- Pasar keuangan Indonesia berhasil rebound kemarin, IHSG melesat 1%, rupiah kembali perkasa, dan surat utang diborong investor.
- Bursa Wall Street juga menghijau seiring kekhawatiran resesi mulai mereda setelah pejabat the Fed mengeluarkan nada dovish.
- Sentimen pasar hari ini akan lebih mencermati sejumlah rilis data, dari Tiongkok terkait neraca dagang sampai cadangan devisa RI.
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan RI berhasil melesat pada perdagangan kemarin, Selasa (6/8/2024) setelah mengalami panic selling pada awal pekan.
Pasar keuangan Indonesia diharapkan tetap kompak menghijau hari ini. Sentimen selengkapnya seputar prospek pergerakan pasar keuangan RI hari ini, Rabu (7/8/2024) silahkan dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan kemarin, membalikkan posisinya yang sempat merana pada perdagangan Senin kemarin.
IHSGÂ pada perdagangan kemarin ditutup melesat 0,99% ke posisi 7.129,21. Sepanjang perdagangan secara intraday kemarin, IHSG sempat melonjak hingga 1% lebih dan juga berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.100.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp 9 triliun dengan melibatkan 13 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 931.157 kali. Sebanyak 370 saham naik, 208 saham turun, dan 206 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur, energi, dan transportasi menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni masing-masing mencapai 1,62%, 1,38% dan 1,22%.
Saham petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 11,9 indeks poin.
IHSG mengekor bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas juga bangkit dari zona koreksi. Indeks Nikkei 225 pun memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik yakni terbang 10,23%, disusul KOSPI Korea Selatan yang melejit 3,3%.
Selain itu, indeks Shanghai Composite China menguat 0,23% dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,41%.
Beralih ke nilai tukar rupiah, pada perdagangan kemarin juga berhasil bergerak atraktif seiring dengan besarnya arus dana asing yang masuk ke pasar domestik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,12% di angka Rp16.160/US$ pada perdagangan kemarin. Penguatan ini semakin memperpanjang tren apresiasi yang telah terjadi sejak 31 Juli 2024 atau lima hari beruntun.
Penguatan rupiah terjadi seiring dengan aliran dana asing kembali masuk ke RI. Inflow asing ke pasar saham misalnya pada kemarin, meskipun masih tipis sudah kembali net buy di pasar reguler sebanyak Rp15,27 miliar.
Ekonom BCA, Barra Kukuh Mamia menjelaskan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ bahwa rupiah masih ditopang oleh inflow sehingga menguat.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 29 Juli-1 Agustus 2024 di mana investor asing tercatat beli neto Rp10,27 triliun terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan beli neto Rp2,31 triliun di saham.
Inflow sepekan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima pekan terakhir atau lebih dari sebulan. Inflow mendekati pekan terakhir Juni (Rp19,69 triliun).
Bukti Surat Berharga Negara (SBN) yang diakumulasi tersebut juga tercermin dari posisi imbal hasil SBN acuan bertenor 10 tahun yang sempat menyentuh posisi terendah sejak pertengahan Mei 2024 pada awal pekan ini.
Sementara untuk perdagangan kemarin, yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun berakhir di 6,82%. Ada sedikit penguatan 0,24% dalam sehari, tetapi tren masih kokoh dalam penurunan.
Perlu dipahami, pergerakan yield dan harga pada obligasi itu berlawanan arah. Jadi, jika yield terus melandai, ini menunjukkan investor terus memburu surat utang negara RI yang kemudian membuat harga menanjak.
Halaman 2 >>Ìý
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa malam sampai Rabu dini hari (6 - 7 Agustus 2024) seiring dengan kekhawatiran resesi yang mereda dan nada dovish the Fed.Â
Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 294,39 poin atau 0,76% menjadi 38.997,66. sementara Nasdaq Composite (.IXIC) tumbuh 1,03% atau 53,62 poin ke posisi 5.239,95. S&P 500 juga niak 1,03% ke posisi 5,239.Â
Sebagian besar saham mega caps menguat, termasuk Nvidia (NVDA.O) yang bangkit kembali sebesar lebih dari 6%. Saham META, perusahaan yang menaungi platfrom Facebook dan Instagram juga menguat nyaris 4%. Ada juga saham emiten perbankan besar AS, JP Morgan yan naik 2,93%.Â
Sementara untuk Apple (AAPL.O) masih merosot 1,35% setelah Berkshire Hathaway milik Warren Buffett (BRKa.N) memangkas kepemilikan mereka.
Sejauh ini sentimen pasar yang menggerakkan bursa Wall Street didukung komentar penolakan terkait ancaman resesi akibat data pasar tenaga kerja pekan lalu. Setidaknya ini memberikan "angin segar" yang membuat kekhawatiran akan resesi mereda.
Melansir dari Reuters, beberapa dari mereka juga tidak tinggal diam, mereka juga menegaskan bahwa Fed perlu segera memangkas suku bunga untuk menghindari potensi kemunduran ekonomi.
Pelaku pasar kini membaca peluang sekitar 75% bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September. Menurut alat FedWatch dari CME Group Investor memproyeksi Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 - 4,50%
Halaman 3 >>
Pergerakan pasar keuangan pada hari ini, Rabu (7/8/2024) akan diwarnai sentimen dari eksternal maupun domestik, mulai kelanjutan respon pasar terhadap nada dovish the Fed, berlanjut ke penantian rilis data neraca dagang China sampai cadangan devisa RI.
Menguatnya IHSG dan bursa saham dunia global kemarin menjadi kabar baik setelah bursa saham global berdarah-darah pada Jumat pekan lalu dan Senin kemarin. Seperti diketahui, bursa saham menjadi lautan merah pada Senin pekan ini karena aksi jual besar-besaran. Kondisi ini semula dikhawatirkan akan berlangsung lama. Namun, saham dengan cepat berbalik arah pada Selasa. Â
Begitu pula dengan nilai tukar. Mata uang Garuda sempat ambruk pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2024 tetapi sudah kembali menguat. Menghijaunya bursa saham dan rupiah diharapkan terus berlanjut hari ini.
Berikut rangkuman beberapa sentimen yang potensi menggerakkan pasar keuangan RI hari ini :
Pejabat The Fed Beri Nada Dovish, Kekhawatiran Resesi Mereda
Para pejabat the Fed baru-baru ini memberikan komentar penolakan terhadap gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengingatkan jika ambruknya saham pada pekan lalu dan Senin tidak bisa memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga sesuai keinginan pasar. The Fed tetap bergerak sesuai data yang berkembang.Â
"Tidak ada dalam mandat Fed yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasar saham merasa nyaman," kata Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, dalam wawancara dengan New York Times.
Sebagaimana diketahui, pada awal pekan ini, market dilanda volatilitas yang sangat tinggi, VIX index yang mengukur ketidakpastian pasar hanya dalam sehari naik lebih dari 60%. Seluruh instrumen di pasar keuangan global pun tak kebal dari goncangan.
Meski begitu, pada kemarin VIX indeks sudah kembali turun dengan cepat yang menunjukkan pemulihan pasar keuangan, termasuk IHSG sampai rupiah.
Pemulihan gerak pasar yang cepat, salah satunya dipengaruhi komentar para petinggi Fed yang menolak gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi
Komentar penolakan pejabat the Fed terhadap resesi tersebut setidaknya memberikan "angin segar" yang membuat kekhawatiran mereda.
Melansir dari Reuters, beberapa dari mereka juga tidak tinggal diam, mereka juga menegaskan bahwa Fed perlu segera memangkas suku bunga untuk menghindari potensi kemunduran ekonomi.
Pelaku pasar kini membaca peluang sekitar 75% bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September. Menurut alat FedWatch dari CME Group Investor mengestimasi Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 - 4,50%.Â
Wait and See Neraca Dagang China
Sentimen berikutnya akan dari negeri Naga Asia, Tiongkok yang akan merilis neraca dagang pada pagi ini, sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut penghimpun data, Trading Economics, pasar memperkirakan surplus neraca dagang China untuk periode Juli 2024 akan menyusut tipis ke US$ 99 miliar dari bulan sebelumnya US$ 99,05 miliar.
Sementara itu, ekspor diperkirakan bisa tumbuh lebih atraktif mencapai 9,7% dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,6%. Sedangkan, impor diproyeksikan bisa turnaround dengan tumbuh positif 3,5% dari bulan lalu yang masih kontraksi 2,3%.
Sebagai catatan, surplus neraca perdagangan pada bulan lalu sebenarnya sudah mencetak posisi terbesar sejak Juli 2022 akibat lonjakan ekspor yang mencatat laju tercepat dalam 15 bulan dan melampaui konsensus sebesar 8%, meskipun impor masih turun.
Bagi Indonesia, Tiongkok merupakan partner dagang terbesar dalam ekspor-impor. Perlu diperhatikan jika impor China tidak kunjung pulih ini atau meleset ekspektasi akan berdampak cukup besar bagi perdagangan Indonesia. Sebaliknya, jika impor membaik tentu akan berdampak positif ke Tanah Air.
Cadangan Devisa RI
Beralih ke domestik, akan ada rilis data cadangan devisa untuk periode Juli 2024 yang akan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) pada pagi ini sekitar pukul 10,00 WIB.
Posisi cadangan devisa diperkirakan bisa turun lantaran dipengaruhi prospek pelemahan permintaan ekspor dan kinerja rupiah yang mengecewakan bulan lalu.
Salah satunya dari pelemahan permintaan ekspor ke AS, meskipun ekspor Indonesia ke AS tidak sebesar ke China, tetapi bahan baku atau barang setengah jadi yang dikirim ke China juga akan diolah dan berakhir di AS lagi.
Melihat dari sisi makro, pelemahan ekspor ke AS ini disinyalir karena daya beli yang turun di tengah kondisi pasar tenaga kerja yang mengecewakan di tambah kondisi manufaktur yang masih terkontraksi.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar US$ 140,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2024 sebesar US$ 139,0 miliar.
Meskipun ada potensi penurunan untuk cadangan devisa terkini, tetapi Bank Indonesia (BI) masih tetap menjaga posisi cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Halaman 4 >>Ìý
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Rilis neraca dagang China periode Juli 2024
Presiden meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (09.00 WIB)
Pengucapan sumpah jabatan Ibu Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Sumpah jabatan akan dilaksanakan di hadapan Ketua Mahkamah Agung RI (09.00 WIB)
Jumpa pers peluncuran platform Digital Growin' by Mandiri Sekuritas & Economic and Market Outlook - Semester II-2024 (09.30 WIB)
Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) sebagai Perusahaan Tercatat ke-33 di BEI pada tahun 2024 di Main Hall BEI, Jakarta (09.00 WIB)
Press conference supply chain & national capacity summit 2024 di ruang rapat arun lantai 35 kantor SKK Migas, Gedung Wisma Mulia I, Jakarta (08.30 WIB).
Cadangan Devisa RI periode Juli 2024
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Listing perdana saham DOSS
Cum date dividen interim SMDR
Cum date dividen interim SMSM
Berikut untuk indikator ekonomi RI :Â
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.