²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
14 February 2025 06:15
INFOGRAFIS, Trump Ngamuk Bank Dunia Utangi China
Foto: Infografis/Trump Ngamuk Bank Dunia Utangi China/Edward Ricardo
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam kemarin, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street terbang setelah Trump menunda pengenaan tariff perdagangan
  • Kebijakan tarif Amerika dan kinerja keuangan emiten akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam pada perdagangan kemarin. IHSG kembali loyo sementara nilai tukar rupiah masih menguat.

Jelang akhir pekan, pergerakan bursa saham dan rupiah diperkirakan kembali volatile pada perdagangan hari ini mengingat masih terdapat beberapa sentimen dan data-data ekonomi yang dirilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan Kamis (13/2/2025) ditutup melemah 0,48% ke 6.613,57. IHSG bahkan sempat ambruk 1% lebih ke 6.565,78.

Nilai transaksi perdagangan kemarin mencapai Rp 11,01 triliun dengan volume sebanyak 14,27 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,02 juta kali. Sebanyak 307 saham menguat, 251 saham turun, dan 232 saham stagnan.

Secara sektoral, nyaris setengah sektor yang diperdagangkan di IHSG berada di zona merah, dengan koreksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang melemah 0,64%.

Secara spesifik saham emiten kapitalisasi besar dan blue chip masih menjadi beban utama pergerak IHSG kemarin.

Amman Mineral Internasional (AMMN) kemarin turun 5,92% menjadi saham dengan kontribusi terbesar atas pelemahan IHSG sebesar 13,61 indeks poin.

Kemudian ada saham Bank Central Asia (BBCA) yang turun 1,64% dan berkontribusi atas pelemahan IHSG9,76 indeks poin.

Lalu melengkapi tiga besar adalah emiten Prajogo Pangestu, Chandra Asri Pacific (TPIA), yang kembali terperosok usai mengalami penguatan pada perdagangan kemarin. Saham BREN tercatat turun 4,39% dan berkontribusi atas pelemahan 7,43 poin indeks IHSG.

Terpuruknya IHSG seiring dengan aksi jual asing yang masih terjadi. Pada perdagangan 12 Februari 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih atau net sell sebesar Rp208,21 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp231,14 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp22,93 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Dari sisi rupiah, mata uang Garuda pada penutupan perdagangan Kamis (13/2/2025) terpantau menguat tipis meskipun data inflasi Amerika Serikat (AS) kembali panas.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah melemah 0,06% di level Rp16.350/US$1 pada perdagangan Kamis (13/02/2025). Posisi tersebut melanjutkan penguatan tipis sehari sebelumnya sebesar 0,06%. Namun, penguatan dua hari kemarin belum bisa menghapus pelemahan dalam mingguan sebesar 0,49%.

Penguatan rupiah seiring dengan tekanan indeks dolar AS (DXY) yang melandai pada perdagangan kemarin.

DXY terpantau mengalami retracement normal usai rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang pada Rabu yang menunjukkan inflasi kembali ketat.

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%. Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Selain itu, Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan inflasi tetap tinggi di atas target 2% dan bank sentral ingin menjaga kebijakan moneter tetap hati-hati.

Ekspektasi pasar bermanuver dengan cepat dan kini melihat hanya akan ada sekali penurunan suku bunga saja tahun ini. Artinya, era suku bunga tinggi masih berlanjut lebih lama.

Tak hanya sampai di situ, kekhawatiran terhadap potensi dampak ekonomi dari kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump terus mendukung aset-aset safe-haven seperti emas guna menahan banyaknya ketidakpastian saat ini.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (13/2/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat 0,07% di level 6.851 dari perdagangan sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pula sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).

Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali berpesta usai setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif timbal balik pada mitra dagang AS.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/2/2025), Dow Jones menguat 0,77% di level 44.711,49, begitu juga dengan S&P 500 naik 1,04% di level 6.115,07, dan Nasdaq melesat 1,50% di level 19.945,64.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan tarif tersebut akan sesuai dengan bea masuk yang lebih tinggi yang dikenakan oleh negara lain dan dapat diberlakukan dalam beberapa minggu karena tim perdagangan dan ekonomi Trump mempelajari tarif bilateral dan hubungan perdagangan.

Saham juga naik setelah data menunjukkan harga produsen AS meningkat. AS melaporkan Indeks Harga Produsen (PPI) mengalai kenaikan atau inflasi sebesar 0,4% secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2025. Inflasi lebih rendah dari Desember yang tercatat 0,3% tetapi di atas ekspektasi pasar yakni 0,3%.

Secara tahunan (yoy), inflasi PPI menembus 3,5% pada Januari 2025. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,2% dan tetap bergerak pada level tertinggi sejak Februari 2023.

Inflasi inti PPI tercatat 3,6% pada Januari 2025, lebih rendah dari Desember (3,7%). Namun, angkanya jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,3%.

Kendati PPI naik, pelaku pasar melihat data PPI pada Januari 2025 bisa menjadi sinyal dari pergerakan inflasi pengeluaran konsumen (PCE) yang akan tidak sekencang dugaan mereka. PCE merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan.

"Komponen-komponen yang memengaruhi PCE, saya rasa, adalah alasan di balik perayaan hari ini. Itu juga membantu menurunkan imbal hasil sedikit," kata Adam Turnquist, kepala strategi teknikal di LPL Financial, kepada ²©²ÊÍøÕ¾ International.

"Kami mengamati 4,5% sebagai batasan untuk pergerakan naik yang telah terjadi sejak September. Penurunan di bawah angka itu akan menjadi tanda baik bagi pasar saham," tambahnya.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun bergerak turun tajam ke 4,53% menyusul laporan tersebut.

Saham Tesla (TSLA.O) melonjak 5,9%, Nvidia (NVDA.O) naik 3,2%, dan Apple (AAPL.O) naik 2%, sehingga mengangkat indeks S&P 500 hingga mendekati rekor tertingginya pada penutupan 23 Januari.

"Investor ekuitas mengambil isyarat dari pasar obligasi. Investor juga bersiap menghadapi angka inflasi yang sangat tinggi, berdasarkan tarif." ," ujar Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital, kepada ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Hari ini menjadi hari terakhir perdagangan pasar keuangan baik untuk IHSG, SBN dan juga rupiah. Meski perjalanan IHSG tak begitu baik dalam pekan ini, investor masih berharap IHSG dapat ditutup di zona hijau sebelum libur akhir pekan dengan sentimen-sentimen yang ada pada perdagangan hari ini, mulai dari dari rilis kinerja keuangan emiten hingga data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Rencana pengenaan tarif perdagangan yang disampaikan Trump akan menjadi sentimen utama penggerak pasar hari ini. Bagi IHSG, rupiah hingga SBN, pemberlakuan tarif akan meningkatkan ketidakpastian global hingga pelemahan ekonomi dunia. Tidak hanya itu, rencana tarif Trump dikhawatirkan akan memicu keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia secara besar-besaran. Pasalnya, investasi di AS akan semakin menarik sehingga dolar AS menguat dan mata uang lain akan terus melemah.
Investor juga akan membawa kembali modalnya dari Emerging Markets seperti Indonesia balik ke AS yang membuat tekanan besar pada SBN, IHSG, hingga rupiah.

Trump Bakal Terapkan Tarif Perdagangan Baru Paling Telat April

Presiden Donald Trump memerintahkan pemerintahannya untuk mempertimbangkan penerapan tarif timbal balik  atau resiprokal pada banyak mitra perdagangan. Trump menganggap sistem tarif saat ini tidak adil bagi AS.

Pada Kamis (13/2/2025), Trump menandatangani memorandum presiden yang merinci rencana besarnya untuk memberlakukan tarif resiprokal atau imbal balik kepada mitra-mitra dagang AS.
Perintah ini akan mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS dan Menteri Perdagangan untuk mengusulkan bea masuk baru secara per negara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan.

Proses ini diperkirakan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk diselesaikan. Howard Lutnick, calon Menteri Departemen Perdagangan, mengatakan kepada wartawan bahwa semua studi harus selesai pada 1 April dan Trump bisa bertindak segera setelahnya.

"Mereka mengenakan pajak atau tarif pada kami dan kami akan mengenakan tarif pada mereka," kata Trump selama acara pers di Ruang Oval, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Presiden mengatakan AS akan memperlakukan kebijakan non-tarif negara lain sebagai praktik perdagangan yang tidak adil yang memerlukan tarif sebagai respons.

Kebijakan itu termasuk pajak pertambahan nilai (PPN), atau VAT, dan praktik lain yang dianggap oleh kantor Perwakilan Perdagangan AS sebagai pembatasan perdagangan yang tidak adil.

Trump mengatakan bahwa negara-negara lain tidak akan diizinkan untuk mengirimkan barang atau barang lainnya ke AS melalui negara lain. Dia juga menyarankan bahwa tarif tambahan, termasuk pada impor mobil, akan segera diberlakukan.

"Kami ingin level playing field yang setara," kata Trump.

Dalam sebuah postingan di Truth Social yang dikirim setelah acara tersebut, Trump mengatakan bahwa rencananya akan mencakup ketentuan untuk "subsidi" dan "Tarif nonmoneter dan Hambatan Perdagangan" yang diterapkan oleh negara lain.

"Amerika telah membantu banyak negara selama bertahun-tahun, dengan biaya keuangan yang besar. Sekarang saatnya negara-negara ini mengingat hal itu, dan memperlakukan kami dengan adil," tulis Trump.

Tarif baru ini akan menyesuaikan bea masuk yang telah diberlakukan Trump pada China, Kanada, dan Meksiko, serta pada impor baja dan aluminium. Tarif Trump pada Kanada dan Meksiko saat ini ditangguhkan setelah kedua negara berjanji untuk memerangi penyebrangan ilegal dan perdagangan narkoba di perbatasan mereka dengan AS.

Sejak menjabat, Trump telah memberi sinyal rencananya untuk memberlakukan tarif pada Uni Eropa. Dia menyoroti defisit perdagangan AS dengan mitra-mitra Eropa dan mengeluhkan bahwa negara-negara Uni Eropa tidak membeli cukup banyak mobil Amerika atau peralatan pertanian.

Pemimpin Uni Eropa telah bersumpah untuk membalas tarif baru dari AS, sambil memperingatkan bahwa tindakan Trump berisiko memicu perang dagang yang meluas yang pada akhirnya merugikan semua pihak.

Trump juga mengatakan negara-negara BRICS dapat menghadapi tarif 100% dari Amerika Serikat "jika mereka ingin bermain-main dengan dolar."

"Jika ada perdagangan yang lolos, tarifnya akan 100%, setidaknya," kata Trump sebagai respons atas pertanyaan mengenai negara-negara BRICS - Brasil, Rusia, India, dan China - yang membentuk mata uang mereka sendiri.

Rilis Kinerja Keuangan Unilever

PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) melaporkan penjualan bersih sebesar Rp35,1 triliun sepanjang tahun 2024. Hal ini didukung oleh beberapa strategi yang telah dipersiapkan perseroan.

Presiden Direktur Benjie Yap mengatakan penjualan pada tahun ini dipengaruhi oleh berbagai upaya tegas yang bertujuan untuk mengatasi masalah operasional demi memprioritaskan pertumbuhan jangka panjang.

Lebih rinci, penjualan domestik UNVR terkoreksi sebesar 8,7% secara tahunan (yoy). Hal ini disebabkan pertumbuhan harga dasar (underlying price growth/UPG) yang negatif sebesar -3,6% dan pertumbuhan volume dasar (underlying volume growth/UVG) yang negatif sebesar -5,2%.

Hal ini mendorong Unilever mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,4 triliun untuk tahun 2024. Angka ini terkoreksi sebesar 29,8% secara tahunan (yoy).

Benjie Yap mengatakan, sepanjang 2024, pihaknya mengambil tindakan tegas untuk menangani masalah-masalah utama dengan semaksimal mungkin. Meskipun berbagai upaya tersebut berdampak pada kinerja jangka pendek, namun langkah-langkah ini juga memperkuat fundamental bisnisnya.

"Berbagai tindakan untuk menata ulang bisnis yang kami lakukan akan meringankan biaya dan mendorong pertumbuhan. Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang," ungkap Benjie dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Keuangan UNVR, pada Kamis, (13/2/2025).

Sepanjang 2024, UNVR memprioritaskan penajaman fokus pada area-area dengan potensi tinggi, menyelaraskan organisasi, mempertajam keunggulan merek, serta terus meningkatkan efisiensi dan pelaksanaan operasional. Ke depan, Unilever yakin bahwa Perseroan dapat menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih kuat.

Sementara itu, melansir laporan keuangan per 31 Desember 2024, UNVR mencatat aset sebesar Rp16,04 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitasnya masing-masing tercatat sebesar Rp13,89 triliun dan Rp2,14 triliun.

Penjualan Mobil RI Anjlok

Penjualan mobil di awal tahun 2025 masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil dari pabrikan ke diler pada periode Januari 2025 hanya 61.843 unit, turun 11,3% dibandingkan Januari 2024.

Total penjualan mobil di segmen low cost green car (LCGC) juga turun dari 16.836 unit di Januari 2024 menjadi 13.782 unit pada bulan lalu, atau ada penurunan lebih dari 18%.

Sementara itu jika dibandingkan dengan penjualan LCGC di Desember 2024 juga ada penurunan sebanyak lebih dari 14%, pasalnya penjualan LCGC bulan lalu mencapai 14.446 unit.

Dari data Astra Internasional, penjualan khusus LCGC Astra juga turun dari 12.244 unit di Januari 2024 menjadi 9.427 unit di bulan lalu.

Market share atau pangsa pasar LCGC Astra juga turun dari 73% di Januari 2024 menjadi 68% pada bulan lalu.

Secara keseluruhan, Astra mendominasi penjualan domestik dengan angka 34.531 unit. Dengan capaian itu, pangsa pasar Astra mencapai 56%.

Indeks Harga Produsen (PPI) AS

Indeks harga produsen (PPI) Amerika Serikat (AS), untuk mengukur apa yang diperoleh produsen untuk barang dan jasa diumumkan kemari.

Indeks Harga Produsen (PPI) mengalai kenaikan atau inflasi sebesar 0,4% secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2025. Inflasi lebih rendah dari Desember yang tercatat 0,3% tetapi di atas ekspektasi pasar yakni 0,3%.

Secara tahunan (yoy), inflasi PPI menembus 3,5% pada Januari 2025. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar takni 3,2% dann tetap bergerak pada level tertinggi sejak Februari 2023.

Inflasi inti PPI tercatat 3,6% pada Januari 2025, lebih rendah dari Desember (3,7%). Namun, angkanya jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,3%.

Secara khusus, beberapa biaya yang terkait dengan perawatan kesehatan menunjukkan penurunan seperti perawatan dokter, misalnya, turun 0,5%. Selain itu, tarif pesawat domestik turun 0,3% dan harga layanan pialang turun 2,2%.

Meskipun rilis indeks harga produsen dan konsumen banyak dikutip sebagai pengukur inflasi, keduanya bukanlah yang utama yang digunakan The Fed. Sebaliknya, bank sentral berfokus pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang akan dirilis Departemen Perdagangan pada akhir Februari.

Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Rabu (12/2/2025), mencatat fokus The Fed yang lebih besar pada ukuran PCE, sambil memberi tahu Komite Layanan Keuangan DPR bahwa "kita belum sampai di sana" pada inflasi meskipun ia mengutip "kemajuan besar" yang telah dibuat sejauh ini.

Klaim Pengangguran AS

Jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran menurun pada minggu lalu, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap stabil di awal Februari.

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara tersebut turun 7.000 menjadi 213.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir 8 Februari, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada hari Kamis. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 215.000 klaim untuk minggu terakhir.

Klaim telah cenderung lebih rendah sepanjang tahun ini, konsisten dengan PHK yang rendah secara historis. Hal itu membantu mendukung ekspansi ekonomi, yang memungkinkan The Federal Reserve (The Fed) untuk menghentikan pemotongan suku bunga sementara menilai dampak kebijakan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Ekonom melihat dorongan Trump untuk deportasi massal imigran tidak berdokumen, tarif impor dan pemotongan pajak sebagai inflasi.

Bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50% pada bulan lalu, setelah menurunkannya sebesar 100 basis poin sejak September, saat memulai siklus pelonggaran kebijakannya. Suku bunga kebijakan dinaikkan sebesar 5,25 poin persentase pada tahun 2022 dan 2023 untuk mengendalikan inflasi.

Meskipun PHK rendah, kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan tidak lagi sebanyak setahun yang lalu, dengan bisnis mengambil sikap menunggu dan melihat.

Gaji nonpertanian meningkat sebesar 143.000 pekerjaan pada bulan Januari, sementara tingkat pengangguran berada pada 4,0%.

Sementara itu, jumlah orang yang menerima tunjangan untuk klaim pengangguran berkelanjutan, turun 36.000 menjadi 1,850 juta yang disesuaikan secara musiman selama minggu yang berakhir pada tanggal 1 Februari, menurut laporan klaim.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Indeks Harga Ekspor dan Impor AS Januari 2025
• Penjualan Ritel AS Januari 2025

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• Tender Offer PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)
• PUBEX PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM)
• PUBEX PT Tira Austenite Tbk (TIRA)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular