²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Wisata Arab Saudi Cuan Rp 2.700 T dari Haji, Setara Pendapatan RI!

Revo M, ²©²ÊÍøÕ¾
28 May 2024 07:20
Umat Muslim mengelilingi Ka'bah dan berdoa di Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Jumat (1/7/2022). Arab Saudi kembali mengizinkan jamaah haji luar negeri untuk beribadah ke negara mereka pada musim haji tahun ini usai 2 tahun terganggu covid. (REUTERS/Mohammed Salem)
Foto: Umat Muslim mengelilingi Ka'bah dan berdoa di Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Jumat (1/7/2022). Arab Saudi kembali mengizinkan jamaah haji luar negeri untuk beribadah ke negara mereka pada musim haji tahun ini usai 2 tahun terganggu covid. (REUTERS/Mohammed Salem)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pendapatan dari minyak masih menjadi penopang utama ekonomi Arab Saudi. Namun, penghasil dari pelaksanaan haji dan umrah juga membuat Arab Saudi kaya raya. Dampak multiplier effects nya juga tidak main-main.

Berdasarkan Kementerian Keuangan (MoF) Arab Saudi tercatat bahwa sepanjang 2023, Arab Saudi mengalami defisit anggaran sebesar SAR 81 miliar atau sekitar US$21,6 miliar. Bila dirupiahkan maka nilainya Rp 346.896 triliun (kurs US$ 1=Rp 16.060).

Angka ini relatif sesuai dengan perkiraan, karena pengeluaran meningkat di tengah menurunnya pendapatan minyak, kata kementerian keuangan pada 15 Februari 2024.

Total pengeluaran meningkat sebesar 11% setiap tahunnya menjadi SAR 1,3 triliun pada tahun lalu, seiring dengan pendapatan yang mencapai SAR 1,2 triliun, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan.

Jika dilihat lebih rinci, dari total pendapatan yang ada, sebesar SAR 0,75 triliun atau sebesar 62% bersumber dari minyak dan turun sebesar 12% secara year on year/yoy karena Arab mengurangi produksi minyak dalam upaya mempertahankan harga di pasar global yang lemah. Sedangkan 38% atau sekitar SAR 0,45 triliun bersumber dari non-minyak.

Bagi negara Arab Saudi, pendapatan dari minyak merupakan yang utama meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dampak perekonomian dari banyaknya Jemaah Haji yang datang untuk beribadah memberikan pemasukan dan domino effect yang positif bagi Arab Saudi.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil statistik Haji 1444 H atau tahun 2023, GASTAT menunjukkan terdapat sekitar 1,84 juta Jemaah yang datang ke Mekah, Arab Saudi. Jumlah Jemaah haji luar yang datang sebanyak (1.660.915), sedangkan jumlah jemaah dalam negeri mencapai (184.130) warga.

Lebih lanjut, jumlah Jemaah laki-laki dari total jumlah Jemaah dalam dan luar secara umum berjumlah (969.694) Jemaah, sedangkan jumlah Jemaah perempuan mencapai (875.351).

Pemerintah Saudi membatasi ibadah haji bagi penduduk di Arab Saudi hanya selama pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

Menurut data resmi pada tahun 2019, Kerajaan Arab Saudi menghasilkan pendapatan sekitar US$12 miliar dari 2,5 juta Jemaah yang datang ke Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji pada tahun itu.

Dengan kalkulasi sederhana merujuk pada perbandingan 2019, maka pendapatan Arab Saudi dari haji yakni sekitar US$9 miliar pada 2023. Pendapatan tersebut datang dari visa dan lain-lain. Namun, dampak multiplier haji jelas tidak main-main. Dampak multiplier efek dinikmati sektor tenaga kerja, transportasi, hotel, industri makanan dan minuman, hingga pariwisata. 

Selain pendapatan haji, dikutip dari The Express Tribune dan berdasarkan Future Market Insight, dampak ekonomi terkait haji diperkirakan akan mencapai US$350 miliar pada 2032 atau sekitar SAR 1,31 triliun. Nilai pendapatan akan naik drastis jika memasukkan pelaksanaan umrah.

Lebih lanjut, dalam laporan Future Market Insights ditunjukkan bahwa industri pariwisata Haji dan Umrah di Arab Saudi diperkirakan bernilai US$171,41 miliar pada 2024 atau sekitar Rp 2.752,84 triliun.  Nilai ini kemungkinan akan berlipat ganda menjadi US$343,55 miliar pada 2034.

Jumlah pendapatan pariwisata Arab Saudi dari haji pada 2024 hampir setara dengan total pendapatan Indonesia yang ditargetkan dalam APBN 2024 yakni Rp 2.802,3 triliun, termasuk dari pajak dan non-pajak.

"Pariwisata religi adalah tulang punggung pariwisata Arab Saudi dan akan memainkan peran yang lebih luas di masa depan juga," Turab Saleem, kepala konsultan perhotelan, pariwisata dan rekreasi di Knight Frank, mengatakan kepada Arab News.

Ekspansi yang luar biasa ini mempunyai beberapa pendorong permintaan. Pertama, meningkatnya jumlah Jemaah haji setiap tahunnya mengakibatkan semakin besarnya permintaan terhadap layanan pariwisata termasuk akomodasi, transportasi, dan bimbingan keagamaan.

Ada juga kegiatan pembangunan infrastruktur dan hotel berskala nasional yang memenuhi perubahan kebutuhan dan harapan jamaah saat ini, sehingga sekali lagi memberikan kontribusi biaya pada layanan pariwisata haji.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindo

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation