²©²ÊÍøÕ¾

AS Jadi Biang Kerok! Harga Batu Bara Anjlok Sepekan

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
26 May 2024 09:00
A woman is silhouetted as she carries a basket of coal scavenged from a mine near Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)
Foto: Siluet seorang wanita saat membawa sekeranjang batu bara yang diambil dari tambang dekat Dhanbad, sebuah kota India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara acuan dalam major trend masih dalam fase penurunan, begitu juga dengan minor trend yang masih dalam fase penurunan dan bertahan di level psikologis US$140 per ton.

Menurut data Refinitiv Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Juni pada penutupan perdagangan Jumat (24/5/2024) bertengger di level US$140 per ton atau turun 0,99%.

Begitu juga dalam sepekan tercatat harga batu bara acuan melemah sebesar 0,36%.

Harga batu bara dunia bergerak dipengaruhi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) sebagai konsumen terbesar ketiga di dunia. Sebab saat suku bunga tinggi, pabrik-pabrik kesulitan untuk melakukan ekspansi sehingga akan menahan permintaan batu bara untuk listrik.

AS masih mengandalkan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik. Sumber energi batu bara masih menguasai sekitar 16% pembangkit listrik, lebih besar dibandingkan pembangkit listrik tenaga angin yang sekitar 11%, pembangkit listrik tenaga air yang 6%, atau pembangkit listrik tenaga surya yang 4% dari campuran pembangkit listrik.

Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April -1 Mei yang dirilis pada Rabu malam atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.

Kini peluang penurunan suku bunga kian menyusut, melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 59% penurunan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin (bps) pada September. Peluang ini turun dari sebelumnya yang mencapai 65,7%.

Akibat itu, pelaku pasar kini melihat era suku bunga tinggi masih akan berlanjut. Hal ini turut berdampak pada kekuatan dolar AS (DXY) kembali menanjak. Dampak pada harga komoditas biasanya akan berbanding terbalik, termasuk batu bara. Pasalnya, dolar AS yang menguat seakan membuat ongkos untuk beli lebih malah, imbasnya permintaan bisa melemah.

Namun, penurunan harga batu bara acuan masih tertahan untuk lebih dalam karena gelombang panas dapat memicu kenaikan permintaan batu bara.

Permintaan global diprediksi akan meningkat berkat gelombang panas yang sedang berlangsung di Asia serta pengisian kembali penyimpanan gas di Eropa.

Pada April 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa bahwa Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat celcius yang telah berlangsung dalam beberapa pekan ke belakang.

Dikutip dari thehindu.com, permintaan listrik tertinggi di India mendekati tingkat yang diproyeksikan sebesar 235 GW pada bulan Mei, menyusul penggunaan peralatan pendingin yang berlebihan seperti AC di tengah gelombang panas yang parah di negara tersebut.

Menurut data Kementerian Tenaga Listrik, permintaan listrik puncak yang terpenuhi atau pasokan tertinggi pada hari itu telah mencapai 233 GW pada 6 Mei dibandingkan dengan 221,42 GW yang tercatat pada tahun lalu.


²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation