemarin hingga mencapai Rp 2,48 triliun di seluruh pasar dengan rincian sebesar Rp 2,46 triliun di pasar reguler dan Rp 24,42 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Secara sektoral, sektor properti menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 3,25%.

Adapun berikut berita-berita terkait IHSG kemarin.

1. Bos Bursa Ungkap Penyebab IHSG Sempat Ambruk 2% Lebih

Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara soal ambruknya IHSG yang mencapai lebih dari 2% pada pembukaan perdagangan Selasa kemarin.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy mengatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan IHSG kemarin. Salah satunya adalah faktor global.

"Di antaranya, terjadinya peningkatan tensi politik antara negara-negara Timur Tengah pasca serangan lebih dari 300 drone dan rudal oleh Iran ke Israel pada Sabtu lalu waktu setempat dan kenaikan US Treasury yield seiring peningkatan inflasi AS dan dinamika geopolitik," ungkap Irvan kepada wartawan, Selasa, (16/4/2024).

Sementara, di sisi domestik, beberapa rilis data ekonomi domestik dalam dua minggu terakhir turut mempengaruhi terkoreksinya IHSG yaitu inflasi konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% (yoy), meningkat dibandingkan bulan Februari 2024 yang sebesar 2,75% (yoy) dan cadangan devisa Maret 2024 tercatat sebesar US$ 140,4 miliar, turun dibandingkan bulan Februari 2024 yang sebesar US$ 144 miliar.

Selain itu, ada pula periode libur panjang Lebaran Idul Fitri 1445 H turut menyebabkan pelemahan IHSG di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang terjadi.

Periode libur panjang lebaran di RI berlangsung selama tanggal 8-15 April 2024, sehingga penyesuaian pasar baru terjadi di hari ini dan membuat sentimen dari global cenderung mengalami lagging di dalam negeri.

"Sebagai informasi, indeks bursa-bursa global, seperti Vietnam, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, Filipina, dan Australia, telah mencatatkan penurunan sebesar lebih dari 2% dalam dua hari terakhir sejak Jumat. Hal ini mengindikasikan adanya penyesuaian IHSG seiring dengan akumulasi risiko pasar selama periode libur," kata dia.

2. Deretan Saham Penekan IHSG Kemarin, Mayoritas Bank Raksasa

Terpantau lima saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi penekan IHSG kemarin. Adapun saham perbankan raksasa kedua di Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 34,8 indeks poin.

Tak hanya BBRI, dua saham bank raksasa lainnya juga menjadi laggard atau penekan IHSG yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 23,9 indeks poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BBRI) sebesar 18,1 indeks poin.

3. Saham-saham Ini Dilego Asing Saat IHSG Merana Lagi

Beberapa saham terpantau kembali dilepas asing kemarin, di mana secara mayoritas merupakan saham perbankan raksasa. Saham BBCA menjadi yang paling banyak dilepas oleh asing kemarin yakni mencapai Rp 954,4 miliar.

Selain itu, saham perbankan raksasa lainnya juga tengah dilepas oleh asing, yakni BBRI sebesar Rp 664,4 miliar, dan BMRI sebesar Rp 107,3 miliar.

Berikut saham-saham yang dilepas asing kemarin.

4. Ini Penyebab Saham Bank Besar Ambruk kemarin.

Satu sektor yang mengalami koreksi adalah perbankan. Pasar terbilang panik seiring dengan rontohnya saham bank-bank besar termasuk bank raksasa.

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang paling parah koreksinya kemarin yakni ambruk 5,56% ke posisi Rp 2.550/unit.

Hal serupa juga terjadi pada empat bank raksasa yakni BBRI yang ambruk 5,31%, BBCA anjlok 3,56%, BMRI ambles 2,93%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang ambrol 1,89%.

Saham perbankan RI kompak ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas.

Selain itu, sebagian besar emiten bank RI telah melewati cum date dan membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Penurunan kinerja saham perbankan dan IHSGsecara lebih luas terjadi beriringan dengan rupiah yang semakin tertekan dalam.

Mengutip dataRefinitivpada penutupan Selasa kemarin, rupiah ambles 2,08% ke Rp 16.170/US$, di mana posisi ini menjadi yang terendah sejak 6 April 2020 atau sekitar empat tahun terakhir.

Hal ini diikuti oleh kenaikan indeks dolar AS (DXY) pada 14:54 WIB sebesar 0,1% ke angka 106,31.

5. Saat IHSG Ambruk, Saham Emas Malah Ngacir.

Mayoritas emiten emas di Indonesia terpantau bergairah pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, masih tersengat oleh cerahnya harga emas meski dan di tengah ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menjadi yang paling kencang penguatannya pada sesi I hari ini, yakni melejit 10,11% ke posisi Rp 196/saham.

Sedangkan untuk saham emas big cap seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terbang masing-masing 9,92% dan 8,38%.

Saham emas RI tersengat oleh harga emas yang masih mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya hingga Selasa kemarin.

Menurut dataÌý¸é±ð´Ú¾±²Ô¾±³Ù¾±±¹Ìýpada Selasa kemarin, harga emas dunia di pasar spot mencapai US$ 2.382,72 per troy ons,Ìýnaik tipis dibandingkan hari sebelumnya. Ini merupakan harga penutupan tertinggi sepanjang sejarah emas.

Permintaan akan aset safe haven ini yang terus meningkat membuat harganya terus mencetak rekor. Alhasil, saham-saham emas di RI pun ketiban 'berkah' dari kenaikan harga emas dunia.

"Hal ini tampak seperti pergerakan harga yang didorong oleh geopolitik, yang mungkin terkait denganpernyataanpasukan pertahanan Israel bahwa sesuatu akan terwujud di sini," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Iran meluncurkandronedan rudal berbahan peledak pada Sabtu (13/4/2024) malam yang merupakan serangan pertama terhadap Israel oleh negara lain dalam lebih dari tiga dekade, memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) atau DXY melonjak tinggi pada empat perdagangan terakhir dan mencapai posisi 106,205 pada Senin (15/4/024).

Posisi ini sekaligus tertinggi sejak November 2023. Menyusul imbal hasil (yield) Treasury tenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam lima bulan setelah data menunjukkan penjualan ritel AS meningkat lebih dari perkiraan pada Maret, bukti lebih lanjut bahwa perekonomian telah mengakhiri kuartal pertama dengan solid.

Ìý

Berdasarkan perangkat CME FedWatch memperkirakan suku bunga acuan The Fed tetap dipertahankan di 5,25% - 5,5% hingga September 2024, mundur dari keyakinan sebelumnya pada Juni.

"Namun dalam jangka pendek, harga emas bisa turun menuju US$ 2.200 karena premi geopolitik hilang," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Pembelian bank sentral juga memberikan dukungan terhadap emas batangan.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation