Pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (21/6/2024), indeks AS, Wall Street, terpantau ditutup variatif.
S&P 500 melemah pada Jumat lalu karena saham pemimpin pasar Nvidia alami depresiasi dua hari beruntun. Indeks pasar luas turun 0,16% menjadi berakhir pada 5.464,62, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,18% menjadi menetap di 17.689,36. Rata-rata Industri Dow Jones naik tipis 15.57 poin, atau 0,04% menjadi ditutup pada 39,150.33.
"Saham teknologi terus menjadi sorotan," kata Emily Roland, salah satu kepala strategi investasi di John Hancock Investment Management. "Saya tidak dapat mengingat kapan satu saham... begitu berpengaruh di pasar, dan hal tersebut benar-benar menjadi pendorong utama pergerakan pasar akhir-akhir ini." ujar Emily, dikutip dari վ International.
Saham Nvidia turun 3,2%. Pada hari Kamis, saham mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum ditutup lebih rendah lebih dari 3%.
Kendati menurun, saham pembuat chip tersebut masih mengalami kenaikan sekitar 155% dari tahun ke tahun.
Beberapa tanda pasar yang berlebihan mulai terlihat dalam beberapa sesi terakhir, meskipun tidak jelas apakah reli yang dipicu oleh kecerdasan buatan telah mencapai batasnya. Bahkan Nvidia, yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar, menunjukkan tanda-tanda bahwa momentum kenaikannya mungkin melambat.
"Ini mungkin bukan saat yang buruk untuk mengambil keputusan," kata Dave Grecsek, direktur pelaksana di Aspiriant. "Kami telah mencapai kinerja yang luar biasa, dan pasarnya terlihat sedikit berkembang."
Pelaku pasar keuangan Indonesia perlu mempertimbangkan sejumlah sentimen yang akan menggerakkan pasar pada hari ini. Salah satu sentimen bisa datang dari Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pidato pejabat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed), dan kembalinya BREN.
Pasar saham Indonesia tampak masih akan mendapatkan angin segar dari BREN yang telah secara resmi keluar dari papan pemantauan khusus bursa. Hal ini berarti saham milik taipan Prajogo Pangestu ini tidak akan lagi ditransaksikan dengan full periodic call auction (FCA).
Konferensi Pers RAPBN 2025 untuk Prabowo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono akan menggelar Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Ini adalah kali pertama pemerintah menggandeng tim pemenang pemilihan presiden (pilpres) Prabowo Subianto menggelar konferensi pers secara bersamaan.
Konferensi pers ini sangat penting karena bisa menjadi panduan bagi investor, pelaku usaha hingga masyarakat untuk melihat seperti APBN 2025 yang dirancang untuk Prabowo- Gibran Rakabuming Raka.
Investor, pelaku usaha, hingga masyarakat diharapkan bisa mendapatkan gambaran jelas mengenai program, rencana belanja, hingga bagaimana Prabowo-Gibran akan mengumpulkan pendapatan untuk belanja 2025.
Dalam sepekan terakhir, muncul kekhawatiran besar mengenai rencana belanja Prabowo-Gibran. Belanja presiden terpilih tersebut dikhawatirkan bisa membuat defisit melebar hingga di aatas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga meningkatkan utang.
Kekhawatiran ini disinyalir menjadi salah satu alasan mengapa IHSG dan rupiah tertekan.
Konferensi pers hari ini juga diharapkan bisa memberi gambaran bagaimana pemerintahan Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo bisa menjalani masa transisi dengan baik sebelum pelantikan pada 20 Oktober mendatang.
Sebagai catatan, dalam rancangan awal APBN 2025, atau APBN saat mulai beroperasinya pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, defisit dipatok antara 2,45-2,82% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan rasio utang atau debt to GDP ratio dirancang pada kisaran 37,98% hingga 38,71%.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara menyebutkan rasio utang terhadap PDB dipatok maksimal 60% dan defisit APBN dibatasi 3% dari PDB.
BREN Keluar dari Skema FCA
Keluarnya saham BREN dari papan pemantauan khusus didukung pengumuman BEI No Peng-CK-00022/BEI.PLP/06-2024 soal Pencabutan Efek Bersifat Ekuitas dari Pemantauan Khusus, yang dipublikasikan pada Kamis malam (20/6/2024).
Alhasil BREN akan kembali ke papan utama BEI dan mulai efektif pada perdagangan 21 Juni 2024. Diketahui Prajogo rajin menambah kepemilikan saham di BREN.
Lebih lanjut, revisi dari pihak perihal perubahan beberapa kriteria saham notasi khusus yang dapat berpotensi masuk FCA akan menghasilkan semakin banyak saham yang keluar dari FCA, maka tentunya dapat berpotensi penguatan pada saham-saham tersebut dan mendorong kinerja pergerakan IHSG pada pekan depan untuk menuju level 6.900 hingga ke angka psikologis 7.000.
telah mengubah beberapa kriteria saham notasi khusus yang dapat berpotensi masuk FCA. BEI pun merevisi kriteria nomor 1, 6, 7 dan 10. Berikut perubahannya:
Investor Asing Keluar dari Indonesia
Data Bank Indonesia (BI) periode 19-20 Juni 2024 menunjukkan bahwa investor asing tercatat jual neto Rp0,78 triliun terdiri dari jual neto Rp1,42 triliun di pasar saham, beli neto Rp0,45 triliun di SBN dan beli neto Rp0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 20 Jun 2024, investor asing tercatat jual neto Rp42,10 triliun di pasar SBN, jual neto Rp9,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp117,77 triliun di SRBI.
Catatan keluarnya investor asing ini mematahkan tren net foreign inflow selama enam pekan beruntun yang telah terjadi sejak pekan pertama Mei 2024.
Namun demikian, investor asing tetap memiliki minat yang cukup tinggi terhadap instrumen investasi SRBI (tenor pendek) yang terbukti net foreign inflow telah terjadi selama delapan pekan beruntun atau sekitar dua bulan terakhir dan aliran modal asing dalam SRBI telah mencapai Rp179,86 triliun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Panggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dipanggil ke Istana Negara, Jakarta, pada Kamis pekan lalu.
Pertemuan ini membahas langkah stabilisasi rupiah yang kursnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat terbang ke level atas Rp16.400/US$.
Dalam pertemuan selama 1,5 jam kemarin sore itu, Sri Mulyani mengaku telah secara gamblang menjelaskan dinamika pasar keuangan atau market saat ini kepada Jokowi. Termasuk faktor sentimen yang memengaruhi pelaku pasar keuangan ihwal proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2025 yang diduga banyak pihak akan membengkak dari sisi rasio utangnya.
"Menyampaikan kepada bapak presiden berbagai perkembangan terkini dinamika market juga dari sisi perkembangan pembahasan APBN kita dengan DPR, karena kita dalam penyusunan RAPBN 2025," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan, tekanan yang terjadi pada rupiah beberapa hari terakhir sebetulnya disebabkan oleh faktor global, seperti kuatnya perekonomian AS yang menyebabkan bank sentralnya diduga banyak pelaku pasar masih akan sulit menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate. Selain itu, ada perbedaan arah suku bunga negara-negara maju karena bank sentral Eropa kini malah menurunkan suku bunga acuannya.
Sedangkan dari sisi domestik, terkhusus faktor-faktor fundamental perekonomian Indonesia, ia tegaskan tidak ada yang menjadi penyebab lemahnya pergerakan kurs rupiah.
Indeks Kepercayaan Konsumen AS
Pada Selasa (25/6/2024) terdapat pengumuman Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board Amerika Serikat (AS) periode Juni 2024. Sebelumnya Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board naik pada bulan Mei menjadi 102,0 dari 97,5 pada bulan April. Meningkatnya kepercayaan konsumen menandakan kuatnya konsumsi masyarakat AS yang dapat mendorong meningkatnya inflasi di AS sehingga The Fed dapat kembali menunda dalam pemangkasan suku bunga AS.
 Foto: U.S Consumer Confidence Index Sumber: The Conference Board |
Pidato Pejabat The Fed
Beberapa pejabat bank sentral AS (The Fed) akan memberikan pernyataan dan pendapatnya sepanjang pekan ini dalam hal kondisi perekonomian dan pandangan ke depan.
Pada hari ini, Senin 924/6/2024) pidato dari Gubernur Fed, Christopher J. Waller dalam acara The International Journal of Central Banking Annual Research Conference 2024, Roma, Italia
Pada Kamis (27/6/2024), Gubernur Michelle W. Bowman akan hadir dalam Policy Exchange Event with Governor Bowman, London, Innggris dengan memberikan perspektif perihal kebijakan moneter AS. Kemudian gubernur Lisa D. Cook dalam Tthe Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York akan menyampaikan soal prospek ekonomi.
Dilanjutkan pada Jumat (28/6/2024), Michelle W. Bowman menggelar diskusi dan percakapan dalam Ronald Reagan Presidential Foundation and Institute Leadership Council Conference(virtual). Momen ini memberikan kebebasan bagi penanya untuk menggali lebih dalam soal pandangan Bowman sebagai perwakilan Fed.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran (08.30 WIB)
Bank Dunia akan meluncurkan Economic Prospects - June 2024 edition, dengan judul "Unleashing Indonesia's Business Potential (09.00 WIB)
Kick Off Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) 2024. Narasumber: Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa keuangan (09,00 WIB)
Media Briefing Penerbitan SBR seri SBR013T2 & SBR013T4 (11.30)
- Inflasi Singapura (12:00 WIB)
- Pidato Fed Waller (14:00 WIB)
- Cadangan Devisa Turki (18:30 WIB)
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Cum Date Dividen: BUDI, EMTK, ERAL, ESTI, GDST, INDS, IPCM, KOCI, MLBI, MTLA, MYOR, SCMA, SUNI, TBLA.
- RUPST: ABBA, AGII, ALII, BAIK, BAPI, BSSR, BUDI, CBPE, HDTX, HELI, IBFN, IPPE, JKSW, KLAS, LPKR, MDKI, MNCN, MSIN, MTWI, MYOH, OMRE, PAFI, PORT, PTPW, RDTX, RICY, SAMF, SMKM, SMLE, TAMU, TARA, TELE, TFAS, TSPC.
- Right Issue: FITT.
Berikut untuk indikator ekonomi RI :
վ INDONESIA RESEARCH
[email protected]