²©²ÊÍøÕ¾

Aneh! Ekonomi Jepang Ambruk, Yen Malah Terbang

Revo M, ²©²ÊÍøÕ¾
16 May 2024 11:16
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Yen, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Yen, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Mata uang yen Jepang justru menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I-2024.

Dilansir dari Refinitiv pada hari ini, Kamis (16/5/2024) pukul 10:22 WIB, yen menguat 0,57% ke angka 153,98 terhadap dolar AS. Angka ini melanjutkan tren penguatan yang terjadi kemarin (15/5/2024) sebesar 0,99%.

Posisi ini juga merupakan yang terkuat sejak 6 Mei 2024 atau sekitar 1,5 minggu terakhir.

Apresiasi yen ini terjadi di tengah indeks dolar AS (DXY) yang dalam tiga hari terakhir. Khususnya kemarin, DXY anjlok sebesar 0,64% dan dilanjutkan pada pertengahan perdagangan hari ini, DXY kembali mengalami depresiasi sebesar 0,15%.

Penurunan DXY terjadi akibat inflasi harga konsumen AS tercatat 3,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2024. Tingkat kenaikan harga konsumen AS setara dengan perkiraan konsensus Trading Economics sebesar 3,4%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 sebesar 3,5%.

Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi AS ada di angka 0,3% pada April 2024, atau melandai dibandingkan Maret yang tercatat 0,4%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dari perkiraan konsensus sebesar 0,4%.

Tidak hanya itu, data penjualan ritel AS tidak mengalami perubahan (0%) periode April 2024 secara. Data ini jauh lebih rendah dibanding perkiraan konsensus dengan kenaikan 0,4% dan menurun dibandingkan periode Maret 2024 sebesar 0,6%.

Kenaikan yen ini berbanding terbalik dengan situasi yang terjadi di Jepang saat ini. Terkhusus data ekonomi yakni Produk Domestik Bruto (PDB) yang justru tidak mengalami pertumbuhan melainkan terjadi kontraksi.

Pada pagi hari ini waktu IKantor kabinet Jepang merilis data PDB. Negeri Sakura mencatatkan kontraksi 0,5% secara kuartalan pada kuartal I-2024, atau lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pasar yang turun 0,4% dan setelah stagnasi yang direvisi turun pada kuartal sebelumnya.

Bila ditahunkan, PDB Jepang juga terkontraksi 2% pada kuartal I-2024. Bila dihitung sejak 2022 atau dalam sembilan kuartal, PDB Jepang terkontraksi empat kali.

Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah perekonomian, turun selama empat kuartal berturut-turut (-0,7% vs -0,4% di Q4), lebih buruk dari perkiraan penurunan sebesar 0,2% dan menandai penurunan paling tajam dalam tiga kuartal sebagai konsumen yang terus mengurangi pengeluaran mereka karena biaya hidup yang mahal dan upah yang lesu.

Selain itu, perdagangan bersih (net trade) juga menjadi penghambat PDB, sesuai perkiraan, karena ekspor (-5,0% vs 2,8%) menurun lebih besar dibandingkan impor (-3,4% vs 1,8%).

Terpukulnya perekonomian Jepang juga terjadi oleh gempa bumi besar pada 1 Januari di semenanjung Noto dan penghentian produksi di anak perusahaan raksasa otomotif Toyota, Daihatsu.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation